OOSTELIJK DEEL

34 6 1
                                    

“Bagian timur? Siapa sangka akan menjadi kisah terbaik di dalam hidup dan terkenang dalam jiwa”

______________

19 MARET 1621

Gandari tengah terduduk di pinggir sungai dekat dengan sebuah pohon Erythrina euodiphylla. Gandari sedikit bersenandung merdu dengan suara halus miliknya, membuat burung-burung sekita berkicau mengikuti alunan senandung. Tanpa sadar seseorang memperhatikan Gandari dari kejauhan, terlihat orang tersebut tersenyum lalu pergi dari tempat dirinya singgah.

Tiba-tiba ada yang menepuk Gandari, Gandari, kok neng kene? Apa sampeyan ora wedi yen katon?" Tanya seorang gadis muda seumur dengan Gandari yang tengah membawa sebuah bakul berisi baju.

Ora, aku ora wedi” Balas Gandari.

Gadis itu cukup akui nyali yang di miliki Gandari jauh lebih besar di banding dirinya, mungkin kalau dirinya terkena serangan dari Belanda Gandari yang paling depan maju membela. Gadis itu langsung menaruh bakulnya dan mulai mencuci baju di sungai di temani oleh Gandari, “kowe, Ndak takut apa ya ada tentara Belanda?” Gandari hanya mengangguk singkat menjawab pertanyaan gadis itu.

Gandari mulai memainkan jari jemari nya di air dengan lemah gemulai dan tersenyum menatap wajahnya di pantulan air, “Enak ya jadi sampeyan, Ora malu menatap air. Sampeyan kan ayu” Tutur gadis itu membuat Gandari sedikit terkekeh lalu memegang bahu gadis tersebut.

“Semua wanita punya sisi baik masing-masing, dan semua wanita juga akan baik pada waktunya dan di orang yang tepat. Mau seburuk apapun kondisi nya, ketika tuhan berkehendak posisi yang terbaik akan jatuh menjulang ke bawah” Terang Gandari.

Lalu Gandari menatap air di bawahnya, “Maka dari itu, aku tidak pernah mau di banggakan atau membanggakan diri... Karena percuma kalau itu di anggap berkoar oleh orang lain” Sahutnya lagi dengan wajah sendu dan penuh kesedihan.

Gadis itu yang merasa omongannya membuat Gandari murung segera menghibur Gandari dengan senyuman dan sedikit candaan, membuatnya kembali lagi tertawa dan tersenyum indah.

*****

Harbert tengah membaca buku di ruang kerjanya, terlihat dirinya sangat fokus membaca sampai tidak memperhatikan sekitar nya dengan seksama. Tok! Tok!, Suara ketukan pintu membuat nya berdecak kesal, seorang Harbert tidak mungkin tidak marah kalau waktu paling di sukai ya di ganggu oleh orang lain terkecuali hal penting, Ceklek!, “Permisi Jonge Meester, anda di panggil oleh Merv Meijer ke taman untuk berbincang sebentar” ucap seorang pelayan.

Harbert mengangguk dan bergegas menuju taman tempat bibinya berada, “Ouh, putra ku sudah datang rupanya.. ” ucapan yang di lontarkan Catharina membuat Harbert merinding sekujur tubuhnya. Harbert duduk di depan bibinya dan langsung di sajikan teh hangat oleh pelayan, “Nak, paman mu ingin kau bertugas di bagian timur agar berdampingan dengan Rossanet” mendengar itu Harbert hanya menghela nafas karena Harbert tahu itu keinginan bibi nya bukan pamannya.

Merv Meijer... ” panggil seseorang dengan suara halus.

Harbert menoleh dan mendapati Rossanet dengan payung cantik mendekat ke arah mereka. Catharina tersenyum dan menyuruh pelayan menuangkan satu cangkir teh lagi untuk Rossanet, “Ku harap secepatnya kalian berdua tunangan” ujar sang bibi dan Rossanet sumringah lalu Harbert? Tentu wajahnya sudah masam.

[✓]Oud verhaal [Lee Heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang