٠١٤

2K 117 10
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

انظر ما قال ولا تنظر من قال
(lihatlah apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang menyampaikan)



Assalamualaikum.. Hai guys!, Alhamdulillah, hari ini kita masih diberikan Allah ta'ala kesempatan, kesehatan sampai bisa kembali berjumpa kembali:))

Maaf ya up nya lama. Saya benar-benar sibuk Minggu ini. Tapi Alhamdulillah nya waktu untuk merevisi bab baru saya tidak pernah absen, ya meskipun sedikit-sedikit waktunya kepotong untuk hal yang lainnya, tapi pada akhirnya atas izin Allah saya menyelesaikan revisinya. Sekali lagi saya ucapkan maaf ya buat para readers..😊🙏🙏

Oh iya, gimana nih puasanya?? Wahh pasti pada bahagia kann karena besok lebaran😍 hehe. Minal aidzin ya guys, jika dari bab pertama sampai bab sekarang saya memiliki kata yang kurang mengenakkan saya mohon sebesar-besarnya untuk memaafkan saya. Ataupun kata-kata saya saat membalas komentar kalian:)) tolong maafkan saya ya guys❤️

Nahh pasti kalian udah ga sabar buat baca cerita selanjutnya kan hehe. Monggo guys.. tapii.. Jangan lupa follow dulu ya buat yang belum follow. Kasih Vote dan komentar positif kalian.

Tolong ingatkan juga ya, kalau ada kalimat yang typo/membingungkan. Nanti biar saya revisi lagi❤️

Vote tidak berbayar kok guys. Kok pada gamau mencet bintangnya sih:) di pencet ya sayang. Suatu kebahagiaan yang kalian berikan kepada orang lain akan kembali menyertai kalian juga..

🌻🌻

Saat ini Manna dan keluarga tengah berkumpul di meja makan. Setelah menyelesaikan sarapan, mereka bersepakat untuk membicarakan bersama-sama prihal kepergian Manna yang mengurus bisnisnya di Italia.

Hari ini Manna pun memutuskan untuk tetap berada di rumah, mengingat dirinya hari ini adalah hari terakhirnya berada di rumah sebelum ia pergi ke Italia untuk menyelesaikan pekerjaannya selama kurang lebih sebulan.

Namun sebelum dirinya pergi, ia ingin kembali memastikan keluarga yang akan ia tinggalkan dalam keadaan ekonomi yang cukup. Dalam batinnya, meskipun keluarga dari suaminya selalu mengatakan kebutuhan ekonomi mereka cukup kepadanya, namun hal itu tak dipercayai begitu saja olehnya. Karena setiap waktu senggang, dirinya masih sering kali menciduk Ummah yang menangis saat sendirian begitu juga dengan Arina, tentu Manna mengerti apa alasan mertua dan adik iparnya itu sedih.

Faktor ekonomi keluarga suaminya itu benar-benar menjadi masalah dan penyebab jarangnya keluarga bisa berkumpul menikmati waktu bersama, karena semua orang benar-benar sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dan bahkan belakangan ini Arina terlihat sangat berkerja keras membantu mencari nafkah dengan cara membuat kue kemudian menjualnya di pasar. Ia sudah beberapa kali memaksa diri untuk membantu Arina dalam berjualan, namun adiknya itu selalu menolaknya.

Dari semua itu hidup Manna hari ke hari semakin tidak tenang, ia ingin kehidupan semua keluarganya dalam kondisi ekonomi yang cukup dan hidup yang bahagia. Ia tidak ingin orang yang ia sayangi hidup susah seperti ini, sedangkan dirinya saja selalu hidup dengan dikelilingi harta dan kebahagiaan.

Surga Allah Yang Ke-3Where stories live. Discover now