"Apa ya? Soto kali atau kaya tenda lamongan gitu mungkin?" balas Lita yang juga kurang tahu soalnya dia belum pernah makan makanan berat kalau ke alun-alun. Paling jajan pentol doang dia.

"Sam, mau makan apa?" teriak Gauri, soalnya motor yang dinaiki Samuel dan Aji ada diurutan keempat yang rada jauh dari posisinya. Apalagi ini di pinggir jalan raya.

"Terserah, ngikut aja gue" jawabannya cewek sekali ya bund.

"Yang seger-seger gitu enak kali" ucap Yeshika di boncengan Nadhif.

"Mending cari parkiran dulu deh, enggak enak ini di pinggir jalan raya begini," usul Nadhif yang disetujui yang lain.

Mereka segera mencari tempat parkir diarea alun-alun. 

"Eh apaan tuh?" ujar Dhisti penasaran saat melihat area tengah alun-alun itu di kerubungi banyak orang. Ada suara musik khas jawa gitu.

"Nonton itu dulu yuk, masih jam 5 juga" usul Kirana setelah melihat jam tangannya.

"Kayaknya itu Topeng monyet deh," kata Haidar. Soalnya suara musiknya kaya tukang topeng monyet di pinggir jalan gitu. 

"Lah kalo topeng monyet kok lo disini, Dar? Harusnya disana tuh lagi atraksi," sahut Aji membuat yang lain tertawa. 

Haidar melotot, "Maksud lo gue monyetnya?" tanyanya sewot.

"Lah gue kagak ngomong ye, lo sendiri yang ngomong" kilah Aji seolah tak bermaksud seperti itu.

"Anjir lo," 

"Ya kalo kagak ngerasa mah kagak usah marah" sahut Raihan.

"Gini ya nasib orang ganteng, kalo enggak di puji ya dibully temen sendiri" ucap Haidar sok dramatis.

Saat teman-teman lelakinya berdebat sendiri, Dhisti dan Kirana malah nyelonong pergi duluan untuk menonton kerumunan itu. Diikuti oleh Yeshika, Gauri, dan Lita.

"Pada bacot sendiri malahan, noh cewek-cewek udah pada kesana," ujar Januar lalu menyusul para perempuan itu.

Ternyata bukan topeng monyet melainkan pertunjukan semacam kuda lumping atau reog. Soalnya ada kaya topeng besar yang kaya di reog-reog itu.

"Itu yang foto-foto pake kaos KKN dari kampus kita enggak sih?" seru Gauri saat melihat orang yang memakai kaos yang juga tak asing baginya.

Dhisti menyipitkan matanya untuk melihat arah yang Gauri tunjuk, "Mana deh?" 

"Dideket tiang itu lo," sahut Kirana.

"Tuh ada cewek-ceweknya juga," imbuh Yeshika.

"Apa mungkin ini proker mereka?" timpal Naura seraya membenarkan kacamata beningnya.

"Ada juga ya yang KKN disini, baru tau gue," kata Lita yang masih memperhatikan para mahasiswa KKN itu.

Para lelaki berdiri tak jauh dari perempuan, mereka cuma nonton sebentar saja, setelah itu berdiri di belakang tak jauh dari para perempuan.

"Mau makan apa nih nanti? Bentar lagi buka tapi belum tau mau makan apa?"  tanya Haidar. 

"Soto aja deh, tuh di seberang alun-alun. Disana rame dari tadi gue lihat-lihat. Pasti enak." balas Nadhif, soalnya biasanya kalau tempat makan rame = enak.

Samuel mengangguk setuju, "iya disitu aja, gue pengen makan yang berkuah juga." Padahal dia jawabnya terserah, sekarang malah mau soto.

"Kagak tanya cewek-cewek dulu?" sahut Januar, takut nanti para perempuan malah tidak setuju. Cewek kan ribet.

"Halah kagak usah. Cewek mah ribet, ditanya apa pasti jawabnya terserah." Raihan kayaknya memang sudah khatam banget sama tabiat para perempuan kebanyakan kalau ditanya mau makan dimana jawabannya 'terserah'. 

KKN 110Where stories live. Discover now