- PROLOG -

517 41 1
                                    

"Dunia bakalan baik-baik aja setelah aku pergi " pemuda manis itu tersenyum teduh

"Kenapa?"

"Karena seharusnya aku emang gak terlahir ke dunia"

°°°

Aroma petrichor meruak seiring jatuhnya tetesan air yang menyentuh tanah, mengalahkan bau asap kendaraan. Payung berwarna-warni menghiasi trotoar, ada sebagian dari mereka yang menghentikan aktivitasnya dan memilih menepi pada teras ruko.

Hari ini adalah rabu sore, dengan hujan yang tak redah sedari pagi. Masih menggunakan seragam sekolahnya, pemuda manis bernama lengkap Harsa Putra Semesta, dengan payung transparan digenggaman tangannya

Lampu lalu lintas berbubah menjadi warna merah, dengan sedikit ragu ia menginjak garis putih itu, tepat setelah ke dua kakinya menapak pada trotoar sebrang. Sebuah klakson terdengar, cahaya sorot lampu dari truk itu menyilaukan

Dan setelahnya bunyi bedebum menghantam tubuhnya hingga terseret sampai beberapa meter dari tempatnya, tubuh ringkih itu terguling di atas aspal yang basah

Sesak di dadanya menjalar, seperti susah hanya untuk menghirup oksigen.

Yang harsa rasakan saat ini tubuhnya seperti mati rasa, seolah sendi-sendi yang ada di tubuhnya tidak berfungsi lagi. Cairan kental berwarna merah itu membanjiri jalan seperti air yang tergenang

Sayup-sayup terdengar jeritan dan suara klakson yang beradu, harsa memandang langit yang berwarna kelabu menghiasi langit sore. Semesta sudah melakukan pekerjaannya dengan baik

Pandangan nya semakin mengabur, harsa mulai beberapa kali terbatuk dan mengeluarkan darah

Dari kejauhan terdengar suara teriakan orang meminta tolong, dirinya sekarang hanya jadi tontonan. Beberapa dari mereka menatapnya iba ada juga yang mengabadikan foto nya untuk di upload ke media sosial atau untuk koran esok

Perlahan tapi pasti, Yang ia rasakan di tubuhnya semangkin ringan. Senyum tipis terlukis di wajahnya, matanya mulai memejam di sertai gemuruh dari hujan dan hentakan-hentakan orang yang mendekatinya

Harsa berharap, ia tak akan lagi terbangun esok hari. Menerima beban yang tak sanggup dipikul olehnya

Sampai akhirnya.......

Tuhan benar-benar menepati janjinya untuk menjemput harsa


- Medan, 4 November 2023

Pelukan Terakhir | Haechan DoyoungWhere stories live. Discover now