Setelah Pertemuan Itu

62 15 4
                                    

"Hai, Suho Ahn!"

Sieun berusaha menyapa seriang yang dia bisa. Memandang lurus ke arah sahabatnya yang sudah lama hilang, Suho, yang ternyata bekerja sebagai barista di sebuah warung kopi di sebuah tempat peristirahatan.

Suho memandangnya dengan tatapan terkejut, lalu mengatakan sesuatu.

"Maaf... kau siapa ya? Bagaimana kau bisa tahu namaku?"

Pertanyaan itu sontak membuat dunia Sieun seolah runtuh.

Suho... tidak mengingatku?

Meskipun perasaannya kacau balau, Sieun berusaha mengendalikan ekspresinya. Menyakinkan dirinya kalau ini pasti akibat dari jatuhnya dia dari atap.

"Aku Sieun Yeon..." ujar Sieun pelan. "Aku temanmu..."

"Temanku...?" perkataan Suho menggantung di udara.

Sieun langsung terkejut saat dia melihat hidung Suho tiba-tiba mengeluarkan darah.

"Suho... kau mimisan!" seru Sieun kaget.

"Uh..." Suho merintih pelan sambil memegang kepalanya. Tubuh Suho mulai limbung.

Sieun buru-buru masuk ke bagian kasir untuk menahan tubuh Suho agar tidak terjatuh ke lantai. Dia berhasil menahan tubuh Suho tepat waktu, saat Suho mulai roboh dengan hidung yang masih mengeluarkan darah. Kedua matanya terpejam.

"Suho! SUHO!"

Teriakan Sieun langsung mengundang perhatian para karyawan lain dan teman-temannya yang menunggu di luar.

.

.

.

"Jadi kau teman Suho Ahn ya..."

Manajer kafe, seorang pria paruh baya, mengangguk pelan saat dia mendengar penjelasan dari Sieun. Suho tengah terbaring di ruang istirahat karyawan, dia masih belum sadar.

"Maaf... saya tahu saya terkesan lancang... tapi apa saya boleh tahu soal Suho yang bekerja di tempat ini?" tanya Sieun pelan.

Manajer kafe terdiam sejenak sebelum bicara.

"Tiga bulan yang lalu... sewaktu aku mengunjungi anakku yang sedang dirawat di rumah sakit, aku bertemu dengan Suho. Dia sama seperti anakku, sedang menjalani masa pemulihan di rumah sakit. Karena dia sering bermain dengan anakku, kami jadi akrab. Katanya dia baru saja terbangun dari koma setelah mengalami kecelakaan. Dia mengalami cedera parah di kepalanya, yang menyebabkan dia mengalami amnesia jangka pendek. Sehingga Suho tidak begitu ingat masa-masa sebelum dia kecelakaan."

"Keluarga Suho mengalami kesulitan finansial karena biaya pengobatannya yang sangat mahal. Karena itu aku menjadikan Suho karyawanku. Dia anak yang ramah dan ceria, semua orang menyukainya. Tentunya aku memastikan Suho tidak memaksakan diri, karena dia sampai sekarang masih menjalani terapi dan harus kontrol di rumah sakit tiap beberapa minggu sekali. Jujur saja, ini kali pertama Suho pingsan setelah keluar dari rumah sakit... aku juga sangat terkejut..."

Sieun menundukkan kepalanya. Dia tahu Suho pasti juga melewati banyak hal, tapi dia tak menyangka Suho harus melewati masa-masa seberat itu.

"Maafkan saya karena membuat anda kerepotan..." ujar Sieun sambil menunduk. "Padahal anda sangat baik pada Suho...."

"Tidak perlu minta maaf, Sieun. Kau dari Seoul kan? Kalau kau jauh-jauh datang ke sini hanya untuk bertemu dengan Suho, dia pasti sangat berarti bagimu. Kau teman yang baik," ujar Manajer kafe. "Dilihat dari ekspresimu, sepertinya 'kecelakaan' yang dialami Suho bukan sekadar kecelakaan biasa ya?"

Weak Hero: Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now