Chapter 6: Jalan Keluar

Start from the beginning
                                    

"Ku tunggu nanti di lapangan, jangan sampai kabur, Raden," bisiknya dengan nada mengejak kemudian beranjak pergi.

Jam seolah berjalan begitu cepatnya. Di lapangan sudah berkumpul 3 orang pria yang terlihat tengah menunggu seseorang, namun entah kapan batang hidungnya akan terlihat. Panasnya matahari bahkan semakin membuat suasana hati ketiganya memburuk.

"Ck! Mana sih Raden cupu itu," decaknya kesal.

"Udah gue bilang, Bos. Dia itu mana berani datang ke sini, orang megang bola aja gemeter," ucap salah satunya.

"Benar, dia kan- argh! Siapa yang berani lempar bola ke gue bangsat!" makinya marah saat ucapannya terpotong karena sebuah bola yang tiba-tiba mengenai kepalanya.

"Anak muda jangan terlalu banyak bicara," ujar Arya dengan wajah datar. Ya, dia adalah pelaku pelemparan bola itu.

"Wahh, berani juga ternyata," ujar pria yang dipanggil 'Bos' tadi.

"Tentu saja, pemuda harus berani mengambil resiko. Walaupun gagal, itu lebih baik daripada bersembunyi dibalik zona aman."

"Alah, banyak bacot lu. Sini 1vs1 lawan gue. Kita taruhan, kalo gue menang, lo harus nurutin semua perintah gue," ujar pria angkuh itu.

"1vs1? Kamu ngeremehin aku? Kalian bertiga dan aku sendiri aja udah cukup," jawab Arya menyeringai angkuh.

"Buset, songong amat Raden satu ini. Jangan deh, gue takutnya lo malu nanti. Di sini kan banyak fans lo," terang si bos dengan songong.

"Ya sudah, sini maju," celetuk Arya membuat mereka mengangguk.

Dengan langkah kakinya yang terkesan sok paling jago, sosok yang dipanggil bos besar itu berlari menuju lapangan basket menghampiri Pierre.

"Lu udah siap kalah?" ejeknya.

"Sepertinya itu yang harus ku tanyakan padamu anak muda," ucap Arya datar.

"Cih! Oke jadi peraturannya yang masukin 15 poin pertama, maka dia yang menang," jelasnya.

"Perhitungan poinnya seperti apa?"

"Seperti biasa, di dalem 2 poin, diluar 3 poin, kalo dari tengah lapangan 5 poin."

"Oke, deal."

Pertandingan dimulai dengan Arya yang menyerang terlebih dahulu. Suara sorakan dukungan terdengar dengan keras, mereka lebih banyak mendukung si bos karena ke-famousannya. Meskipun tidak ada yang mendukung Arya, dalam waktu kurang dari 1 menit, si bos besar terbantai 15-0 oleh Arya. Kejadian tersebut membuat penonton terkejut. Si bos pun memanggil dua temannya dan dimulainya lagi ronde dua, namun kali ini Arya akan melawan tiga orang sekaligus.

"3 lawan 1? Sini maju!"

"Gak usah sombong lo," desis bos tadi merasa kesal.

Pertandingan dimulai kembali dengan 3 orang menyerang terlebih dahulu. Hingga membuat Arya sedikit terpressure. Si bos hendak memasukkan bola dengan teknik lay up miliknya. Arya langsung melompat untuk menghalau serangan si bos, block pun berhasil dilakukan.

"Segitu saja?" tanya Arya menatap remeh.

Kini giliran Arya untuk melakukan serangan. Namun, bukannya maju kedepan, ia justru mendribble bola kebelakang mendekati garis tengah lapangan. Dan boom!! Arya berhasil mencetak 5 poin dengan shoot dari tengah lapangan. Hal itu membuat 3 orang yang melawannya bengong seolah tidak percaya apa yang terjadi.

"Cih! bangsat hoki banget lu," makinya tak terima dengan apa yang barusan ia lihat.

"Hah? Hoki? Nih liat lagi."

Arya PierreWhere stories live. Discover now