2- OM Botol.

35 3 1
                                    

Setelah bersiap-siap dengan pakaiannya, Ayanna, gadis itu merasa kakinya memberat, walau hanya untuk keluar dari kamar. Ia merasa tidak tenang ketika tahu ia akan pergi berdua saja dengan Gavin.

Gadis itu mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskannya, ia mengambil Tas selempang kecilnya dan dompet mininya. Melangkahkan kaki kecilnya untuk keluar dari dalam kamar.

Baru menoleh kesamping ia sudah dikejutkan oleh Gavin yang berdiri menatapnya, seperti biasa tatapan datar, sembari kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana panjangnya.

"Lama" Cetus Gavin, lalu berjalan mendahului Ayanna yang tengah merasa sedikit kesal dengan pemuda itu.

Ia pun mengikuti langkah pemuda itu dengan jarak yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Memegang erat tali selempangnya.

Disaat ia melihat Daffa yang tengah duduk bermain game, ia mendekatinya sebentar lalu kembali membujuk pemuda itu.

"Daff ayoo, please ikut yaa" bujuknya sedari tadi, setidaknya kalau Daffa ikut, ia tidak akan canggung sendiri nanti.

Pemuda itu berdecak malas, "Jangan ganggu gue ah! Pergi sana!" Usir daffa malas.

Ayanna mencebik kesal memandang Daffa, sebelum mengejar langkah Gavin, gadis itu menendang kaki Daffa dengan keras, membuat pemuda itu berteriak kesakitan.

"BOCIL SINTING!"

Ayanna terkikik, berlari menjauh dari Daffa yang menatapnya marah. Gadis itu kemudian berhenti tertawa kala ia ditatap oleh Gavin.

"Nakal" Ucap pemuda itu lalu masuk kedalam mobilnya, menunggu Ayanna yang masih menganga shock mendengar perkataan Gavin.

"Ck, kesell!!! Bisa gak sih Om Gavin itu ngomong yang bener! Kalo gak suka bilang aja!" Gerutu gadis itu didalam hatinya.

Ayanna menutup pintu mobil, lalu memakai sabuk pengamannya, langsung menatap lurus kedepan, dengan hari yang masih kesal ia malas menatap Gavin.

"Pakai sabuk pengamannya" Tegur Gavin.

Ayanna menyerngit, lalu menjawab "Udah kok" balasnya tanpa menatap lawan bicaranya.

Gavin mendekat lalu menarik sabuk pengamannya dengam benar dan memasangkan gadis itu, Ayanna menoleh dan ia langsung bersitatap dengan Gavin.

Tuk.

"Asal-asalan gitu caranya?"

"Ish, sakit Om!" Ringisnya setelah mendapat sentilan dari Gavin.

Gavin tidak menjauh, ia menyerngit, "Masih manggil saya Om?" Tanyanya, tidak heran lagi dari semenjak awal bertemu Ayanna, gadis itu memang memanggilnya dengan sebutan Om.

Ayanna mencebik, "Hm aneh kalau Aya manggil Om Gavin pake embel-embel Kakak!" Jelas gadis itu, padahal Atry menyuruhnya memanggil Gavin dengan sebutan kakak.

Eh, Ayanna mengerjab,kenapa juga ia berbicara dengan pemuda itu, apalagi dengan jarak yang dekat begini. Dengan cepat gadis itu menarik dirinya menjauh, Gavin tersenyum miring, lalu kembali duduk seperti semula.

"La-lagian Om Gavin juga ngomong pake 'Saya' sama Aya, enggak kayak Daffa" Lanjutnya.

"Kamu maunya apa? Aku-kamu gitukah?"

ILY NEIGHBOUR Where stories live. Discover now