0.1

2 1 0
                                    

Ah kenapa ini bisa terjadi?
Sial. Tolong siapapun... Tolong katakan padaku semua ini cuma mimpi buruk tak ada akhir. Bangunkan aku, Kumohon..


•••× Something ו••
Chapter 1

________________________



"Aduh.. kenapa kepalaku sakit sekali..." Inusya, gadis berusia 18 tahun itu memegang kepalanya, mencengkram rambut hitam panjangnya dengan kasar dan kuat, berniat untuk menghilangkan rasa sakit hebat yang kini sedang ia rasakan.

Gadis itu bahkan menarik narik rambut nya, tetapi sialnya hanya mengakibatkan ia mengalami kerontokan rambut.. ia merasa frustasi dan kesal, Inusya melihat kearah jam dinding, yang ditempatkan tepat di hadapan kasurnya.

Inusya mengela nafas, melihat jam dinding itu menunjukkan tepat jam 07.55 entah pagi atau malam, ia sama sekali tidak mengetahuinya.

Satu satunya hal yang dia tau adalah dia terjebak di ruangan aneh ini selama setidaknya beberapa hari. Dinding nya berwarna biru muda seperti langit yang cerah pada pagi hari. Di ruangan itu terdapat kasur putih yang hangat dan nyaman bagaikan awan yang lembut.

Dan sepasang kursi dan meja putih dengan dilengkapi satu pak kertas dan pena.

Lalu, pintu coklat khas yang memiliki desain yang cukup cantik dan elegant. Entah beberapa kali gadis itu mencoba keluar.. pintunya memang tidak dikunci tetapi sebanyak apapun dia mencoba, dia akan selalu berakhir di ruangan yang sama. Selalu ruangan yang sama.. seakan akan ruangan itu tidak memiliki batas.

Inusya sekali lagi merasa frustasi, kepalanya sakit, rambutnya rontok dan dia tidak bisa keluar dari sana. Dia rindu kehidupan normalnya. Entah bagaimana ceritanya dia bisa berakhir di ruangan itu. Dia mulai menangis.. dan menangis. Dia duduk, menghadap jam dinding.. menatapnya dengan tatapan kosong.
Ia tidak tau apa yang ia harus lakukan, rasanya seperti ingin mati. Tetapi di ruangan ini, tidak ada benda yang bisa dia gunakan untuk b×nuh d1ri.. dan disini dia tidak merasa lapar sama sekali.

"Sial! Sial!! Siapapun! Tolong keluarkan aku dari sinii!!!" Inusya berteriak-teriak. Merasakan dirinya semakin lama semakin gila. Dia mulai menangis lagi, keputusasaan yang ia rasakan sangat menyiksa dirinya.

Setelah beberapa saat, dia merasa capai.. dia memutuskan untuk duduk di dekat meja sederhana bewarna putih itu, ia mengambil kertas dan pena.. mulai menulis. Menulis, menggambar hal hal simpel.

Ia terus menulis, dan menulis. Ia menulis hal yang ingin dia lakukan ketika ia keluar dari neraka ini. Ia terus menulis selama beberapa jam, seakan akan ia mengabaikan rasa pegal yang mulai merambat di jari jari nya.
Dan seakan akan tinta pada pena itu tidak ada habisnya.

Inusya telah menghabiskan sekitar 30 lembar kertas.. penuh dengan gambar dan tulisan. Berisi mimpi yang sepertinya tidak dapat ia raih, kebahagiaan nya dan kesedihannya. Seberapa ia merindukan keluarga, teman dan kekasihnya yang tercinta.




---



Beberapa hari berlalu.. mungkin sudah seminggu. Atau sebulan? Atau setahun? Inusya tidak tau. Keputusasaan Inusya kini telah mendarah daging.

Ia terus saja berbaring di kasur tanpa melakukan apapun. Tubuhnya gatal dan tidak nyaman karena entah kapan terakhir kali dia mandi.

Sampai di waktu tertentu, ia mulai mendengar bisikan bisikan kecil. Inusya berpikir mungkin dia kini sedang berhalusinasi saja.
Tetapi semakin lama, bisikan itu semakin terdengar jelas di telinga gadis itu, bagaikan bisikan iblis.


Inusya telah dibutakan oleh keputusasaan dan bisa dengan mudah dicuci otaknya, dia diberi dua pilihan.

1. Ikuti dan dengarkan perintah dari bisikan entah darimana itu.

2. Jangan dengarkan dia.

Inusya merasa bingung. Dia berada dalam dilema. Bisikan itu menawarkan hal hal yang sangat ia dambakan sejak lama, bisikan itu berjanji padanya untuk membebaskannya dan membawanya ke kehidupan normalnya yang lama.
Lama kelamaan, Inusya terhasut dan menuruti arahan dan tuntunan dari bisikan itu.




!!!




Inusya berasa gila.. ia gila dan senang akan hal itu, dia tak bisa berhenti tersenyum.
Darah menyebar dan mengalir deras dari lehernya, bajunya terkena noda dari darahnya sendiri, ia telah terduduk lemas dilantai. Dipenuhi kolam milik darahnya sendiri.
Entah dia harus senang atau tidak. Rasa sakit yang amat sangat ia rasakan di lehernya.
Setelah ia mengikuti bisikan sesad itu.

! Flashback !
Ia mengikuti arahan bisikan itu.. dia menyusun meja dan kursi agar dapat meraih jam dinding, dihancurkan ya benda itu sampai ia menghasilkan pecahan yang tajam.
Tanpa pikir panjang ia meng(slebew) lehernya sendiri.

Sekarang Inusya merasa pasrah dan siap untuk mati.



+-+-+-+




Mayat gadis itu terduduk di lantai, kolam darahnya lama kelamaan mengering.
Terdengar samar-samar suara seorang pria tertawa.

"Gadis cantik yang bodoh... Jika saja dia tidak merasa putus asa duluan dan memeriksa ruangan ini lebih seksama. Mungkin dia bisa menemukan jalan keluar yang asli haha!" pria itu tertawa, tawaan kejinya itu terdengar aneh dan tidak nyaman di dengar.

Ia menyengir sangat lebar seakan akan ia akan merobek mulutnya sendiri, menatap layar cctv dan melihat mayat Inusya lama kelamaan menjadi lebih pucat dan mengenaskan.

"Baiklah. Cukup sampai disini penyiksaan nya. Bawakan aku gadis lain!" Pria itu memerintahkan bawahannya, orang orang berbadan besar itu cuman mengangguk, beberapa dari mereka menarik masuk gadis lain yang kini telah pingsan dan yang lainnya membuang mayat Inusya dan membersihkan bekas bekas kejadian keji tadi.

"Hehe.. satu lagi eksperimen penyiksaan yang baru~ buatkan ruangan simulasi baru. Aku ingin penyiksaan yang berbeda-beda tiap gadis." Pria itu memerintah lagi, seakan akan dunia telah dikuasai oleh bisikan jahatnya.

















--------+



The end.
Pesan moral : -isi sendiri-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SomethingWhere stories live. Discover now