Ruang Waktu

PROLOG

Seperti apa keluarga itu seharusnya?

Yang saling mengasihi juga menjaga satu sama lain, suara gelak tawa dari lelucon ringan, atau mereka yang melangkah jauh namun tetap akan pulang pada rumahnya. Ratusan teori tentang keluarga telah ia baca. Tetapi ia masih terjebak dilema, seperti apa keluarga itu seharusnya?

Saat kecil dulu, Anna merasa cukup dengan kehidupannya. Ia senang dengan hal sederhana, sesederhana diantar ke sekolah dengan memeluk pinggang ayahnya yang mengendarai motor. Walaupun pada saat itu, Anna kecil sering ditinggalkan kedua orang tuanya bekerja, ia menerimanya.

Seiring berjalannya waktu, Anna paham, bahwa dunianya kini hilang.

“Seperti apa keluarga itu seharusnya?” bisik Anna dalam keheningan kelas.

“Keluarga ya? Ribuan teori sudah tertulis dalam buku tentang keluarga itu seperti apa. Ada yang mengatakan A, B, bahkan Z. Keluarga adalah mereka yang saling menyayangi dan akan tahu ke mana mereka pulang meski berpisah ratusan kilometer.”

“Menurut kamu sendiri, makna keluarga itu seperti apa?” tanya guru BK ditengah-tengah diskusi berlangsung.

Anna terdiam. Ia terjebak untuk menentukan suatu kesimpulan yang sama sekali ia tidak tahu artinya apa. Sedari tadi, ia hanya menjawab dengan asal untuk mengalihkan pembahasan tentang keluarga. Yang justru, semakin ia berkilah, semakin guru BK-nya tersebut bertanya.

“Arti keluarga bagi sebagian orang sulit untuk diungkapkan, Pak. Ribuan teori memang sesuai dengan kenyataan, namun tidak sesuai dengan kondisi kita. Mungkin itu maksud perkataan Anna.”

“Terima kasih, Janitra, telah membantu Anna tentang makna keluarga.”

Kejadian tiga tahun yang lalu pada masa SMA masih terngiang-ngiang dalam benak Anna.

Tentang makna keluarga yang sampai saat ini pun dia tidak tahu artinya. Masih terombang-ambing dalam suatu hal yang jalannya pun ia tak tahu.