"Sudah belajarnya?" suaranya cukup membuatku tahu siapa dirinya. Dengan senyuman, aku berbalik badan dan menatap nomor satu Big Deal di sana.
Aku mengangguk. "Sudah hyung~!" aku langsung beranjak menuju Gimyung hyung. Sedangkan manik Gimyung hyung menatap Kyuhyun, lalu menghela nafas.

"Apa sifatmu sudah mulai kembali? Dasar jahil~" Gimyung hyung menarik tanganku keluar dari ruangan belajar yang benar-benar menyesakkan. Aku tidak tahu akan dibawa kemana oleh Gimyung hyung, tapi aku akan mengikutinya.

"(M/n)."

Manik merahku mengikuti wajah Gimyung hyung yang lebih tinggi 2 cm dariku. Genggaman tangannya mengerat. Seakan ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. "Iya, hyung?"

"Jangan meninggalkanku lagi ya," wajahnya sedikit memerah jujur membuatku terkejut. Aku tersenyum dan mengangguk. Dia adalah orang pertama yang pernah mengkhawatirkanku dalam kehidupanku. Aku senang berada di sana untuk Gimyung.

Kaki Gimyung hyung terhenti di salah satu toko di jalanan Gangseo. Tampak di sana ada seorang wanita cantik melambaikan tangan pada kami sambil tersenyum. Namanya Kak Yeonhee.

"K-kau bisa menemani Kak Yeonhee untuk berbelanja, oke? Dan... bisakah kau melepaskan tanganku, (m/n)?" ujar Gimyung hyung merasa sedikit gugup saat aku menatap wajahnya dengan intens. Ku akui, Gimyung hyung memiliki wajah yang garang tetapi dalamnya manis. Membuatku ingin menggodanya.
"Loh, bukannya hyung bilang tadi aku tidak boleh meninggalkanmu?" entah bawaan dari tubuh ini atau bagaimana, aku merasa bahagia saat melihat Gimyung hyung mulai merona.

Dia salah tingkah dan malah melayangkan tinjunya padaku. Aku berpura-pura kesusahan menghindar dan alhasil aku melepaskan tangannya.

"Wah, bahaya loh hyung!"
"Hahaha, kan salahmu sendiri yang menggodaku," kami malah tertawa bersama membuat Yeonhee yang daritadi menungguku hanya tersenyum melihat kami. Dia merasakan kerinduan akan interaksi kamu berdua. Bahkan saat pertama kali aku kembali lagi ke Gangseo (Big Deal) noona-noona di sepanjang jalanan Gangseo langsung menyambutku dengan pelukan.

Aku melangkahkan kakiku menuju ke Kak Yeonhee sambil mengantungkan jari-jari tanganku di dalam saku. "Aku berhutang satu tinju padamu hyung, haha!" aku menyeringai kecil sambil melambaikan tangan.

Apaan sih, padahal tinjunya juga tidak kena loh. Gimyung hanya menghela nafas dan mengusap-usap tengkuknya. Namun dia tiba-tiba tersentak ketika mengingat sesuatu yang penting untuk dikatakan pada (m/n). Dia berlari menghampiri (m/n) yang tidak jauh darinya.

"Apa?"
"Park Jonggun," bingung tiba-tiba Gimyung hyung mengatakan nama seseorang tiba-tiba. Memang siapa orang itu?
"Rambutnya hitam, memakai kacamata hitam dan tingginya sekitar 190 keatas," aku semakin kebingungan saat Gimyung hyung menjelaskan Jonggun ini padaku. "Jika kau bertemu dengannya... abaikan dan pulang, oke?" Gimyung hyung tersenyum lembut padaku seraya mengusap-usap pipiku lembut tapi aku bisa jelas jika senyuman itu adalah palsu.

Walaupun demikian, aku mengangguk menuruti Gimyung hyung. "Baiklah, sampai jumpa!" aku segera menuju motor yang diketahui sebagai milikku. Yang anehnya sama seperti motorku yang ada di dunia sebelumnya, yakni Yamaha R1M berwarna merah hitam.

"Apa aku berlebihan ya? Padahal kan pasarnya juga tidak jauh dari sini," Gimyung berjongkok sambil menutup wajahnya yang kembali memerah. Tak disangka Jitae sebenarnya ada di belakangnya.

"Hyung," mendengar suara Jitae, Gimyung langsung berdiri tegak sambil memasukkan tangan ke dalam saku celananya seakan tidak ada apa-apa yang terjadi. "Apa baik-baik saja jika membiarkan (m/n) berkeliaran terlebih dahulu?"

Gimyung menghela nafas. "Iya juga, tapi... bagaimanapun Yeonhee sudah dianggap kakak perempuannya oleh (m/n), walaupun dia kehilangan ingatan," Gimyung tersenyum pada Jitae.

"Bukan itu Hyung... tapi─ "
"Ya aku tahu, pelaku tabrakan (m/n) masih berkeliaran di luar sana kan? Tenang saja, dia sudah lebih kuat secara mental sekarang ini... kenapa? Karena aku berada di sisinya lagi sekarang," Gimyung tersenyum lebar pada Jitae. Sedangkan Jitae mengangguk dan ikut tersenyum.

"Kalau begitu, ayo persiapkan... sebelum Zero pulang."

(M/n) kuat. Tapi bukan berarti dia bisa melindungi semuanya. Di masa lalu, (m/n) di dunia sebelumnya selalu memenangkan pertarungan. Namun bagaimana dengan (m/n) yang berada di dunia ini?

"Hwang... (m/n)?"

(M/n) yang tengah duduk di atas motornya menunggu Yeonhee di dalam pasar sana mendengar suara memanggilnya. Alhasil dia pun menoleh dan mendapati seseorang lelaki yang berada di dalam mobil. Surainya berwarna hitam dia berkacamata dengan tato yang terlihat di lehernya.

"Maaf, siapa ya?" jawabku ramah walaupun begitu wajahku datar. Tak tahu kenapa ada sesuatu yang membuatku gelisah saat melihat orang itu. Dapat ku lihat dia tersenyum kecil padaku.

"Ah, ternyata benar... kau mengalami kecelakaan... dan sekarang apa? Hilang ingatan?" dia seperti meremehkanku dan aku tidak suka itu. Dengan ingatan yang hanya samar-samar aku tidak mengetahui siapa orang ini. Adab nya buruk sekali, mana ada orang berbicara tanpa menatap lawan bicaranya terlebih lagi dia berada di dalam mobil. Sayang sekali, padahal wajahnya tampan menurutku.

"Iya itu benar, aku kehilangan ingatanku... jadi, maaf tuan, apakah anda mengenal saya?" aku tersenyum kecil. Aku takut jika orang di depanku ini adalah orang yang penting di kehidupanku atau semacamnya.

"Oh~" dia keluar dari mobilnya. Uh, aku sekarang bisa melihat tubuhnya yang super bagus? Terutama bagian dadanya. Sial, aku tidak ingin horny di sini sial. "Jadi kau melupakanku, aku yang... " dia mendekatiku dan menaikkan daguku dengan tangannya. "... pernah memuaskanmu ini, hm?"

 pernah memuaskanmu ini, hm?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To be continued.
01/12/2023.

𝐍𝐎𝐈𝐒𝐄 lookism male reader.Where stories live. Discover now