SPRAWL OF NEO JAKARTA PART 1

36 2 0
                                    

Langit di atas kota itu terlihat kelabu seperti warna pada monitor rusak. Tiupan angin laut yang asin dan lembab memenuhi seluruh penjuru Bar Yotta Sera.

"Ayolah Joey, segelas lagi untuk teman lama." Erno mendengar seorang pelaut tua yang mabuk memohon kepada Joey untuk segelas sake panas. Tangan prostetik hitam pelaut itu menyentak - nyentak tidak beraturan sambil menunjuk – nunjuk ke arah Joey. "Ayolah Joey, segelas lagi... Aku janji aku akan membayar hutangku."

Joey hanya diam sambil memberikan segelas sake panas agar pelaut itu diam. Perutnya yang bulat tampak menempel ketat pada kaos oblongnya. Ia mengusap – usap kedua mata bionicnya. Mata bionic milik Joey adalah mata imitasi murah buatan Singapura yang dijamin dapat bertahan selama 30 tahun, namun pada kenyataannya ia selalu membeli mata baru setiap 3 bulan.

Erno menerobos masuk ke dalam Yotta Sera di antara kerumunan pemabuk. Bau sake panas dan keringat yang berterbangan begitu menusuk hidung.

"Sake atau Johnny Walker?" Ujar Joey sambil tersenyum.

"Johnny, tapi pastikan dia tidak menggunakan kursi roda."

"Heh... Bad Jokes as usual Ern." Joey menuangkan segelas Johnny Walker di depan Erno. Wajahnya yang gemuk dan jelek merupakan hal langka di zaman sekarang. "Sekarang sudah tidak ada lagi yang menggunakan kursi roda Ern. Prostetik jauh lebih murah dan jauh lebih mudah di dapatkan."

"Ya, aku tahu." Erno menenggak Johnny Walker tersebut ke dalam tenggorokannya. "It is just a bad joke."

Suara cekikian seorang pelacur melengking dengan tinggi. Pelacur tersebut mendekati Erno dan membelai pundaknya dengan jari – jemari prostetik terbuat dari plastik. "Aku bisa mendengar leluconmu semalaman tampan. Kamu bisa memilikiku hanya dengan beberapa kredit." Ujarnya dengan suara yang dibuat seksi.

"Fuck off! Aku tidak tertarik dengan pelacur plastik sepertimu." Erno mendorong pelacur itu dan ia meninggalkan Yotta Sera. "Fucking hell Joey. Aku bahkan tidak bisa minum dengan tenang di sini."

"Well. Dia hanya pelacur, berusaha mencari uang." Joey menuangkan segelas Johnny lagi ke gelas Erno. "Omong – omong, tadi the kid datang kemari mencarimu."

"Joshua?"

"Iya. Dia terlihat sangat senang dan antusias. Katanya dia telah berusaha menghubungimu sepanjang hari, tapi kamu tidak mengangkat."

Erno menyalakan Neural Brain Interface (NBI) yang tertanam di dalam kepalanya. Sebanyak 20 panggilan telepon masuk tidak terjawab. "Well... that kid clearly annoys me. Aku memblok NBI-nya supaya hari ini aku tidak diganggu." Ia menenggak gelas kecilnya dan membayar minuman. "Kalau Joshua datang kemari lagi, katakan padanya to fuck off."

----

Dentuman ombak ganas meninju tembok – tembok pemecah ombak. Bangunan – bangunan terbengkalai berdiri setengah tenggelam di atas laut. Relic – relic kehidupan terdahulu hanyut oleh waktu dan tenggelam di telan ombak.

Erno menyulut rokok tembakau terakhir yang ia miliki. Matanya memandang ke arah laut sambil melindungi jaket parka birunya dari air. "Fucking Hell!" gumamnya

Sudah 30 tahun sejak Jakarta Utara dan sebagian Jakarta Timur tenggelam ke laut karena erosi bawah tanah. Masyarakat memohon kepada pemerintah untuk membantu, memohon untuk mebuatkan kota apung bagi mereka namun kuping pemerintah ditutupi erat oleh kedua tangannya. Bagi mereka, jauh lebih mudah menyelamatkan yang tersisa daripada memperbaiki yang rusak. Kelima kota madya di Jakarta disatukan menjadi 1 kota besar, mereka menamainya Neo Jakarta.

----

Erno berumur 27 tahun. Pada umur 18 tahun, ia telah menjadi seorang salah satu NavNet terbaik bersama kakaknya sebagai Spyder di seluruh penjuru CyberNet. Mereka akan konek ke sebuah cyberspace bernama CyberNet untuk mencuri berbagai macam data dan informasi. Erno bertugas sebagai navigator yang menuntun kakaknya melewati berbagai labirin dan rintangan di dalamnya.

Cyberspace adalah dunia maya di mana jutaan informasi di dunia tersimpan dan sambung -menyambung menjadi jaring – jaring raksasa. Pada mulanya cyberspace diciptakan oleh USA (United States Of America) sebagai tindak perlawanan pada China yang menginfasi Taiwan. Taiwan yang dalam keadaan desperate akhirnya tunduk kepada China, namun keangkuhan USA membuat mereka ikut campur dalam masalah internasional. Sejak dulu USA selalu menganggap diri mereka superior, selalu menganggap diri mereka sebagai polisi dunia. Tetapi ikut campurnya mereka dalam masalah China dan Taiwanlah yang membawa seluruh dunia dalam kekacauan.

Roket dan Nuklir yang dimiliki oleh kedua negara super power saling menghujani satu sama lain. Setelah terjadi stalemate selama 5 tahun dan habisnya nuklir yang dapat dikirim, maka USA berusaha menyerang sistem komputer milik China.

Dengan bantuan Inggris dan Jepang, USA berhasil menciptakan cyberspace. Tujuannya adalah mencuri dan menghancurkan informasi komputer China. Para sekutu melatih tentara mereka untuk menjelajahi dan menginfiltrasi cyberspace. Dengan menggunakan cyberspase dan Neural Brain Interface kesadaran seseorang dapat masuk ke dalam komputer. Mereka dapat menyentuh sebuah data layaknya manusia menyentuh dinding dan mereka dapat menghancurkan data layaknya manusia membanting sebuah gelas. Tentara yang bertugas yang menginjakan kaki ke dalam cyberspace disebut Spyder, sedangkan tentara yang bertugas menavigasikan mereka disebut NavNet.

Hanya perlu 2 tahun bagi USA untuk mengalahkan kedua negara tersebut setelah kemunculan cyberspace. Kemenangan itu membuat China dan Taiwan bersatu menjadi sebuah negara sekutu jauh Amerika, yang diberi nama Eastasia. Cyberspace dijadwalkan untuk dimusnahkan setelah berakhirnya perang, namun beberapa mega korporasi seperti i-Tech, Lucient Corps, Seigyo Industries, dan yang lainnya membeli teknologi tersebut. Mereka membuat cyberspace raksasa yang diberi nama CyberNet. CyberNet menjangkau seluruh penjuru dunia yang terang dan juga yang gelap.

----

Erno masih ingat dengan jelas semua petualangan yang telah ia jalani bersama kakaknya. Berlari, berkelahi, mencuri, dan perbuatan kotor lainnya telah mereka lakukan bersama di bawah naungan cahaya warna – warni lampu neon. Berusaha mengais sebanyak mungkin uang untuk bertahan hidup di dunia yang rusak.

Kaum borjuis gendut yang tinggal di dalam gedung – gedung pencakar langit, mafia sadis setengah robot, dan orang – orang proletar kotor mereka semua adalah kliennya. Pekerjaan datang dan pergi, dan orang yang tidak memiliki apa – apa tidak bisa memilih – milih pekerjaan.

Neo Jakarta telah menjadi sebuah lampu neon yang mengundang banyak serangga hanya untuk menyengsarakan mereka.

Neon City : Jakarta Capital Of NightWhere stories live. Discover now