Hadiah impian untuk ulang tahunku 2

48 11 8
                                    

Sementara itu di kamar lainnya, TJ sedang asyik menonton video. "Halo, Alexander Radjah. Apakah kau sedang tidur?" tanya Denny sambil merasa gelisah. "Tidak, Denny. Sekarang aku belum tidur" jawab Alexander. "Tolong, Alexander Radjah. Sekarang aku butuh bantuanmu" jawab Denny sambil gelisah. "Baiklah, Denny. Apakah yang terjadi?" tanya Alexander heran. "Baiklah, Alexander Radjah. Nanti aku akan bercerita" jawab Denny sambil merasa resah. "Baiklah, Alexander Radjah. Sekarang aku menjemputmu" kata Alexander sambil heran. Seketika itu juga, TJ pergi keluar.

Sementara itu di sebuah kamar, Dastan sedang duduk sendirian. "Halo, Alexander Radjah. Apakah kau sedang tidur?" tanya Denny sambil merasa gelisah. "Tidak, Denny. Sekarang aku belum tidur" jawab Alexander. "Tolong, Alexander Radjah. Sekarang aku butuh bantuanmu" jawab Denny sambil gelisah. "Baiklah, Denny. Apakah yang terjadi?" tanya Alexander heran. "Baiklah, Alexander Radjah. Nanti aku akan bercerita" jawab Denny sambil merasa resah. "Baiklah, Alexander Radjah. Sekarang aku menjemputmu" kata Alexander sambil heran. Seketika itu juga, Dastan keluar.

Sementara itu di ruang tengah, TJ sedang merasa terkejut. "Astaga, mama tersayang. Apakah yang sedang terjadi?" tanya TJ sambil terbelalak. "Baiklah, anakku TJ sayang. Sekarang bantu papa Alex" jawab Victoria sambil menangis. "Astaga, papa Alex Radjah. Apakah yang sedang terjadi?" tanya TJ sambil terbelalak. "Baiklah, anakku TJ sayang. Sekarang opa Denny bercerai" kata Victoria sambil terkejut. "Baiklah, mama tersayang. Kenapa opa Denny bercerai?" tanya TJ sambil terkejut. "Entahlah, anakku TJ sayang. Sekarang aku akan menjemput opa Denny" kata Alexander. "Tidak perlu, anakku TJ sayang. Siapkan kamar untuk opa Denny" kata Victoria sambil memohon sambil berbisik. Seketika itu juga, TJ patuh.

Sementara itu di depan kamar, Edward sedang asyik merokok. "Baiklah, Dastan Stroud. Sebaiknya kau ikut bersamaku" kata Edward sambil merokok. "Baiklah, tuan Edward. Sebaiknya aku ikut denganmu" kata Dastan sambil mengantuk. "Tenang saja, Dastan Stroud. Tidak perlu takut denganku" kata Edward sambil merokok. "Baiklah, Dastan Stroud. Sebaiknya kau berpakaian" jawab Edward sambil meminta. "Baik, tuan Edward Simanjuntak. Berbicaralah dengan jujur" kata Dastan sambil mengantuk berat. Seketika itu juga, mereka berdua berbicara tentang sosok William.

The Perfect Male Where stories live. Discover now