02. BIG DEAL (2)

1.6K 213 4
                                    

Memuaskan? Apa hubunganku dengan pria ini? Apakah aku pernah melakukan hubungan dengan orang ini? Sial, aku ingin tahu apa yang ada di masa lalu.

"M-memuaskan?" aku sedikit gugup. Bagaimanapun aku sendiri tidak memiliki pikiran ke arah lain selain ke hubungan seksual. Sialan sekali pikiranku. Aku membencinya! Ini membuatku semakin gugup saja.

"Seo Seongun," dia mengatakan namanya lalu menyeringai menurunkan tangannya dari daguku. Sebelum aku bereaksi yang ku tahu dia sudah berada di dalam mobilnya lagi. "Jangan terus-terusan menatapku seperti itu, (m/n)... ku sarankan kau segera kembali ke Big Deal saat ini juga."

Aku terkejut saat Seongun memacu mobilnya ke arah Big Deal. Hatiku berkecamuk, penasaran dengan Seongun juga cemas dengan apa yang dikatakan Seongun saat memintanya untuk segera kembali. Tsk, merepotkan. Memang orang itu mau apa di Big Deal yang isinya preman-preman itu?

"(M/n)! Tolong bawakan dong!" Kak Yeonhee memanggilku saat kesusahan membawa keresek besar berisi aneka bahan makanan. Juga ada beberapa lagi di sampingnya. Dengan sigap aku membantunya sambil tersenyum. Kak Yeonhee ini ku percaya sebagai orang yang paling lembut yang pernah ku temui.

"Ayo pulang, kak," Kak Yeonhee hanya mengangguk saat menyadari aku yang tampak tak bisa tenang dan ingin segera pulang. Dan benar saja, aku memacu motor ini dengan kecepatan tinggi. Kak Yeonhee sampai-sampai memukul kepalaku berkali-kali untuk mengingatkan kecepatan mereka. Haha, lucu.

"Dasar anak ini! Nanti-nanti kalau membonceng anak perempuan jangan seperti itu ya!" marah Kak Yeonhee padaku saat sampai di jalanan Gangseo. Sedangkan aku hanya meringis tak jelas. Sampai akhirnya kami berdua menatap anggota Big Deal dan Seongun di sana.

"Ah, baru sampai?" orang yang baru ku kenal beberapa menit lalu berada di depan Gimyung hyung sambil menatap diriku. Aku merasa pertarungan akan terjadi sebentar lagi. Hawa tak enak yang kurasakan saat ingin bertarung. Sialan, apa kehidupan tenangku akan berubah?

"(M/n) bawa Yeonhee ke dalam."

Tanpa diperintah pun aku tahu apa yang harus ku lakukan. Sambil membawa keresek belanjaan, aku menuntun Kak Yeonhee ke dalam tokonya. Baru saja sampai di dalam, aku mendengar suara pukulan. Pertarungan sudah dimulai, namun kau tahu..? Aku malah tersenyum.

"(M/n)?" Kak Yeonhee tentu bingung saat aku tiba-tiba tersenyum.

Aku menggelengkan kepala dan mengusap surai Kak Yeonhee. "Kakak di sini saja ya!" aku melangkah ke luar dan benar apa yang kurasakan. Bunyi pukulan tadi bukan bermaksud untuk menarik pelatuk, tetapi... hanya untuk menyapa saja. Aku yakin Seongun memiliki masa lalu dengan Gimyung hyung dan aku. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengingatnya, sial.

"Aku datang ke sini untuk menyadarkanmu, kau tak tahu bahwa jika kau menyerang Ilhae itu sama saja dengan kau membantu Jonggun," Seongun berkata dengan serius. Aku baru saja tiba di samping Jitae tentu sangat bertanya-tanya apa yang dimaksud dikatakan oleh Seongun tadi.

Sungguh, aku tahu ada banyak hal yang disembunyikan oleh Big Deal padaku hingga saat ini. Seakan-akan mereka mencoba untuk menutupi sesuatu. Yang ku ketahui hanyalah, Big Deal adalah Crew, aku berpikir seperti geng. Big Deal memberi nomor untuk orang-orang penting contohnya Gimyung hyung yakni nomor 1 Big Deal. Kami mengatasnamakan romantisme dan cinta kami pada jalanan Gangseo yang membuat kamu bertahan disini.

Hanya itu, hanya itu sialan. Saat aku bertanya nomorku berapa? Mereka akan mengalihkan topiknya dan ketika aku bertanya kenapa aku bisa koma? Mereka hanya menjawab aku mengalami kecelakaan saja.

"Aku tahu kau sama sekali tidak tertarik pada 4 man crew... tapi pada akhirnya kau tidak suka kan membantu Jonggun?" Seongun berbalik menuju ke mobilnya. "Ini bukan saatnya Ilhae bertarung dengan Big Deal, melainkan kita harus bersatu."

"Jadi sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan?" aku bisa mendengar suara Gimyung hyung melunak. Tapi bukan berarti tak tersisa amarah di dalamnya.

"Sederhana saja, aku menawarkan persekutuan Big Deal dengan Ilhae," ujar Seongun.

"Begitu ya? Kalau begitu akhirnya aku bisa melihat wajahnya," Gimyung hyung berjalan mendekati kursi penumpang di mobil itu yang hanya menurunkan sedikit kaca mobilnya. "Jika ingin mengajak bekerja sama, bukankah seharusnya datang langsung dan mengajak bicara? Betulkan... ketua Ilhae?"

Seongun mendekatiku dan berbisik, "Hati-hati," dia memasukkan tangannya dengan tidak sopan ke dalam saku celanaku. Aku tak mengerti mengapa dia malah memberiku pin Ilhae berwarna hitam.

Aku mengepalkan tanganku erat-erat. Seongun dan Ilhae apalah itu sudah pergi dari Big Deal. Aku mengikuti Gimyung hyung untuk meminta penjelasan apapun itu. Tetapi malah dia tidak melihatku sama sekali, begitu juga Jitae dan yang lainnya.

"Kita akan bersekutu dengan Ilhae," setelah berbasa-basi dengan Jitae, Gunwoo dan Kyunghun, aku yang sebenarnya sedaritadi berada di depan pintu masuk tiba-tiba bersamaan dengan ketiga orang tadi keluar. Jitae terkejut dengan aku yang ada di sana. Hendak dihentikan tetapi Gunwoo langsung menghentikan tangan Jitae.

Seakan mengatakan biarkan saja.

Wajahku yang serius atau menyerempet ke marah membuat tiga orang tadi tak ingin menghentikan ku.

"Hyung," bisa ku lihat Gimyung hyung langsung terkejut saat dia bergumam tentang Han Sinwoo dan terkejut karena aku berada tepat di belakangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hyung," bisa ku lihat Gimyung hyung langsung terkejut saat dia bergumam tentang Han Sinwoo dan terkejut karena aku berada tepat di belakangnya. Gimyung ceroboh, kini dia harus bilang apa mengenai keceplosannya tadi?

Gimyung hyung menghela nafas. "Mari duduk," dia tahu apa yang ku inginkan. Dia menjelaskan secara singkat padaku, tentang Han Sinwoo, Park Jonggun, masa lalu Big Deal juga tentang 4 Man Crew yang dibentuk oleh Jonggun.

"Terus kenapa kau malah bersekutu dengan mereka hyung!!" aku menyentaknya. Gimyung hyung menghela nafas dan menepuk-nepuk pundakku. "Jangan keras-keras, nanti yang lain kedengaran, bodoh!" aku dipukul di kepalaku membuatku meringis. Jujur itu sakit.

"Meski kita bersekutu dengan Ilhae, bukan berarti kita tak menjalankan tugas kita," Gimyung hyung memakai topi hitam miliknya dengan jaket tebal berwarna hijau. "Aku sudah menemukan jejak Sinwoo hyung... jadi, jangan halangi aku (m/n)," ujarnya saat aku menghalangi tubuh Gimyung hyung dengan memeluknya. Ah, dia lebih kecil dariku, yah walaupun dia lebih tinggi dariku 2 cm.

"Kau... kuat ya hyung, memendam semuanya sendiri... " Gimyung sudah memperkirakan jika (m/n) akan menghentikannya tetapi tidak dia sangka juga dia akan dipeluk seperti ini. "Aku akan ikut denganmu."

"Tidak─ " dengan cepat ku memotong ucapan Gimyung hyung.
"Aku akan ikut, aku tidak peduli! Aku akan menghancurkan Park Jonggun itu jika kau memang menginginkan─ hmph!" Gimyung hyung membungkam bibirku dengan bibirnya sendiri.

"Aku akan ikut, aku tidak peduli! Aku akan menghancurkan Park Jonggun itu jika kau memang menginginkan─ hmph!" Gimyung hyung membungkam bibirku dengan bibirnya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To be continued.
06/12/2023.

𝐍𝐎𝐈𝐒𝐄 lookism male reader.Where stories live. Discover now