Baju kemeja tanpa kaus singlet 3

40 15 11
                                    

Berapa minggu kemudian, William dan Dastan berduaan. "Astaga, uncle Dastan Stroud. Apakah aku mengganggu?" tanya William sambil mendekat. "Tidak, William Simanjuntak. Rasanya aku ingin tidur" jawab Dastan sambil merasa lunglai. "Baiklah, uncle Dastan. Bagaimana jika aku temani?" tanya William sambil berbisik. "Tidak, William Simanjuntak. Sepertinya kau sibuk" jawab Dastan sambil menolak halus. "Tidak, uncle Dastan Stroud. Biarkan aku menemanimu" kata William sambil memeluk. Seketika itu juga, Dastan pasrah.

Sementara itu di atas gazebo, Denny melihat William pergi. "Astaga, uncle Dastan Stroud. Apakah aku mengganggu?" tanya William sambil mendekat. "Tidak, William Simanjuntak. Rasanya aku ingin tidur" jawab Dastan sambil merasa lunglai. "Baiklah, uncle Dastan. Bagaimana jika aku temani?" tanya William sambil berbisik. "Tidak, William Simanjuntak. Sepertinya kau sibuk" jawab Dastan sambil menolak halus. "Tidak, uncle Dastan Stroud. Biarkan aku menemanimu" kata William sambil memeluk. Seketika itu juga, Denny sedih.

Sementara itu sebuah kedai, Victoria dan TJ sedang berbicara. "Baiklah, mama tersayang. Rasanya aku puas" kata TJ. "Baiklah, TJ anakku sayang. Rasanya aku ikut puas" kata Victoria sambil tersenyum. "Benar sekali, mama tersayang. Opa Denny bisa bebas dari kakak William" kata TJ sambil makan. "Baiklah,TJ anakku sayang. Apakah kau sudah selesai?" tanya Victoria sambil tersenyum. "Tidak, mama tersayang. Rasanya aku masih lapar" jawab TJ sambil menggeleng kepalanya. Seketika itu juga, mereka berdiam diri sebentar saja.

Sementara itu di dalam rumah, William sedang tersenyum lebar. "Baiklah, uncle Dastan Stroud. Sekarang aku akan membuat diri kita bersatu" kata William. "Astaga, kakak William. Darimana kau memiliki tali-tali itu?" tanya Dastan terkejut. "Tenang saja, uncle Dastan. Tunggulah beberapa saat" jawab William sambil tersenyum lebar. "Baiklah, William Simanjuntak. Apakah yang kau lakukan?" tanya Dastan sambil terkejut. "Tenanglah, uncle Dastan. Sekarang aku melepas seluruh celana uncle Dastan" jawab William sambil merangkak. Seketika itu juga, Dastan mulai merasa kepalanya sedikit pusing.

Sementara itu di ruang tengah, Alexander sedang menyapu. "Hai, Edward. Apakah kau ingin kopi?" tanya Alexander. "Baiklah, Alexander. Aku tidak keberatan" jawab Edward. "Baiklah, Edward. Aku akan membuatkan" kata Alexander. "Hai, Alexander. Apakah yang TJ sedang bersama teman-temannya?" tanya Edward sambil merokok. "Bukan, Edward Simanjuntak. Victoria dan TJ sedang berbelanja" jawab Alexander. "Baiklah, Alexander. Sekarang dimana Brandy dan Wishky?" tanya Edward sambil merokok. "Tenang, Edward Simanjuntak. Mereka sedang dalam kamarku" jawab Alexander sekali lagi. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di sebuah kedai, Victoria dan TJ sedang berbicara.
"Baiklah,mama tersayang. Sekarang saatnya kita pulang" kata TJ sambil tersenyum lebar. "Baiklah,TJ anakku. Sekarang saatnya kita pulang" kata Victoria sambil tersenyum lebar. "Baiklah, mama tersayang. Sepertinya tuan Dastan sedang bersama kakak William" kata TJ. "Tentu saja, TJ. Sepertinya tuan Dastan sedang bersama kakak William" kata Victoria sambil berdiri membelakangi TJ. Seketika itu juga, mereka berdua terdiam sambil terus berjalan.

Sementara itu di sebuah kamar, William sedang tersenyum lebar. "Astaga, William Simanjuntak. Hentikan perbuatanmu" kata Alfaro sambil meronta-ronta. "Tidak, uncle Dastan Stroud. Sebaiknya aku tidak berhenti" kata William sambil tersenyum. "Astaga, kakak William baik. Apakah yang kau inginkan?" tanya Alfaro sambil mendesah. "Tidak, uncle Dastan Stroud. Nanti akan aku jelaskan" jawab William sambil melepas celana. "Astaga, William Simanjuntak. Kenapa kau melepas celanaku?" tanya Dastan sambil terkejut. "Tenang saja, uncle Dastan. Nanti akan aku jelaskan" jawab William sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Dastan telanjang bulat di atas ranjang.

Sementara itu di sebuah kedai, Victoria sedang asyik bercerita. "Baiklah, TJ anakku sayang. Sekarang saatnya pulang" kata Victoria sambil tersenyum lebar. "Baiklah, mama tersayang. Sekarang saatnya pulang" kata TJ sambil tersenyum lebar. "Baiklah,TJ anakku sayang. Sekarang saatnya pulang" kata Victoria sambil menutup bagasi. "Baiklah, mama tersayang. Biarkan aku yang menyetir mobil" kata TJ sambil usul. Seketika itu juga, mereka berdua segera pulang ke rumahnya.

Sementara itu di ruang lainnya, Alexander sedang duduk sendiri. "Woof... Woof... Woof..." kata Chiko sambil terus menyalak. "Astaga, Chiko. Apakah yang kau lakukan?" tanya Alexander. "Woof... Woof... Woof..." jawab Chiko sambil terus menyalak. "Stop, Chiko. Jangan berisik!" kata Alexander sambil melarang. Seketika itu juga, Chiko pergi menjauh dari kusen pintu.

Sementara itu di sebuah kamar, Alfaro sedang banjir keringat. "Astaga, William Simanjuntak. Aku tidak tahan" kata Dastan. "Tidak, uncle Dastan Stroud. Nanti akan aku turuti" kata William sambil tersenyum lebar. "Astaga, William Simanjuntak. Apakah yang kau lakukan?" tanya Dastan sambil mengerang. "Baiklah, uncle Dastan Stroud. Saatnya aku keluarkan" jawab William sambil mengocok. "Astaga, William Simanjuntak. Apakah yang kau lakukan?" tanya Dastan sambil menangis. "Baiklah, uncle Dastan Stroud. Keluarkan saja spermamu" jawab William sambil tertawa. "Baiklah, William Simanjuntak. Aku akan menuruti perintahmu" kata Dastan sambil orgasme. Seketika itu juga, mereka tidur.

The Perfect Male Where stories live. Discover now