5. Nanami : Cukup Lama,Aku Bahkan Bisa Menggendongnya.

Start from the beginning
                                    

"Uhg, maaf, aku kelewatan." Ujar remaja itu seraya melepaskan remasan tangannya. Telinga anjing——mungkin serigala?——imajiner tampak turun dengan sedih.

"Tidak apa-apa kok. Tadi aku memang ceroboh saja" ujar Megumi sembari sedikit mengelus bahunya yang berdenyut.

"Aku ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasku. Dan orang bodoh plus tolol malah meletakkan dokumen penting milikku diatas almari setinggi itu. Jadi, tanpa pikir panjang aku menumpuk kursi dan meja untuk meraihnya. Eh, kok malah jatuh. Untung kak Nana sempat nyelamentin aku" jelas Megumi sembari tersenyum tulus pada Nanami yang duduk dihadapannya.

Mendengar penjelasan itu, Yuuta dan Nanami menghela nafas lega. Awalnya mereka bertiga pikir Megumi dicelakai oleh orang lain, ternyata tidak. Yuuta mengulurkan tangannya untuk membelai surai runcing Megumi. Membelainya dengan lembut dan penuh kasih. Tatapan yang indah dan menawan diwajahnya yang tampan, selalu mampu membius siapapun, agar terbang diantara awan.

Tak terkecuali Megumi yang sedikit tersipu. Remaja surai runcing itu hanya mampu tersenyum malu. Memendarkan permata zamrudnya dengan kepolosan yang palsu. Senja yang dengan malu bersembunyi di balik cakrawala, memendarkan sinarnya yang tak tergantikan. Menyembunyikan merah merona yang menghias di pipi Megumi dengan warna jingga yang hangat.

Yah, bagaimana tidak? Jika kau dibelai oleh senpai paling kau hormati, tentu saja kau akan bahagia nan berbunga hati, tak terkecuali Megumi.
.
.
.
"Omong-omong Megu." Panggil Yuuta pada Megumi yang hendak pergi. Sesi lembur dewan OSIS sudah selesai dan saatnya bagi Megumi, bagi semua orang, pulang. Pulang.

"Ya, Yuu-san?." Megumi menghentikan langkahnya. Ia menolehkan wajahnya yang cantik untuk menghadap dengan sempurna pada wajah tampan Yuuta. Bertatap muka nan bertatap mata. Permata giok zamrud yang sangat hijau bertemu dengan mutiara hitam yang bulat dan pekat.

Megumi menunggu cukup lama. Dilihatnya senpainya itu sedang canggung dan gelisah. Entah karena apa, Megumi tak tahu. Megumi dengan sabar menunggu senpainya berbicara. Namun apa yang ia dengar bukanlah hal yang sama sekali dia inginkan. Saking terkejutnya, Megumi bahkan nyaris menjatuhkan semua barang bawaannya.

"Maaf Megu, akulah orang bodoh plus tolol yang menaruh kotak itu diatas almari. Aku pikir akan aman dan tidak mengganggu jika kuletakkan disana. Eh, ternyata itu malah membuatmu kesulitan dan nyaris celaka" Ujar Yuuta bersalah. Wajahnya begitu lesu, sedih seperti anak anjing——atau serigala?—— yang telah melakukan kesalahan dan takut dihukum majikannya. Takut dicampakkan majikannya. Megumi bahkan bisa melihat telinga anjing dan ekor anjing imajiner, LAGI! yang menunduk lemas lesu, menghiasi kepala dan pinggang Yuuta.

Tidak pernah dibayangkan oleh seorang Fushiguro Megumi bahwa senpai yang paling ia hormati akan membungkukkan tubuhnya untuk meminta maaf.

Tidak pernah dibayangkan oleh seorang Fushiguro Megumi bahwa ia baru saja menyebut senpai yang paling ia hormati sebagai orang bodoh plus tolol yang menjadi biang kerok atas kekacauan yang Megumi buat sebelumnya.
.
.
.
"Ah, Yuu-san. Ah tidak. Yuu senpai. Maaf. Etto. Tidak apa-apa soal itu. Bukan. Yuu-san bukan orang bodoh dan tolol kok. Yuu-san anak yang pintar. Ne~ Ne~". Ujar Megumi panik. Megumi dengan panik menghampiri Yuuta dan memintanya berhenti untuk membungkuk. Menurutnya hal itu sangat tidak etis untuk dilakukan seorang senpai yang terhormat seperti Yuuta.

"Meguuuu. Kau memaafkanku?." Tanya Yuuta dengan nada memohon. Wajahnya yang memelas seperti anak anjing yang memohon untuk dimaafkan. Sorot matanya seolah jendela jiwa yang hancur, ekspresi penuh rayu, menyiratkan bahasa kalbu

"tolong ampunilah aku tuanku, mohon berilah kasih cintamu."

Sebuah ungkapan penyesalan paling tulus dan dalam. Seolah penuh kerinduan akan kehangatan cinta kasih dari sang majikan.

Secret Admirer |Gofushi💙💚|Where stories live. Discover now