Tidak ada yang bisa dilakukan nya, selain menahan kecewa. Membiarkan tetesan air mengalir dari matanya. "Sajangnim (CEO)... kau... tega sekali..."


Keesokan harinya.

Hari kesepuluh Beomsoo berada di Rumah Sakit. Untungnya, hari ini ia diperbolehkan pulang. Beomsoo naik taksi menuju agensi. Menahan kecewa, ia harus menerima kalau dirinya akan kembali menjadi trainee, dan berjuang lagi. Entah kapan bisa debut.


Kini, Beomsoo telah sampai di gedung agensi. Ia keluar dari lift sesampainya di lantai lima. Saat sedang berjalan, ia berpapasan dengan CEO. Beomsoo langsung membungkukkan badan.

CEO mendekatinya. "Beomsoo, kau sudah sembuh?"

"Sudah, sajangnim," jawab Beomsoo. Sambil menahan kecewa karena CEO mendebutkan Geonu dan lima member lainnya, tanpa dirinya.

"Syukurlah kalau kau sudah sembuh. Yaaa, Beomsoo. Seperti yang kau tau. Aku sudah mendebutkan boygroup Just B. Maaf, rencananya kau akan masuk grup itu. Tapi... KAU TERLALU LAMA DI RUMAH SAKIT. Padahal waktu debut sudah sangat dekat! Aku nggak sabar menunggu kau sembuh. Jadi aku putuskan, Just B debut enam orang saja. Tanpa kamu."

Beomsoo mengangguk. "Baik. Saya paham, sajangnim. Saya menerima keputusan sajangnim. Saya minta maaf karena terlalu lama di Rumah Sakit akibat penyakit yang saya derita."

"Baiklah kalau begitu. Mm... ngomong-ngomong kau mau kemana?"

"Hah? Mau kemana?" batin Beomsoo bingung. "Mau... ke dorm. Ke ruang latihan..."

"Tidak... tidak." CEO terdiam sejenak. "Maaf, Beomsoo. Mulai sekarang, kau bukan lagi trainee di agensi ku. Tolong kembali ke dorm, ambil barang-barangmu dan berkemaslah."

Beomsoo pun terkejut. "Tapi... sajangnim... kenapa?"

"Karena aku tidak mau punya trainee atau idol yang sakit-sakitan! Orang seperti itu cuma bisa merepotkan! Lihat dirimu, sampai gagal debut karena sakit! Maaf, Beomsoo. Kuharap kau mengerti dan terima keputusan ku."

CEO tanpa rasa bersalah, pergi meninggalkan Beomsoo menuju ruang pribadinya. Nafas Beomsoo lagi-lagi sesak. Shock karena semua yang terjadi padanya.

****


Koper besar itu diseret keluar. Mengikuti pemiliknya yang berjalan dengan kepala tertunduk. Pikiran Beomsoo kosong. Yang bisa ia lakukan hanyalah menyeret koper besarnya sambil berjalan meninggalkan gedung agensi.

Beberapa meter dihadapan nya, sebuah mobil terparkir. Dari dalam mobil, satu-persatu keluarlah enam orang member Just B. Mereka masih mengenakan kostum panggung, nampaknya sehabis mengisi acara music show.

Dari kejauhan, mereka melihat Beomsoo. Mereka hanya terdiam dengan wajah yang merasa bersalah. Beomsoo tau, mereka tidak bersalah. Mereka hanya mengikuti keputusan CEO untuk debut ber-enam, tanpa dirinya.

Hanya Geonu yang berani menghampiri nya. "Beomsoo, kau..."

Belum sempat Geonu bicara, Beomsoo mendorong tubuh Geonu agar menjauh, lalu buru-buru pergi. Geonu hendak mengejar, tapi ditahan oleh salah satu member.

"Sudah. Biarkan saja dia."

"Beomsoo!" teriak Geonu kearahnya yang berjalan semakin menjauh. "Mianhae! Maafkan aku!"

Kata maaf itu masih terdengar di telinga Beomsoo. Meski dirinya sudah berada jauh dari gedung agensi.


Di pinggir jalan itu, Beomsoo duduk bersandar diatas tanah, disamping koper besarnya. Ia tak menyangka. Trainee selama sepuluh bulan, sia-sia karena dirawat sepuluh hari di Rumah Sakit.

Lalu, ia teringat ucapan Zayyan :

"Tenanglah, Beomsoo. Mungkin ini pertanda baik untukmu?"

"Pertanda baik apa?"

"Bahwa kau akan debut! Kemarin kau mengalami kejadian yang buruk. Tentu, kelak kau akan mengalami kejadian yang baik."


"Kau salah, Zayyan!" mata Beomsoo berkaca-kaca. "Aku tidak bisa debut! Aku gagal!"

Beomsoo membenamkan wajahnya diantara kedua lengannya. Membiarkan tangisnya tumpah tanpa terlihat oranglain.


Tiba-tiba seorang cowok cool melewati jalan yang sama. Ia bernama Wain.

Kaki panjang Wain terus berjalan, hingga kemudian berada disamping Beomsoo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaki panjang Wain terus berjalan, hingga kemudian berada disamping Beomsoo. Wain heran melihatnya. Tidak terlihat wajah Beomsoo karena masih ia benamkan diantara kedua lengannya.

"Yaa! Kau menghalangi jalanku. Minggir!" kata Wain. Padahal ia masih bisa lewat didepan Beomsoo. Mendengar itu, Beomsoo mengangkat kepalanya dan mendongak keatas. Dari situlah, Wain bisa melihat pipi Beomsoo yang basah oleh airmata dan matanya yang sembab.

"Aneh," kata Wain. "Nangis kok dipinggir jalan? Ditengah jalan raya, dong. Biar greget."

****

Bersambung

Xodiac Punya CeritaWhere stories live. Discover now