37. CHANCE

2.6K 390 112
                                    




Belva tampak gugup.

Berada di kursi tunggu koridor rumah sakit, ia hanya mampu terdiam membisu. Entah bagaimana perasaannya sekarang, yang jelas, ada ketakutan dalam diri Belva yang membuatnya menggigil kedinginan meskipun tubuhnya sudah dibalut jas hitam milik Shaga. Ia menoleh, menatap Shaga yang sudah berjam-jam masih duduk menemaninya.

Sejak lelaki itu menyahut ponselnya dan mendengar langsung penjelasan dari pihak kepolisian, Shaga seketika meminjam mobil Calvin agar bisa membawa Belva langsung ke rumah sakit, tempat dimana papanya di rawat. Beberapa pihak berwajib masih berada di dalam ruang rawat inap Adhi bersama dokter yang menangani papanya dan Om Derry. Mereka seperti sedang mendiskusikan sesuatu yang Belva sendiri tidak tahu apa. Yang jelas, upaya pembunuhan yang dilakukan Vera beserta putrinya saat ini sedang dalam tahap penyelidikan.

Pintu rawat inap terbuka. Tiga polisi, satu dokter dan dua perawat kini keluar bersama dengan Om Derry. Belva dan Shaga sontak berdiri mendekat.

"Ini... putri kandung Pak Adhi?" Tanya salah satu pria berperawakan tinggi besar.

"Benar, ini Belva, putri tunggal Pak Adhi dan ini pacarnya," terang Derry. 

Tiga polisi itu menjabat tangan Belva dan Shaga bergantian.

"Baik, mengenai kasus Pak Adhi, nanti saudari Belva akan dijelaskan langsung oleh pihak pengacara, begitu ya, Pak Derry?"

"Benar," jawab Derry lugas.

"Mengenai kondisi Pak Adhi sendiri, kita masih sama-sama menunggu hasil CT Scan. Benar begitu, Dok?"

Dokter yang bertanggung jawab atas kasus papanya mengangguk membenarkan. "Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi. Kita sama-sama berdoa."

"Dan, saudari Belva, apakah besok bersedia memberikan keterangan di kantor polisi untuk membantu penyelidikan?"

Belva menatap Shaga sekilas, yang langsung diangguki lelaki itu.

"Bisa," jawab Belva singkat.

"Baik, kalau begitu kami pamit dulu."
Ketiga polisi itu kemudian pergi bersama sang dokter. Tinggal Om Derry yang masih berdiri dihadapan Belva dan Shaga.

"Besok biar Om temani kamu ke kantor polisi."

"Om, sebenarnya apa yang terjadi."

Derry menatap Belva dan Shaga bergantian, kemudian menarik napas panjangnya. "Duduk dulu," titahnya mempersilahkan Belva dan Shaga duduk disampingnya di kursi tunggu.

"Adhi menemukan beberapa asetnya sudah berpindah tangan menjadi milik Vera. Mengetahui selama ini ternyata Vera melakukan itu demi selingkuhannya, papamu semakin geram. KDRT kembali terjadi, dan kebetulan Nadia sedang dirumah saat itu. Vera terlihat sedang diseret oleh papamu dari lantai dua. Karena tidak terima, Nadia mendorong papamu demi menyelamatkan mamanya. Alhasil, papamu jatuh dari anak tangga dan tak sadarkan diri saat itu juga."

Belva mendengarkan tanpa ekspresi. Sedangkan Shaga menyimak sembari memperhatikan reaksi gadis itu.

"Sekarang pihak kepolisian sedang mencari keberadaan Vera dan putrinya. Mereka membawa kabur beberapa aset papamu." Derry kemudian menepuk pundaknya. "Tapi jangan cemas, mereka tidak akan lama tertangkap karena kami sudah mengetahui kemana jejaknya."

"Hm." Belva mengangguk. "Boleh Belva lihat Papa?"

"Sekarang papa kamu belum boleh dijenguk, Bel. Besok pagi ya, setelah hasil pemeriksaannya keluar." Derry menatap Shaga. "Boleh minta tolong antarkan Belva pulang, Ga? Biar dia istirahat dulu."

ICE PRINCE & ICE PRINCESS [Sudah Terbit | End]Where stories live. Discover now