#6

95 16 27
                                    

"Ahh, mudah sekali." Ujar Satoru berjongkok di atas tumpukan ratusan penjahat yang ia kalahkan.

"Lebih cepat selesai lebih baik kan? Lagipula tadi kau bilang akan mengajak kami bertiga ke dessert cafè?" Kata Geto dari bawah.

Gojo menatap kebawah, kearah Geto. "Apa kau menyukai Aeri?" Tanya Gojo kepada sahabat satu-satunya itu.

"Kau cemburu?" Geto menyeringai pada Gojo, berusaha memancing sahabatnya itu.

"Bukan begitu. Hanya saja, aku penasaran kenapa kau bersikap sangat baik kepadanya." Ujar Gojo berdiri, kemudian berjalan kebawah.

"Satoru, dia itu... anak yang kesepian." Jawab Geto menunggu sahabatnya turun.

"Bahkan orang tuanya lebih sibuk bekerja ketika ia berada di rumah sakit, makanya aku seringkali menemaninya. Dia itu.. seperti anak kecil yang kesepian." Lanjut Geto.

. ⋅ ˚̣- : ✧ : – ⭒ ⊹ ⭒ – : ✧ : -˚̣⋅ .

Mitsuki's POV

"Makanlah yang banyak. Tubuhmu ringan sekali. Aku sampai bingung bagaimana bisa kau mengangkat sebuah katana dengan berat badan seringan itu." Satoru mengoceh di samping tempat tidurku.

"Apasih? aku tidak seringan itu tau." Aku menatap kesal Satoru yang terus menceramahiku tentang makanan sehat dan tidur yang cukup.

"Kau pikir siapa yang mengangkat tubuhmu dan membawamu kemari hah?" Tanya Satoru dengan nada kesal.

Pandangan kami terkunci. Untuk sesaat, aku melihat banyak hal yang telah terjadi di dalam sana. Aku menghela nafasku.

"Satoru, aku tau kau yang terkuat. Tapi kuharap kau tidak terlalu sombong. Sebelum kesombonganmu menelan... segalanya..." Kataku menatap dalam manik biru indah miliknya.

Satoru bersandar pada kursi dan menyilangkan tangannya di dada. "Katakan padaku, apa yang kau lihat?"

Aku tersenyum, "Hanya kau bertarung dengan Toji Fushiguro, dan ada seorang anak dari keluarga Zenin." Aku diam sebentar mengingat-ngingat sesuatu. "Aku jadi ingat Suguru bilang kau tidak ingin mengasuh anak kecil lagi." Aku terkekeh

. ⋅ ˚̣- : ✧ : – ⭒ ⊹ ⭒ – : ✧ : -˚̣⋅ .

Tokyo, September, 2007

Hari ini Satoru dan Suguru pergi menjalankan misi, aku dan Shoko duduk berdampingan di spot favorit kesukaan kami. Hari ini cuacanya panas namun banyak angin, entah kenapa aku punya perasaan kalau musim panas kali ini akan menyimpan banyak cerita.

"Shoko, kamu pernah tidak sih merasa kalau kita itu selalu ketinggalan dari Satoru dan Suguru? Atau lebih tepatnya... ditinggalkan?" Aku bertanya kepada Shoko.

Sesungguhnya, aku sangat mengapresiasi pertemanan mereka, sekaligus iri.

Shoko tersenyum mendengar pertanyaanku. "Tentu saja, terkadang aku merasa, untuk Gojo  kalau dunia ini hanya tentang mereka berdua. Aku mengerti sih mereka sangat dekat... tapi kan..."

"Aku juga merasa seperti itu!" Aku menghela nafasku dan merangkul Shoko. "Tenang saja Shoko, masih ada aku disini. Kau tidak sendirian."

Shoko tertawa mendengarnya, ia menyalakan rokoknya. "Benar, aku tidak sendirian karena ada kamu."

"Aku mau ke kamar mandi sebentar, tolong pegang rokokku." Ujar Shoko melempar sebungkus rokok ke pangkuanku lalu pergi ke kamar mandi.

Aku menghela nafas, kemudian membuka ponselku untuk melihat apakah ada pesan untukku atau tidak.


"Ayo kita makan dessert setelah misi kami selesai" -Gojo Satoru

Eien no Hanazono [Jujutsu Kaisen]Where stories live. Discover now