The Time Has Comes (END)

530 32 5
                                    

Rasa haru menyelimuti diri

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Rasa haru menyelimuti diri. Tentunya aku merasa bahagia dan bersyukur ada di titik ini. Dahulu aku berpikir memiliki suami yang bertanggungjawab, menyayangiku dan mau menerimaku apa adanya dan aku sudah menemukannya meskipun kepahitan di awal yang aku rasa tetapi sekarang hidupku terasa manis.

Hidup memang tidak selalu manis sama seperti permen lolipop, ada rasa pahit dan manis di dalamnya. Adakalanya kita merasa sedih dan bahagia karena hidup itu seimbang.

Aku tidak pernah meminta hal lebih, di saat aku mengandung dahulu aku hanya ingin pergi berbelanja bersama dengan Jefri. Siapa sangka aku bisa merealisasikan keinginanku menjadi nyata. Harapan itu akhirnya terwujud bersama orang terkasih.

Sejak tadi senyumku tak pernah luput hingga Jefri yang melihatku pun juga ikut merasakan bahagia. "Sebahagia itu?" tanyanya sembari berjalan beriringan denganku, tidak lupa tangan kanannya mendorong kereta bayi si kembar sedangkan tangannya yang menganggur itu memeluk pinggangku posesif.

"Jujur, aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi. Kamu masih ingat kan pertama kali kita berbelanja bersama dan harus kucing-kucingan dengan Letta?"

"Maaf."

"Kenapa meminta maaf?"

"Kalau saja aku tidak menerima perjodohan gila itu mungkin kamu tidak akan terluka sampai sejauh ini."

"Kalaupun kamu tidak melakukan itu. Apa mungkin kita bisa seperti ini? Jef, jangan merasa bersalah. Aku memang pernah marah dan benci padamu tapi itu dulu dan sekarang, aku sudah memaafkan juga melupakan kejadian yang sudah kita lewati. Kita hanya perlu fokus membesarkan si kembar."

"Dan calon anak kita nanti."

Aku mencubit lengannya, seenak jidat dia mengatakan itu. Memangnya melahirkan tidak sakit? "Kalau begitu kamu saja yang melahirkan."

"Kalau aku bisa, mungkin aku sudah buat kesebelasan tim sepak bola."

"Jangan melantur."

"Aku mencintaimu, sayang."

Bukannya menjawab aku justru mengomelinya. "Dasar tidak tahu tempat," ucapku setelah dia melepaskan ciuman singkatnya.

Dia hanya tertawa pelan melihat respon dariku. Jefri kembali mendorong kereta bayi ke tempat yang kami tuju yakni toko perlengkapan bayi.

Aku lupa mengatakan bahwa Jefri ini terlalu boros. Dia akan berdalih dengan mengatakan bahwa semua itu dia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya. Dia mau melakukan yang terbaik untuk si kembar sebagai seorang ayah yang siaga dan ayah yang hebat katanya, dimulai dengan hal kecil yakni memenuhi segala kebutuhan si kembar agar mereka tidak kekurangan apapun.

"Nara sudah memiliki baju warna ini," kataku menahan pergerakannya yang baru saja menaruh item itu di dalam troli belanjaan.

"Tapi yang ini lucu. Motif dan modelnya juga berbeda dengan yang ada di rumah. Kalau saja Nara bisa bicara, dia pasti bosan mengenakan pakaian dengan motif dan model yang sama."

Bunda Pengganti | Jung Jaehyun ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora