Awal mulanya sebuah kisah

113 25 22
                                    

Suatu pagi di kota Sidoarjo, hiduplah seorang pria bertubuh kekar dan rambut putih cepak. Nama lengkapnya adalah, Denny Dinga Dawa berusia 54 tahun. Sosok Denny dikenal, seorang pria baik yang tidak romantis. Pekerjaan Denny adalah, seorang wirausahawan sukses. Denny memiliki seorang cucu, Christopher August William Simanjuntak berusia 29 tahun. Sosok William dikenal, seorang pria yang senang dengan dunia opera sabun. Pekerjaan William adalah, seorang penulis novel ternama. Mereka berdua kurang kompak.

Denny dan cucunya William tinggal di sebuah rumah besar. "Halo, opa Denny tersayang. Terima kasih atas kunjungannya" kata William. "Halo, kakak William baik. Apakah yang kau lakukan?" tanya Denny sambil duduk. "Tidak, opa Denny tersayang. Aku hanya menulis cerita" jawab William sambil tersenyum. "Baiklah, kakak William baik. Apakah kau ingin memijat punggungku?" tanya Denny sambil menawarkan dirinya. "Baiklah, opa Denny tersayang. Dengan senang hati" jawab William sambil tersenyum.

Sementara waktu memijat, datanglah seorang wanita tua. Nama lengkapnya adalah, Maria Victoria Gloria Hawu berusia 56 tahun. Sosok Victoria dikenal, seorang wanita yang ramah. Pekerjaan Victoria adalah, seorang ibu rumah tangga biasa. Victoria memiliki seorang anak, Timotius Johanes Aryo Simanjuntak berusia 24 tahun. Sosok TJ dikenal, seorang pemuda yang baik dan ramah. Pekerjaan TJ adalah, seorang juru masak sebuah perhotelan. Mereka berdua hidup sederhana.

Victoria dan anaknya TJ tinggal di sebuah rumah bertingkat. "Hei, anakku William sayang. Apakah yang kau lakukan?" tanya Victoria sambil terkejut. "Tidak, mama tersayang. Sekarang aku sedang memijat-mijat punggung opa Denny" jawab William polos. "Tidak, kakak William sayang. Berhentilah melakukan hal itu" kata Victoria sambil melarang. "Tidak, Aa. Biarkan saja William memijat punggungku" kata Denny sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Denny. Jika itu adalah keinginanmu" kata Victoria. "Baiklah, kakak William. Sekarang aku pergi dulu" kata Victoria sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Denny dan cucunya William tinggal berdua.

Sementara itu saat memijat, William sedang merasa ereksi. "Tunggu, opa Denny. Ada yang tidak enak" kata William sambil memundurkan tubuhnya. "Baiklah, kakak William. Apakah ada yang salah?" tanya Dennysambil menolehkan kepalanya ke arah wajahku. "Maaf, opa Denny. Aku tidak nyaman dengan baju yang opa Denny pakai" jawab William sambil menatap wajah dan juga rambutnya yang memutih. "Tetapi, kakak William. Apakah kamu tidak jadi memijat?" tanya opa Denny sambil tersenyum. "Tidak, opa Denny. Tolong lepaskan bajunya" jawab William sambil terbata-bata. "Baiklah, William Simanjuntak. Bukalah kemejaku ini" kata Denny sambil tersenyum. "Baiklah, opa Denny tersayang. Aku teringat akan masa lalu" kata William sambil berbisik. "Baiklah, William Simanjuntak. Sekarang saatnya kau memijat punggungku lagi" kata Denny. Seketika itu juga, William merasa semakin bergairah.

Sementara itu di atas tangga, kegiatan William dilihat oleh TJ. "Tunggu, opa Denny. Ada yang tidak enak" kata William sambil memundurkan tubuhnya. "Baiklah, kakak William. Apakah ada yang salah?" tanya opa Denny sambil menolehkan kepalanya ke arah wajahku. "Maaf, opa Denny. Aku tidak nyaman dengan baju yang opa Denny pakai" jawab William sambil menatap wajah dan juga rambutnya yang memutih. "Tetapi, kakak William. Apakah kamu tidak jadi memijat?" tanya opa Denny sambil tersenyum. "Tidak, opa Denny. Tolong lepaskan bajunya" jawab William sambil terbata-bata. "Baiklah, William Simanjuntak. Bukalah kemejaku ini" kata Denny sambil tersenyum. "Baiklah, opa Denny tersayang. Aku teringat akan masa lalu" kata William sambil berbisik. "Baiklah, William Simanjuntak. Sekarang saatnya kau memijat punggungku lagi" kata Denny. Seketika itu juga, TJ pergi keluar.

Sementara itu di ruang garasi, datanglah seorang pria plontos. Nama lengkapnya adalah, Alexander Heinrich Radjah yang telah berusia 59 tahun lebih. Sosok Alexander dikenal, seorang pria yang dekat dengan TJ sejak masih sangat anak-anak. Alexander memiliki seorang sepupu perempuan, Maria Victoria Gloria Hawu berusia 56 tahun. Sosok Victoria dikenal, seorang wanita yang ramah. Pekerjaan Victoria adalah, seorang ibu rumah tangga biasa. Mereka berdua hidup sederhana.

Victoria dan sepupunya Alexander hidup sederhana. "Hai, TJ. Kenapa kau terlihat terburu-buru?" tanya Alexander. "Tidak apa-apa, papa Alex. Sekarang aku harus pergi" jawab TJ sambil mulai menjauh. "Baiklah, TJ. Berhati-hatilah dalam perjalanan" kata Alexander sambil tersenyum. "Baiklah, papa Alex. Sekarang aku harus pergi" kata TJ sekali lagi sambil mengendarai motor. Seketika itu juga, mereka berdua segera terpisah oleh jarak.

Sementara itu di ruang tengah, William sedang tersenyum lebar. "Baiklah, opa Denny tersayang. Aku senang sekali" kata William. "Baiklah, kakak William. Berbaring saja dekat diriku" kata Denny sambil tersenyum lebar. "Baiklah, opa Denny tersayang. Aku akan menuruti permintaanmu" kata William sambil tersenyum dengan lebar. Seketika itu juga, William membelai dada dan perut Denny.

Sementara itu di balik pintu, Alexander sedang mendengar. "Astaga, kakak William. Jari-jarimu panjang sekali" kata Denny sambil mendesah. "Entahlah, opa Denny tersayang. Aku tidak pernah tahu" kata William sambil memeluk erat. "Benar, kakak William. Jari-jarimu panjang sekali" kata Denny sambil memeluk. "Baiklah, opa Denny tersayang. Aku ingin meminta sesuatu" kata William sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, mereka berdua masuk dalam sebuah kamar.

Sementara itu di sebuah kedai, TJ dan Victoria sedang berada. "Baiklah, TJ. Akhirnya kau datang kemari" kata Victoria. "Tenang saja, mama tersayang. Aku tadi terkejut saat melihat papa Alex pulang" kata TJ. "Baiklah, TJ. Apakah kau ingin membeli sesuatu?" tanya Victoria sambil tersenyum. "Baiklah, mama tersayang. Rasanya aku ingin membeli kentang goreng" kata TJ. "Baiklah, TJ. Aku akan menuruti permintaanmu" kata Victoria. Seketika itu juga, mereka berdua makan siang bersama-sama.

Sementara itu di rumahnya, Denny sedang tidur telentang. "Baiklah, kakak William. Sekarang aku ingin tidur" kata Denny sambil menutup mata. "Baiklah, opa Denny tersayang. Kita akan tidur bersama" kata William sambil ikut berbaring. "Tidak, kakak William. Biarkanlah aku sendirian" kata Denny sambil menolak halus. "Ayolah, opa Denny tersayang. Aku ingin kita tidur berdua" kata William sambil merajuk manja. Seketika itu juga, Denny dan cucunya William tidur bersama.

Sementara itu di kamar lainnya, Alexander sedang menyapu. "Baiklah, kakak William. Sekarang aku ingin tidur" kata Denny sambil menutup mata. "Baiklah, opa Denny tersayang. Kita akan tidur bersama" kata William sambil ikut berbaring. "Tidak, kakak William. Biarkanlah aku sendirian" kata Denny sambil menolak halus. "Ayolah, opa Denny tersayang. Aku ingin kita tidur berdua" kata William sambil merajuk manja. Seketika itu juga, Alexander segera pergi menuju garasi.

The Perfect Male Where stories live. Discover now