Aku menyesap kopi di sebelah jendela kedai yang biasa. Kebetulan melihat papan iklan rokok tertentu yang menyala terang di tengah pudarnya senja.
"Setia itu nikmat", bunyi tulisan papan iklan itu.
Rasa kopi yang tersisa dimulutku terasa asam dan pahit lebih dari biasanya, seraya aku bergumam sinis,
Kalau memang nikmat, kenapa perselingkuhan itu ada? Apa rasanya nikmat karena belum terkhianati? Haruskah merasakan terkhianati dulu sebelum benar-benar memahami apa itu setia? Lagian setia itu apa?
Aku melirik cangkir kopi lain di ujung meja. Isinya penuh, belum tersentuh. Tak ada uap yang mengambang di tepi cangkir, tanda sudah mendingin.
Setelah memejamkan mata sebentar, aku bangkit dari kursi dan segera membayar lalu pergi.
Sebelum rasa asam dan pahit kopi ini sepenuhnya lenyap.
![](https://img.wattpad.com/cover/246447826-288-k310450.jpg)
YOU ARE READING
Sendawa Kopi - Kumpulan Quotes dan Prosa
PoetrySecangkir Kopi cukup buat mengurut lipatan-lipatan kening, memuntahkan segala tetek bengek yang dirumitkan atau sekadar konspirasi gigitan nyamuk numpang lewat. . . . Upload minimal 2 kali seminggu. Kurangnya, akibat habisnya kopi. Tolong maklumi. ...