Bab 1

163K 6.9K 129
                                    

Beberapa hari sebelumnya....

Kantor adalah tempat para karyawan dari sebuah perusahaan bekerja. Para karyawan ini tidak hanya sebentar berada di kantor, melainkan berjam-jam bahkan seharian saat lembur. Dengan demikian, sebuah desain interior kantor harus dibuat sebaik mungkin. Tidak hanya fokus kepada fungsinya, desain interior kantor akan lebih baik jika memperhatikan juga tata letak dan dekorasi. Kenyamanan saat berada di kantor bisa jadi faktor yang membuat karyawan betah dan semangat bekerja.

Sebagai lulusan terbaik Glasgow School of Art jurusan desain interior, Nicholas tidak akan membuat desain interior kantor biasa yang hanya terdiri dari deretan meja komputer dan kursi dengan dinding polos untuk kantor barunya. Ia menciptakan desain interior sedemikian rupa, ditata dengan apik dan dilengkapi dekorasi cantik nan fungsional.

Bunomo grup akhirnya membuka anak cabang baru di Kota Batu, Jawa Timur. Kantor pengembang real estate terbesar ke dua di Indonesia itu sudah memiliki total sembilan cabang anak perusahaan di beberapa kota besar. Nicholas sebagai menantu dari putri sulung Bayu Bunomo dipercaya mengelola salah satu.

Kantor di Batu Malang ini menempati sebuah lahan dari bekas pemukiman warga. Nicholas mendesain sendiri interior kantor dengan mengusung gaya eklektik. Ruang kerjanya kebanyakan merupakan area terbuka dengan meja kantor panjang di mana karyawan bisa bebas memilih tempat duduknya sendiri. Meski terlihat berbeda-beda, desain interior kantor pada masing-masing ruang kerja memiliki ciri khas yang sama yakni menggunakan gaya eklektik dan menggunakan lampu bohlam. Untuk ruang rapatnya, tentu tidak kalah keren dibandingkan dengan ruang kerja. Di dalamnya ada sebuah meja panjang dengan banyak kursi kantor. Bagian dinding digunakan untuk menggantungkan televisi dan hiasan berupa pipa-pipa berujung bohlam. Suasana rapat pun jadi lebih santai dan menyenangkan.

Furniture minimalis yang nyaman menjadi salah satu kunci di sini. Jika staf ingin bertemu klien, pelang-gan, atau berdiskusi dengan rekan kerja, ruangan-ruangan kecil ini bisa digunakan sebagai area privat. Sebagian bidang dindingnya dilapisi kayu sehingga terlihat elegan, sedangkan bagian lainnya menggunakan busa sehingga membuat tamunya nyaman.

Urusan berbisnis atau desain mendesain, Nicholas Moore tampak sempurna tanpa cela. Namun untuk urusan kesetiaan, ia adalah lelaki paling bangsat. Cinta dan setia tak pernah ada di dalam kamus hidupnya. Nicholas menikahi Anita Bunomo hanya untuk mensejahterahkan bisnis keluarga. Rumah tangganya dengan si istri tak ubah api yang sedang menjilati kayu bakar, menunggu si kayu habis terbakar menjadi abu atau arang.

Anita juga bukan perempuan sembarangan. Ia menawarkan pernikahan pada Nicholas sebab Nicho adalah satu-satunya lelaki yang mau diajak bekerja sama. Nicholas tahu Anita memiliki pacar, dan Nicho tak keberatan dengan itu. Toh pacar Anita bukan pria. Anita mengizinkan Nicho meniduri siapapun, selama perempuan itu bukan orang kantor. Jika Nicholas sampai melanggar kesepakatan mereka, Anita tak akan segan menendang Nicho dari Bunomo Grup.

Sudah lima tahun, Nicho bertahan. Selama ini muda saja baginya untuk tidak mendapat skandal di kantor, karena Anita sengaja memilihkan pegawai yang tua, gendut, atau jauh dari kata good looking. Namun, sejak Nicholas menjalankan sendiri anak perusahaan di Batu. Sekretarisnya yang bernama Sofia kerap menggelitik iman Nicho. Sofia tak hanya cantik dengan mata sipit dan bibir kemerahan yang membulat. Tubuh gadis itu terlalu indah. Kakinya jenjang, kulitnya putih mulus, karena Sofia memang masih keturunan Tionghoa. Di balik blazzer, ada tanktop yang membungkus dada sekalnya. Mungkin hanya satu genggaman Nicholas, entahlah, Nichola merasa milik Sofia tak lebih besar dari milik Anita. Mungkin payudara Sofia lebih mirip payudara anak SMP yang baru menginjak masa pubertas. Mungkinkah putingnya masih kuncup? Atau malu-malu keluar? Otak Nicholas semakin kotor dengan asumsi-asumsi gila.

Sekuat tenaga ia bertahan untuk tidak memiliki affair dengan Sofia, hingga suatu hari, Nicholas memergoki Sofia sedang memerah payudaranya dengan alat pemompa ASI di ruangan rahasianya.

Ruang kerja Nicholas memang dilengkapi ruang wardrobe, ia butuh menyimpan beberapa koleksi baju, sepatu, jam tangan mewah, dan lain-lain, untuk digunakan darurat. Tepat di samping ruang wardrobe, ada rak buku yang menyerupai dinding. Bila didorong bilik kedua, rak akan bergeser ke dalam layaknya pintu yang terbuka. Di sana ada ranjang berukuran king size, sofa, nakas, dan kamar mandi. Ruangan rahasia yang hanya diketahui Nicholas, ia menciptakan ruang itu untuk istirahat jikalau kerjaan menumpuk dan ia tak bisa pulang ke rumah. Sisi nakal dalam pikiran Nicholas juga sempat berpikir ruang itu mungkin berguna untuk menyembunyikan simpanannya suatu hari kelak

Nicholas tak menyangka Sofia bisa menemukan ruangan rahasia itu ... dan apa yang dia lakukan di sana? Memompa ASI? Bukankah Sofia tidak punya bayi? Kapan dia hamil? Kapan dia menikah? Sepanjang tahun ini Sofia setia menemani Nicholas, bahkan ikut dalam perjalanan bisnis. Sangat mustahil Sofia bisa menyembunyikan kehamilannya. Itu juga jika ia benar-benar hamil.

Alih-alih menegur, Nicholas memilih mematung di tempatnya. Memperhatikan, tidak, lebih tepatnya menikmati pemandangan indah di hadapannya. Sofia tampak meringis kesakitan ketika memencet bulatan alat pompa ASI. Air susu yang keluar tak seberapa, berbanding terbalik dengan usaha keras si gadis untuk mengeluarkannya. Sambil sesekali menengok jarum jam, Sofia terus berusaha mengeluarkan ASI-nya.

Nicholas mencoba menelepon sang sekretaris. Ponsel Sofia bergetar, gadis itu tampak panik tapi berusaha menjawab telepon Nicho dengan tenang.

[Ya, Pak,] kata Sofia dengan tutur lembutnya seperti biasa.

"Kamu di mana, Sof? Aku telepon ke meja kamu kok nggak ada yang jawab."

[Sa-saya, saya lagi di toilet, Pak. Ada apa ya, Pak?] Sofia berkilah sambil melepas alat pompa ASI dari payudaranya, dan mengelap permukaan puting yang basah. Aerola putingnya tampak kemerahan, membuat mata Nicholas kian membelalak. Nyaris saja air liur si bos menetes. [Bapak masih di Grand Arzyla kan, Pak?]

"Oh iya, gue balik ke kantor agak telat karena sekalian makan siang di luar," bohongnya membuat si sekretaris bernapas lega.

[Lalu untuk apa ya Pak Nicho menelepon saya?]

Kini giliran Nicholas yang panik, ia tak terpikirkan jawaban. "Ah aku jadi lupa mau nanya apa, kamu sih kelamaan jawab teleponnya. Ya udah nanti aku telepon lagi kalau ingat."

Nicholas memutuskan sambungan telepon. Melihat Sofia selesai dengan aktivitasnya dan seperti akan segera meninggalkan ruangan, Nicholas bergegas pergi.

Dari dalam mobilnya yang baru saja keluar basemen, Nicho sempat melihat Sofia keluar membawa bungkusan. Seorang wanita sebaya dengan motor matik menunggu di pinggir jalan depan kantor. Wanita itu menerima bungkusan tersebut dari sekretaris Nicholas.

"Ndi, ikuti perempuan depan." Nicholas memberi interuksi untuk mengikuti wanita yang baru saja menjumpai sekretarisnya.

"Tapi Pak Nicho ada rapat penting abis ini, waktu kita cuma 30 menit saja, saya takut nggak kekejar, Pak," balas Andi membelokkan niat Nicholas.

Sial!

***

Nicholas MooreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang