3.1.1 Cilok or Cinlok

Comincia dall'inizio
                                    

"Bacot lo kanebo kering! Ngomong noh sama diri lo sendiri!" Haidar segera beranjak dari samping temannya itu.

Namun sebelum itu dia membisikan sesuatu juga "Tadi gue liat Satya ngobrol sama minta nomor Kirana pas di belakang" ucapnya.

Januar hanya menaikkan alisnya, "apa hubungannya sama gue?"

"Enggak ada. Cuma ngasih tau doang," lanjut Haidar dengan smirknya lalu benar-benar beranjak dari sana.

Sementara itu Mahesa dan Felix sudah berpamitan untuk pulang karena ada panggilan mendadak dari kelompoknya jadi terpaksa harus segera pergi.

Dhisti juga kembali ke area cek kesehatan. Tadi dia bergantian dengan ibu PKK yang lain. Karena bu Rima tadi menelpon kader PKK yang lain untuk membantu. Jadinya anak KKN bisa bebas dan hanya sesekali memantau karena tugasnya sudah tergantikan dengan ibu-ibu PKK.

"Mobil siapa lagi tuh?" seru Lita lagi saat melihat ada mobil avanza yang parkir di dekat mobil Sonia tadi.

"Kayak mobil temen gue, tapi masak iya sih?" monolog Kirana.

"Emang temen kamu enggak ada ngabarin kalau mau kesini juga?" tanya Naura. Mereka posisinya sekarang sedang berdiri memantau dari belakang antrian.

Kirana menggeleng karena memang temannya tidak ada menghubunginya kalau akan kesini.

Mata Kirana membulat saat benar-benar temannya yang datang, bukan cuma satu orang, tapi tiga orang yang memang paling dekat dengannya di kampus. Bisa dibilang itu sirkel Kirana saat di kelas maupun di kampus. Mereka sudah berteman sejak jaman Maba.

Sedikit cerita sirkel Kirana itu terdiri dari empat orang yaitu Yesha, Chaerani, Maya, dan Kirana sendiri. Sirkel Kirana bahkan sudah terkenal seantero jurusan Administrasi Negara, bahkan mungkin sudah dikenal se-Fisip dan se- UDARA karena isinya perempuan cantik semua yang menjadi idaman para mahasiswa laki-laki di Fisip.

Namun Kirana dan sirkelnya tidak pernah merasa seterkenal itu. Lagian mereka juga tidak berharap terkenal bahkan berharap dikenal banyak orang, itu terjadi karena awalnya mereka hanya sering masuk di instagram UDARA cantik, terlebih Kirana dan Maya.

"Kiran! Apa kabar lo? Makin cantik aja buset" seru Yesha. Yesha itu harusnya sudah menjadi kakak tingkat Kirana, namun dulu sempat gap year karena tidak lulus di universitas negeri impiannya. Walaupun akhirnya memang harus berakhir di universitas swasta seperti sekarang.

"Apa sih lo. Kok pada kesini enggak ngabarin dulu deh?" ucap Kirana malah mengalihkan pembicaraan.

"Salahin Yesha, dia yang ngide mau ngasih kejutan ke lo sampe rela jemput gue di posko pagi-pagi" jelas Maya lalu dia tersenyum kepada anak perempuan 110 yang masih di belakang Kirana memperhatikan interaksi mereka.

"Gue sampe enggak boleh bikin story apapun pas mau kesini asal lo tau Ran," tambah Chaerani yang biasa di sapa Chae.

"Terharu dah gue, thanks ya udah kesini. oh ya kenalin nih temen-temen gue disini" ujar Kirana seraya mengenalkan Gauri, Yeshika, Naura, Lita dan Dhisti satu persatu.

"Kalian mau ikut donor darah?" tanya Yeshika setelahnya.

"Gue sih enggak soalnya BB gue kurang, tapi Maya sama Yesha iya" jelas Chaerani.

"Tapi kayaknya masih rame ya?" ucap Yesha yang melirik bagian samping gereja tempat donor darah.

"Iya, ada anak-anak BEM temennya temen gue" jawab Kirana.

"Mending kalian nunggu di bale aja. Kalau udah agak sepi gue panggil entar" ujar Lita menunjuk bale di depan rumah bu Sisca.

Dari arah belakang Nadhif datang untuk memanggil Yeshika, "Yes lo dipanggil Sam buat ke belakang" kata Nadhif tanpa menoleh pada teman-teman Kirana. Sepertinya dia juga tidak engeh kalau ada teman-teman Kirana.

KKN 110Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora