11

542 65 1
                                    

"Sejak kapan kau meroko?"

Lisa dan jisoo berada di depan minimarket duduk di sebuah kursi yang sengaja diletakan disana untuk pengunjung, mereka menikmati secangkir susu hangat. Malam ini nampaknya angin berhembus lumayan kencang, meskipun orang orang menggunakan jaket hawa dingin itu akan tetap terasa.

"Sudah lama, tapi aku hanya melakukannya kadang kadang" balas lisa.

"Adik, kau benar benar tak ingin pulang? Kakek sangat mengkhawatirkanmu"

"Aniyo, aku tidak berniat untuk pulang sekalipun. Jennie akan sendiri jika aku pergi"

"Mi-

Suara dering telpon membuat lisa refleks langsung mengambil benda yang berbunyi itu dari saku coatnya. Jisoo yang ingin berbicara menelan cepat kata kata yang sebelumnya akan ia keluarkan. Lisa terlihat langsung menerima panggilan itu tanpa menunggu lama.

"Lisa-ya? Aku suzy"

Gadis itu sempat kembali membaca nama yang tertera di ponselnya, ia mengira jika salah baca namun nyatanya itu benar nomor jennie. Tapi kenapa suzy yang berbicara.

"Bisakah kau kesini? Aku tidak bisa membiarkan jennie pulang sendiri"

"Jennie dimana?" Lisa bangkit dari duduknya mengejutkan jisoo yang berada di sebelahnya.

"Arraseo" tanpa berpamitan pada jisoo lisa berlari.

Jisoo sempat meneriaki nama adiknya itu tapi lisa acuh, malah semakin menambah kecepatan larinya.

*

Pagi baru saja menggantikan malam, udara dingin ini masih terasa di seluruh penjuru korea. Ini pertengahan akhir tahun mungkin beberapa minggu kedepan salju akan turun wanita dengan setengah tubuh masih berselimut itu terusik, ia bangkit dari tidurnya. Matanya masih menyelidik ia hanya duduk untuk menunggu urat uratnya kembali ke tempat semula, namun ketika ia hendak turun.

"No! No! No! Kau mau kemana? Tetap disitu nini"

Gadis lain datang dari balik pintu dengan sebelah tangan memegang nampan, kepulan asap dari salah satu mangkuk menandakan jika ada sesuatu yang baru saja matang dan dipindahkan ke dalam situ.

"Jika kau lapar aku sudah membuat sesuatu untukmu"

"Kau memasak?" Jennie yang masih dalam posisi bekunya akibat dihentikan lisa bertanya.

"Eum, curry kesukaanmu. Jangan melihat penampilannya karna aku masih tahap pemula"

Lisa meletakan mangkuk itu keatas meja kecil, lalu meletakannya diatas pangkuan jennie. Ia mengambil sendok itu meniupnya sedikit lalu meminta jennie untuk membuka mulutnya.

"Bagaimana?" Lisa menatap jennie dengan besar harapan.

"Aaaaaaa lumayan. Kau punya potensi"

Keduanya tertawa, karna pada dasarnya lisa tak pernah sekalipun belajar memasak. Orang kaya mana yang memasak sendiri? Jika ia punya uang semua bisa ia beli, tak merepotkan diri sendiri. Namun kali ini ada sesuatu di dalam diri lisa melakukan sesuatu untuk jennie.

"Hari ini kau akan kembali ke sekolah bukan?" Lisa mengangguk lemas.

"Jangan cemberut seperti itu, sungguh aku tak apa lisa aku tak pernah iri padamu. Kau harus meraih apa yang kau inginkan dan aku akan menjaga anak kita disini" jennie tersenyum lembut pada lisa.

Setelah akhirnya berdebat panjang, dan memerlukan hampir 6 minggu berfikir lisa akhirnya menurut pada jennie untuk kembali bersekolah. Ini bukan karna ancaman jisoo yang berkata akan memecat ibu jennie jika tidak mengembalikan lisa, tapi jennie selalu ada di sisi lisa menginginkan jika gadis itu memiliki mimpi dan kehidupan yang lebih baik darinya.

Let u go ✔Where stories live. Discover now