Apa lagi yang mungkin Jungkook lakukan di sana jika bukan untuk tujuan menemui Taehyung? kalau dihitung-hitung, ini sudah sebulan sejak pertemuan terakhir mereka di pesta ulang tahun Taehyung.

Sementara Taehyung masih memandangi Jungkook dengan raut tak menyangka, pria di tangga segera turun begitu alpha tersebut mendekat. Sambil melepas topi di kepalanya, dia membungkuk dan menyapa, “Tuan Muda Jeon, selamat siang.”

Jungkook tersenyum pada pria tersebut. “Panggil Jungkook saja,” katanya.

Dan Taehyung memandang bergantian dua pria berbeda umur di hadapannya tersebut. “Paman kenal?” dia bertanya pada pekerjanya yang terlihat memang telah mengenal Jungkook. Dia sungguh-sungguh tak mengira. Dalam benaknya, ini bukanlah sesuatu yang biasa.

Pria itu pun mengernyit. “Dia calon suami Anda, bukan?” dia balik bertanya seolah memang merupakan hal lumrah dirinya mengenali siapa calon suami sang majikan—bahkan mungkin bagi seluruh pekerja lain di rumah ini. Dia bahkan sempat mempertanyakan dalam benaknya, tidak mungkin omega tersebut tidak mengenal calon suaminya sendiri, kan?

Jungkook bertanya pada Taehyung, “Apa yang sedang kau lakukan?”

Dengan suara pelan Taehyung menjawab, “Aku ....” Sejenak dia melirik pohon persik di sebelahnya, sebelum melanjutkan, “Memangkas pohon.”

Diam-diam Jungkook menahan tawa mendengarnya. Menurut yang dilihatnya beberapa saat lalu, Taehyung tidak terlihat sedang memangkas pohon melainkan mengganggu si pria pekerja kebun melakukan pekerjaan tersebut. Namun, meski begitu Jungkook tak mengomentarinya dan malah menawarkan, “Boleh aku membantu?”

“Sungguh?” Taehyung bertanya dengan tatapan tak percaya sebab memang tak betul-betul mempercayainya. Dia tak berpikir Jungkook sudi mengeluarkan keringat untuk kegiatan berkebun bersama dirinya.

Sedangkan pria di sebelah Taehyung sontak menatap horror. “Tuan Jungkook, itu—” Dia hendak mengatakan bahwa kegiatan seperti memangkas ranting pohon menggunakan tangga bukanlah sesuatu yang semestinya dilakukan tuannya, tapi dia kebingungan bagaimana menjelaskan. Dan lagi, dia tidak ingin bersikap kurang ajar. Jungkook memahami hal itu. Jadi dia tersenyum lagi. “Tak apa. Aku ada di sini, kan? Aku yang akan menjaganya.”

“Tuan Jungkook, Nyonya tidak akan suka ini.” Pria itu terlihat dilema.

Menyadari Jungkook adalah satu-satunya peluang baginya mendapatkan apa yang diinginkan,Taehyung mulai melirik alpha tersebut dengan harap-harap cemas. Sedangkan Jungkook, tentu saja dia menyadari itu sehingga tak berpikir dua kali untuk memberikan dalih, “Biar aku nanti yang akan menjelaskan. Tidak akan jadi masalah asal Taehyung baik-baik saja, kan?” Jungkook mencoba berdiskusi.

Lalu, demi memastikan bujukan Jungkook berhasil, Taehyung turut pula menambahkan, “Jungkook akan membantuku, Paman.”

Dan karena dua pemuda itu menatap dengan sorot mata memohon, maka si pria akhirnya luluh juga. Meski tak lagi mencegah, dia masih berpesan untuk yang terakhir kali. “Kalau begitu saya akan mengambil pupuk di gudang penyimpanan. Jika ada yang dibutuhkan, tolong langsung beritahu saya.”

Jungkook mengangguk sambil mengucapkan terima-kasih, sementara Taehyung mulai terlihat berseri lagi. Begitu hanya tersisa mereka berdua, Taehyung tak menunda untuk segera menoleh pada Jungkook dan bertanya, “Kau benar-benar akan membantuku?” Dia masih meragukan alphanya dan memang belum sepenuhnya percaya.

Jungkook pun menjawab, “Itu yang kukatakan.”

Ketika Jungkook mengulas senyum, Taehyung tanpa sadar ikut tersenyum. Seakan memang sudah tak bisa bersabar lagi, omega tersebut segera mengenakan sarung tangan berkebunnya. “Ayo kita mulai kalau begitu,” dia berkata, lalu meraih gunting pangkas yang digeletakkan pekerjanya di sana dan mulai menaiki tangga.

Honey Peach | BTS KookV [COMPLETE]Where stories live. Discover now