Tears

1.5K 169 36
                                    

Yang suka Uke Super Power anti tertindas, yang suka Seme Sad Boy, silahkan baca cerita ini, pastinya cocok
.
.
.
.

Draco tidak pernah berhenti untuk menunjukkan rasa sukanya, dia merasa tertantang untuk mendapatkan Harry. Belum pernah ada yang menolaknya selama ini, hanya Harry yang berani. Miris sekali ketika pertama kali dirinya merasakan jatuh cinta dan di tolak mentah-mentah begitu saja. Padahal diluar sana banyak orang yang rela berlutut untuk bersanding dengannya.

Meski itu mengganggu Harry dan membuatnya tak nyaman, Draco tidak peduli asalkan Harry berhasil dirinya miliki.

Sungguh Harry merasa terganggu, saat Draco mencoba menempel padanya. Membuat dia tidak leluasa bahkan sulitnya untuk berkomunikasi dengan Team, saat Draco hampir 15 jam terus menempel, kecuali saat tidur.

Pria kurang ajar itu, tidak pernah menyerah saat dirinya telah melakukan penolakan secara terang-terangan.

"Aku merasa jika kita seperti sedang bermain rumah-rumahan, bagaimana jika kita menyempurnakannya?"

Draco terus mengganggu Harry yang sedang memasak dan mencoba mencari celah untuk menyentuh atau memeluk Harry secara sensual, Harry sangat risih tentu saja.

"Aku tidak bisa membereskan masakannya jika kau terus mengganggu Tuan Malfoy!" Harry sangat geram.

"Presetan dengan makanan, kita bisa memesannya nanti."

"Lepas!" Harry berbalik dan menatap Draco marah. "Jangan samakan aku dengan jalang yang pernah kau simpan!" Pergi meninggalkan Dapur, menyenggol bahu tegap  milik Draco.

Draco menyeringai, kemudian mengusap bibir bawahnya pelan.

"Semakin menarik, sebanyak kau menolak, maka sebanyak aku akan terus memaksamu."
.
.
.
.

Kantor Militer siang ini terlihat ramai, Harry berusaha meluangkan waktunya untuk pergi ke sana setelah mendapat celah untuk keluar dari rumah si bangsat. Pandangannya beralih menatap Cedric, Pria itu terlihat sibuk dengan tugas yang diberikannya.

"Ah, Harry!" Seketika segera berdiri saat melihat Harry yang datang.

"Bagaimana hasilnya, selama aku tidak ada?"

"Aku menemukan pembicaraan yang menarik, dari kamera rahasia yang kau pasang di kantor si Ferret itu."

"Apa yang kau temukan? Semoga tidak mengecewakan."

"Bajingan Malfoy, sudah melenyapkan barang bukti 10 Ton obat-obatan yang dia susupkan di pelabuhan..."

"Dan kau sangat yakin?" Harry menaikkan alisnya.

"Tentu..."

"10 Ton sangatlah banyak, tidak mungkin dia membakarnya atau menguburnya." Harry menatap Cedric datar, kedua tangannya bersedekap di dada.

"Itu..."

"Kau tidak melihat berita Diggory? Ribuan ikan mati di pesisir pantai beberapa waktu setelah kejadian."

"Tapi kita tidak akan bisa menangkapnya jika bukti tidak kuat, Pak!" Cedric terlihat sangat frustasi.

"Kirim kapal selam untuk menyelidiki! Jangan sampai misi rahasia ini bocor, aku yakin obat-obatan terlarang itu di bom di bawah laut. Kita bisa mencari buktinya."

Nah, itulah yang selalu Cedric kagumi dari atasannya ini, selalu berfikir di luar pemikiran mereka. Tentu saja, mungkin karena Harry lebih banyak memiliki pengalaman meski usianya terpaut lebih muda dari Cedric.

"Aku minta laporannya besok!"

Harry pergi meninggalkan ruangannya, dia tak memiliki banyak waktu untuk tinggal di markas Militer.
.
.
.
.

Tears (4shoot) TAMATWhere stories live. Discover now