Hari ini, Aghniya menginjak dunia baru, di Sekolah Menengah Atas yang sudah dia pilih. Selangkah lebih dekat dengan mimpinya, dia berharap suasana baru, teman baru, guru baru, semuanya bisa memberikan dampak positif akan dirinya.

Sambil makan, Ayah Aghniya berkata kembali, "Aghni, di sekolah nanti, teman-teman kamu akan menjadi bagian penting dari hidupmu. Jangan lupa untuk bersikap baik, dan jalinlah ikatan yang baik dengan mereka." Ucap ayahnya sambil memberikan sepotong kuning telur ke atas piring Aghniya.

"Iya, Ayah. Aku akan berusaha berteman dengan mereka dan menjadi orang yang memberi kebahagiaan juga untuk mereka." Jawab Aghniya sambil menunjukkan gigi gingsulnya yang manis.

Percakapan itu terus berlanjut, ibu Aghniya memberi nasihat kembali, "Kamu juga jangan terlalu banyak nulis bergelut sama note di handphone sampai lupa untuk belajar dan mengobrol dengan teman-temanmu nanti." Ibunya tahu kebiasaan Aghnia dan hobinya.

"Iya, Ibu. Aku bakal beradaptasi dengan baik di sekolah nanti." Jawabnya dengan percaya diri.

Mereka berbicara dan tertawa bersama, menciptakan kenangan yang manis sebelum Aghniya berangkat ke sekolah. Setelah sarapan, Aghniya membantu ibunya membersihkan meja makan, sambil berbincang tentang apa yang akan dia hadapi di sekolah. Ia merasa beruntung memiliki keluarga yang begitu mendukungnya.

Ibu Aghniya mengusap rambut putrinya dengan lembut dan berkata, "Semoga kamu sukses, Nak. Kami selalu di sini untukmu, dan kami bangga padamu."

Aghniya tersenyum dan merasa penuh semangat. Dengan dukungan dari keluarganya, ia merasa siap menghadapi hari pertamanya di sekolah. Ia berjanji untuk menjalani petualangan barunya dengan kebahagiaan dan percaya diri, dia juga siap memulai babak baru dalam hidupnya.

Aghniya tiba di sekolah dengan pakaian yang rapi dan sopan, sesuai dengan seragam sekolahnya. Ia memakai kerudung cantik yang membungkus kepala dengan apik, memberikan sentuhan anggun pada penampilannya. Wajahnya dihiasi dengan makeup sederhana ala anak sekolah, yang menyoroti mata coklatnya yang berkilau.

Ia mengenakan baju lengan panjang yang sesuai dengan aturan sekolah, tetapi baju itu memberikan kesan anggun dan sopan. Rok panjangnya memberikan kesan klasik dan elegan, sementara sepatu hitamnya menambahkan sentuhan profesional pada penampilannya.

Setelah masuk ke gedung sekolah, Aghniya mencari kelasnya dengan hati yang berdebar-debar. Ia ingin segera mengenal teman-teman sekelasnya dan merasa penasaran tentang siapa yang akan menjadi teman-temannya di sekolah.

Saat ia tiba di depan kelas, ia melihat beberapa murid yang sudah berbincang-bincang dan tertawa bersama. Aghniya mencari tempat duduknya dan menyapa teman sebangkunya yang duduk di sampingnya.

Namanya adalah Sarah, seorang gadis cantik yang memiliki senyum yang ramah. Mereka berdua langsung berbicara, dan Aghniya merasa nyaman dengan kehangatan yang disuguhkan oleh Sarah.

"Pagi," kata Sarah dengan senyum hangat. "Namaku Sarah. Kamu?"

Aghniya tersenyum balik, "Pagi, Sarah. Aku Aghniya, bisa kamu panggil Aghni."

Aghniya merasa senang menemukan teman sekelas yang juga murid baru. Mereka berdua saling bertukar cerita tentang sekolah lamanya, tentang berbagai cerita yang menjadi alasan mereka masuk ke sekolah itu.

Kemudian, salah satu teman sekelas mereka yang duduk di sebelah Aghniya memperkenalkan diri. Namanya Rujhan, seorang lelaki yang ramah dengan senyuman yang ceria.

Pertemuan mereka adalah awal dari persahabatan yang akan tumbuh dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan mereka di sekolah itu.

Kelas baru Aghniya menjadi semakin ramai dengan kehadiran siswa lain yang juga sedang mencari tempat duduk. Di antara siswa-siswa yang masuk, dua diantaranya menarik perhatian Aghniya.

AQLAMWhere stories live. Discover now