"Hyunsik? Mau konsultasi? Paling nanti sayang, lagi ada murid bermasalah" Seorang guru BK perempuan yang bernama Mila berbicara dengan lembut.

Hyunsik menoleh kearah Leo, kemudian mengangkat alisnya bingung. Leo yang menyadari langsung buru-buru menjelaskan maksudnya membawa Hyunsik.

"Maaf bu, dia Kak Hyunsik. Orang tuanya Sing" Penjelasan dari Leo tentu membuat semua orang melongo, apa-apaan bocah itu?

"Leo, jangan bercanda. Ibu minta panggil orang tua kalian bukannya malah narik sembarang orang buat dijadiin walinya Sing" sentak Bu Tari, guru BK super galak kesayangan murid badung.

"Kak Hyunsik itu orang tua kami di Indonesia, bu" kekeh Leo.

"LEO!"

Cklek.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian semua orang. Terlihat Lex dengan jas OSIS kebanggaannya memasuki ruangan. Ia datang bersama sepasang suami istri yang Hyunsik kira pasti orang tua dari anak yang di buat masuk ke rumah sakit oleh Sing.

Lex melirik Hyunsik yang juga sedang menatap dirinya. Sedang apa Kak Hyunsik di ruang BK? Ah, tentu saja pasti karena Sing, pikir Lex.

"Selamat siang bapa ibu guru. Kami orang tua Jay"

"Ah, selamat siang!"

"Bisa kita mulai?" tanya ayah Jay.

Bu Tari melirik Hyunsik sekilas, kemudian kembali menatap orang tua Jay dan mengangguk. Masa bodo dengan Sing, lagipula meskipun orang tua Sing datang bukankah Sing akan tetap disalahkan? pikir Bu Tari.

"Ah, iya"

"Untuk masalah anak saya yang sampai masuk rumah sakit, saya sebagai orang tua merasa kecewa dengan sekolah ini. Saya memasukan anak saya kesini karena sekolah ini sudah terkenal akan keadilan dan kebaikan para siswa serta guru-gurunya" Pembuka pembicaraan dimulai dari kubu lawan.

"Saya bisa memaklumi jika itu hanya pertengkaran anak laki-laki seperti biasa, tetapi ini sampai masuk rumah sakit. Bukankah hal tersebut mencoreng nama baik sekolah?" lanjutnya.

Guru-guru mengangguk paham, tentu mereka tau. Jika kejadian ini sampai ditelinga masyarakat hal tersebut akan berpengaruh terhadap nama baik sekolah. Masyarakat pasti menganggap bahwa etika yang diajarkan di sekolah tidak dipakai oleh siswa, bahkan kemungkinan terburuknya bisa saja masyarakat berfikir bahwa Sekolah ini tidak mengajarkan etika, moral, dan agama.

Diam-diam Hyunsik mengepalkan tangannya. Dia merasa gugup, tidak pernah ada dijadwal hidupnya untuk berdiri disituasi panas semacam ini.

Lagipula benar apa yang ada dipikiran para guru. Datangnya murid dari Hongkong membuat siswa-siswi berubah. Banyak hal, terlalu banyak malah kejadian kacau seperti ini semenjak kedatangan si anak kembar.

"Saya harap sekolah bisa mengeluarkan anak-anak seperti dia" Sang ibu dari Jay angkat bicara, membuat Sing yang awalnya tenang tersentak kaget.

Lex diam-diam melirik Hyunsik, menunggu sang kakak kelas memberi pembelaan atas semua rentetan serangan yang diberikan lawan.

"Maaf, tapi menurut saya tidak harus sampai seperti itu" opini Hyunsik.

"Mengapa kamu bisa berpendapat seperti itu? Bukankah sudah jelas seberapa fatal dampak yang ditimbulkan dari perlakuan anak itu?"

"Kita belum mencari tau kejadian yang sebenarnya, mengapa mereka bisa sampai bertengkar? Karena saya yakin Sing tidak mungkin bertengkar tanpa ada alasan yang berat" jelas Hyunsik.

"Nak, sebagai anggota OSIS kamu tidak bisa berpihak seperti itu"

"Saya bukan anggota OSIS, saya wali dari Sing"

Lex || XodiacWhere stories live. Discover now