花吐き病︙enam belas 🌸⭒۟

1K 144 24
                                    

Guys aku mau tanya dong. Kalian lebih suka kalau cerita yg pake nama idol asli atau nama lokal?
Kalo ini tamat aku mau buat book baru Jeongharu tapi bingung pake nama asli atau lokal.









، ˖ ࣪   ⸦   🌸   ⸧  — ⋆ ࣪˖



Pukul 23.45 malam Haruto terbangun karena merasakan nyeri lagi di bagian dadanya. Tenggorokannya juga terasa sangat gatal dan batuknya pun kumat lagi. Sebelum ia mengeluarkan darah dan kelopak bunga lagi dari mulutnya, Haruto bergegas mengambil obat yang diresepkan oleh dokter untuknya.

"Ah, airnya habis," gumam Haruto saat mengambil gelas kaca kosong yang berada di meja sebelah kasurnya.

Dengan langkah pelan ia pergi menuju keluar kamar untuk mengambil segelas air di dapur. Suasana rumahnya sangat sunyi, wajar saja, dirumah besar ini hanya ada Haruto dan juga Yoshi. Para pekerja dikediaman keluarga Watanabe memang tidak tinggal dirumah inti. Mereka dibuatkan rumah khusus dibelakang rumah ini.

Haruto berjalan dengan hati-hati takut membuat kegaduhan dan membuat sang kakak terbangun dari tidurnya. Saat hendak menuruni tangga, sayup-sayup ia mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol.

"Kak Yoshi?" gumamnya pelan.

Ternyata di ruang tamu terdapat Yoshi yang sedang berada disana sambil menelepon seseorang. Haruto menatap bingung kearah kakaknya dibawah sana. Ini adalah hal yang jarang terjadi. Yoshi adalah seseorang yang sangat disiplin dan selalu tertidur tepat waktu. Haruto berpikir tumben sekali pada saat tengah malam ini Yoshi masih terjaga.

"Jadi belum nemu pendonor untuk adik saya?"

Langkah kaki Haruto yang hendak menuruni tangga pun seketika langsung terhenti. Ia tajamkan lagi indera pendengarnya takut salah mendengar obrolan yang sedang kakaknya bicarakan dengan seseorang.

Haruto terdiam dan tidak berkutik dari sana.

"Kalau kita nggak cepet-cepet nemu pendonor, nyawa adik saya bisa terancam dok."

Jantung Haruto terasa terhenti saat itu juga. Pendonor? Untuk apa? Apakah penyakitnya memang seserius itu sampai ia membutuhkan pendonor? Tapi donor apa? Haruto sama sekali tidak paham. Yoshi tidak menceritakan apapun soal ini.

Dan yang paling penting adalah, Yoshi bilang nyawanya bisa terancam. Apakah memang waktunya tidak banyak lagi? Apakah ia akan mati karena penyakit Hanahaki ini?

"Saya udah suruh beberapa orang untuk mencarikan pendonor juga untuk Haruto. Maaf kalau saya terlalu mendesak pihak rumah sakit, saya nggak mau penyakit adik saya makin parah. Maaf menganggu waktu anda."

"Kak Yoshi..." Haruto menurunkan langkah kakinya menuruni tangga dan menghampiri Yoshi yang tampak sangat terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.

"Haru?!" pekik Yoshi terkejut. Dengan gerakan yang tampak tergesa-gesa ia segera mematikan teleponnya.

Haruto berdiri tepat didepan Yoshi yang terlihat sangat gugup. Ia menatap wajah kakaknya itu dengan sorot mata yang sedikit tajam, eskpresi nya terlihat bingung dan masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Pendonor apa kak? Haru butuh donor buat apa? Kenapa kak Yoshi nggak bilang apa-apa ke Haru?" cecar Haruto meminta penjelasan.

Raut wajahnya terlihat kecewa, Yoshi tahu itu.

Yoshi hanya diam dan tidak berkutik sedikitpun. Ia bingung harus menjelaskannya bagaimana. Tidak ada yang bisa ia pikirkan saat ini untuk membuat alasan lain.

"Kak Yoshi jawab," desaknya lagi.

Air mata Yoshi perlahan turun, sungguh, ia sangat tidak sanggup jika menceritakan yang sebenarnya terjadi kepada Haruto, adik kesayangannya.

Hanahaki • Jeongharu Where stories live. Discover now