Part 1

5K 300 14
                                    

Happy Reading!

"Duh gimana nih? setelah ini mata kuliah pak Andra."guman Tasya sembari melirik temannya yang kini sedang fokus membuat contekan.

"Mey, lo tadi malam baca buku atau nggak?"tanya Tasya.

Meylisa yang sudah menyelesaikan kertas contekannya segera mendongak."Ya kagak. Mana ada waktu gue. Lo gimana?"

"Lah lo cuma nggak ada waktu, gua buku yang mau dibaca yang nggak ada."ucap Tasya membuat Meylisa tertawa lalu menggulung kertas contekannya kemudian memasukkan ke dalam saku celana.

"Lo bikin contekan kayak bisa dipakai aja."Ucap Tasya membuat Meylisa berdecak. Benar juga. Pasalnya dosen bernama pak Andra itu. Kalau UTS selalu keliling bahkan anehnya sering sekali berdiri di samping kursinya.

"Ck! Ngeselin banget tuh dosen. Gue sumpahin dikejar kambing di jalan supaya nggak bisa ke kampus."ucap Meylisa keras.

"Aamiin.." sahut beberapa teman di kelas yang mendengar perkataan Meylisa.

"Ya kagak mungkin. Kambing juga ogah cari masalah sama pak Andra. Takutnya dikasih nilai E terus dikeluarin dari dunia perkambingan."ucap Tasya membuat Meylisa mengacak rambutnya.

"Hahh semoga ada keajai_"

Ceklek

"Selamat pagi."

Meylisa melotot. Kagak ada yang namanya keajaiban kalau sudah berurusan dengan pak Andra, dosen paling tepat waktu seantero kampus.

Andra berdiri di depan kelas dan menatap semua mahasiswa. "Sudah siap untuk UTS hari ini?"

'TIDAK!' jawab semua mahasiswa dan mahasiswi serempak di dalam hati. Kalau disuarakan takutnya nilai E berubah jadi F.

"Ketua kelas?"tanya Andra meminta jawaban.

"Siap pak!"sahut Zulkifli tegas padahal tangan kanan gemeteran.

Andra mengangguk."Baguslah. Soal UTS hanya ada tiga dan saya ingin kalian mengerjakannya dalam waktu satu jam."

Meylisa melotot lalu segera mengacungkan tangannya. Enak saja satu jam. Satu soal yang diberikan pak Andra bahkan belum tentu bisa dikerjakan dalam waktu satu jam. Ini malah tiga soal satu jam.

"Iya. Ada pertanyaan?"tanya Andra menatap Meylisa.

"Anu pak. Cuma mau beritahu kalau mata pelajaran bapak hari ini selama dua jam."ucap Meylisa gugup.

"Saya tahu. Satu jam menjawab UTS, satu jam lagi kita akan membahas tentang pelajaran kita selanjutnya."ucap Andra membuat Meylisa menelan ludahnya kasar. Begitupun mahasiswa/i lain.

"Gue sumpahin pulang dari sini pak Andra keinjak tai." batin Meylisa kesal.

"Aamiin."batin Tasya karena ia yakin bahwa temannya pasti sedang menyumpahi pak Andra di dalam hati.

Tiga menit kemudian, keadaan kelas mendadak hening. Semua fokus membaca soal yang dikirim lewat file di grub kelas.

"Jika ada pertanyaan silahkan ajukan!"ucap Andra yang mulai melangkah keliling kelas.

Sedang Meylisa hanya membaca soal pertama. Ia diminta mencari tiga kebijakan yang dikeluarkan pemerintah lalu memberikan pendapat, kritik dan saran.

"Duhh gue bego banget sih. Sepertinya benar ini kata mama, gue perlu jodoh yang pinter buat ngimbangin kemampuan otak gue yang pas-pasan."gumam Meylisa pelan sembari memainkan penanya. Ia tak punya ide dan tak tahu harus menulis apa.

Disaat Meylisa sibuk berpikir, ia tak sadar bahwa ada seseorang yang berdiri tepat di samping kursinya.

"Masih belum menulis apapun?"tanya Andra membuat Meylisa melompat karena terkejut.

"Ya Allah, pak Andra. Kaget saya. Hampir aja plasenta saya jatuh ke lantai."ucap Meylisa sembari mengelus perutnya.

Andra hanya menggeleng pelan lalu lanjut keliling. Sedang Meylisa langsung memasang wajah julid.

"Susshh! Udah lo tulis aja kebijakan itu."bisik Tasya membuat Meylisa tersenyum cerah.

"Kebijakan apa? Buruan kasih tahu gue!"desak Meylisa.

Tasya segera bergumam."Itu anu_ kebijakan itu apa ya?"tanya Tasya membuat Meylisa melotot lalu kembali fokus pada kertasnya yang masih kosong.

'Bodo amat lah. Tulis aja seadanya.' batin Meylisa dan mulai menulis kata demi kata.

Satu jam berlalu dan tanpa tambahan waktu sedikitpun. Kertas ujian mereka diminta untuk dikumpulkan.

"Saya akan koreksi jawaban kalian malam ini. Jika ada yang tidak memenuhi standar nilai, maka harus bersiap untuk mengerjakan tugas tambahan."ucap Andra membuat semua mahasiwa/i mengangguk.

Sedang Meylisa sudah tepar di kursinya.

"Lo bisa jawab semua kan?"bisik Tasya membuat Meylisa menggeleng. Ia cuma sempat menjawab dua soal. Itupun asal-asalan. Ia pikir UTS kali ini akan sama seperti sebelumnya. Yaitu pertanyaan tentang mata kuliah yang sudah disampaikan. Ternyata semakin tinggi semester maka semakin sulit juga soal yang diberikan.

'Semoga gue nggak ngulang deh. Kalau ngulang bisa berabe.'batin Meylisa lalu kembali menegakkan tubuhnya saat pak Andra mulai menjelaskan di depan.

-Bersambung-

Prekuel : Oh_ My LectureWhere stories live. Discover now