7. Koridor

287 41 4
                                    

"Kak Hyunsik~~ Kak Hyun~~"

Hyunsik menghembuskan nafasnya lelah saat mendengar tawaan kecil teman sekelasnya. Emang bener-bener ye tu bocah tiga, gak bisa gitu buat hidup Hyunsik tenang?

"Anak lu manggil tuh Hyun, samperin dong!" Mingyu berucap dengan lantang, membuat satu kelas meledakan tawa mereka yang sedari tadi ditahan.

Hyunsik memutarkan bola matanya malas, udah kebal dia mah sama si Mingyu. Kemudian dirinya beranjak menuju pintu, hingga dirinya berhenti saat mendengar sahutan yang lain.

"Si Hyunsik belum juga kawin udah punya anak aja"

"Bener woy, yang jadi bini nya siapa ya?"

"Bini apaan, dia ngadonin kue aja belum pernah"

Hyunsik menghela nafas pelan, kemudian berbalik hendak menyelak,

"Berisik! Hidup sendiri aja belum bener, sok so-an mau ngurusin hidup orang lain" Bukan, bukan Hyunsik. Tapi Captain Kelas yang berbicara. Si Pelajar paling muda di kelas tersebut berdiri di tengah kelas sembari melipat tangan di dada lengkap dengan tatapan matanya yang menghunus tajam.

Kemudian Hyunsik tersenyum kecil sedikit membungkuk kearah Hongjoong, ia pikir mungkin karena itulah Hongjoong dijadikan Ketua Kelas. Pria dengan tinggi 172 cm itu memiliki aura yang mengerikan walaupun sikapnya emang kadang-kadang suka alay, lebay, dan baperan.

Senyum Davin mengembang tatkala melihat kakak kelasnya berjalan menghampiri dirinya. Emang sih dia mah 1000% yakin kalau kak Hyun pasti paling sayang sama dia. Secara kan dirinya selalu sigap berada di sekitar kakaknya dimanapun dan kapanpun.

Sedangkan Hyunsik cuma bisa menggelengkan kepalanya pelan saat melihat binar mata dari ketiga adiknya. Walaupun sebenernya dia masih gak nyangka ada cowok yang suka dielus kepalanya bahkan mereka tak segan memeluk dirinya di tengah keramaian tanpa malu.

Mereka ini cowok, loh. Ah, mungkin di negara si kembar hal itu wajar terjadi antara sesama pria. Kalau Davin, dia gak tau.

Hyunsik dengan gemas merusak rambut Leo, membuat Davin menatap tak percaya dengan alay. "Kak! Kok Leo dih?" Protesan putus asa ia layangkan.

"Loh emangnya kenapa?" tanya Hyunsik.

"Kan gue juga mau!" rengeknya yang terlihat sangat menyebalkan di mata Sing.

"Elu nya ketinggian Dav, mana nyampe!" Ucapan Sing tentu membuat Hyunsik lantas mendelik sebal.

"Maksud lo gue pendek gitu?"

"Gue gak bilang kayak gitu"

"Alah taik lu!"

"Taik gue mau lo apain emangnya? Mau di jual? Laku sih secara kan gue gantengnya sampai ke sel-sel tubuh" narsis Sing.

Sementara Leo hanya bisa menggaruk rambutnya yang berwarna coklat. Dia sebenernya gak ngerti sama apa yang diomongin mereka. Pengen nanya tapi takut dikatain bego walaupun sebenernya dia emang goblok bahasa Indonesia.

Namun seketika atensinya teralih saat melihat Zayyan yang melewat. Kakak kelasnya itu berjalan sambil menenteng sejadah lengkap dengan peci yang menahan rambutnya menyentuh jidat.

"Kak Zayyan!" seru Leo.

"Hei!" Zayyan ikut melambaikan tangannya.

Saat hendak melangkah dirinya malah dikejutkan oleh Sing yang mencubit pelan pinggangnya.

"Aww!"

"Don't go there, stupid! He was with his girlfriend"

"Oh gosh! Zayyan has a girlfriend?"

"Idiot! Satu sekolah juga tau, bego!"

"Leo gak bego ya!"

"Iya tau, cuma agak tolol aja"

Tiba-tiba suara gaduh terdengar dari gerbang sekolah. Suaranya seperti teriakkan saat hendak tauran seperti di jln. A. Yani kemarin.

Mereka berempat berlari menuruni tangga sekolah bersama ratusan murid lainnya untuk melihat kegaduhan.

Dan benar saja, terlihat segerombol anak dari sekolah lain yang memaksa menerobos masuk kedalam sekolah. Beberapa anggota OSIS sudah berada di depan gerbang, menahan para anak geng yang makin lama makin brutal.

"Sialan! Mau apa kalian?" tanya Wain.

Gyumin menyenggol Wain menggunakan sikut nya, "Istighfar Wain, lu OSIS. Gak boleh ngumpat!" ucapnya hingga Wain jadi tambah emosi dibuatnya.

Dikira anak OSIS Malaikat kali sampe gak boleh ngumpat.

"Woy! Penghianat, keluar lu!"

Sebuah teriakkan berhasil membuat Hyunsik refleks menoleh pada Sing yang berada di pinggirnya. Membuat Sing langsung paham dengan tatapan sang kakak.

"Bukan gue kak. Lo tau kan gue mah masuk geng nya Si Hyunjin, anak SMA sebelah yang bibirnya memble terus sifatnya rada lebay" sangkal Sing dengan selipan beberapa hinaan manis di ucapannya.

"Lah, terus mereka kelompok siapa?"

"Seonghwa, anak STM yang udah terkenal kenakalannya itu loh"

Tiba-tiba suasana jadi hening saat Ketua OSIS kebanggaan kita muncul bersama beberapa guru. Mereka berjalan membelah kerumunan yang otomatis menyingkir saat merasa aura mengerikan yang mereka keluarkan.

"Anak muda jaman sekarang gak ada sopan santunnya! Mau apa kalian kesini, huh?!" Salah satu guru mengeluarkan suaranya, membuat Seonghwa selaku pemimpin dari pembuat masalah itu berdecih pelan.

"Lebih baik kalian pulang daripada kami laporkan kepada sekolah kalian" ancam guru lainnya yang lagi-lagi hanya dianggap sebagai angin lalu.

"Kedatangan kalian kemari sia-sia, tidak ada murid dari sekolah kami yang masuk kedalam kelompok kalian" Akhirnya Lex ikut berbicara, membuat gumaman dari geng lawan tidak terdengar lagi.

Seonghwa maju satu langkah, berdiri dihadapan Lex dengan tatapan yang makin kian menajam. Kemudian dirinya terkekeh pelan, si penghianat kemarin sukses membuat dirinya mengalami banyak kerugian.

Berkat hilangnya satu pertahanan di sayap kanan membuat lawannya berhasil menembus kelompok miliknya. Seberapa besar pun perjuangan mereka untuk bertahan tetap tidak akan berhasil jika salah satu andalan perang hilang begitu saja dalam pertempuran.

Sialan, seharusnya Seonghwa tidak usah memberi kepercayaan pada orang yang sama sekali tidak jelas latar belakang nya.

Dan lihatlah sekarang, si Penghianat itu ada diantara kerumunan dengan wajah menyebalkan yang membuat dirinya muak bahkan hanya untuk melirik sebagian tubuhnya saja.

"Cih, bilang sama tu penghianat. Gue tunggu di lembah kematian besok" ucap Seonghwa.

"Kok namanya mirip sama tempat gelutnya si Naruto sama Sasuke bos?" tanya Changbin.

"E-eh iya elah typo gue, habis nonton anime soalnya. Maksudnya gue tunggu di warteg eh di jembatan BEKO nanti malem"

Agak labil emang Captain yang satu ini. Maklum lah masih remaja, belum ketemu sama pawang yang pas makannya rada goblok:)

...

Hallo! Nanti malam pada baca cerita 'Puisi' ya, hehe... Ceritanya tentang Beomsoo dan segala puisinya yang bercerita tentang kehidupan remaja.

Kayak cerpen one shot gitu lah, heu heu... Eh sama Wain juga ada kok.

Pokoknya baca ya:(

Lex || XodiacWhere stories live. Discover now