#11

57 9 0
                                    

Tokyo, 2017

Seorang wanita berambut pink menghentikan langkah kakinya di depan pintu gerbang SMK Jujutsu Tokyo. Matanya menatap sekitar, mengingat-ingat kembali setiap sudut dari sekolah yang ia datangi setiap hari sepuluh tahun lalu.

Sekolah ini besar, tapi terasa sangat sepi seperti biasanya. Ia menoleh ke atas, melihat papan penanda ruangan yang bertuliskan Ruang Kepala Sekolah.

Ia menarik nafas dalam sebelum menggeser pintu ruangan tersebut. Berharap pekerjaan barunya ini akan menjadi pilihan terbaik untuk dirinya.

Ia membuka pintu, kedua orang yang berada di dalam ruangan langsung menoleh ke arahnya. Seorang laki-laki paruh baya yang duduk di kursi kerjanya, dan laki-laki berambut putih yang duduk di sofa.

"Tadaima." Ujar wanita itu di depan pintu sebelum melangkah masuk ke ruangan.

Menggunakan kata 'tadaima' karena ia merasa 'pulang' ke rumah.

Laki-laki yang duduk di kursi kerjanya, yang biasa dikenal dengan nama Yaga Masamichi, terlihat lebih tua dari yang ada di ingatan Mitsuki, ia tersenyum melihat kehadiran muridnya yang kembali ke sekolah sekian lama. "Selamat datang kembali, Mitsuki Aeri."

Wanita yang bernama Mitsuki Aeri itu menoleh pada laki-laki berambut putih yang duduk di sofa.

Mata laki-laki itu ditutupi oleh perban putih, Mitsuki mengenalinya hanya dari energi kutukan yang ada di sekitarnya.

"Kau tidak asing bagiku." Ujar Mitsuki sambil melipat lengannya.

Laki-laki itu tertawa mendengarnya. Mitsuki langsung saja memutar bola matanya ketika mendengar tawa laki-laki tersebut. "Kau tidak bertambah tinggi sama sekali?" Kata laki-laki itu.

"Kau ini benar-benar ya. Setelah sembilan tahun, itu hal pertama yang kau katakan?" Ujar Mitsuki dengan perempatan di dahinya.

"Sudah sudah. Silahkan duduk Mitsuki." Ujar Yaga-sensei.

Mitsuki duduk berhadapan dengan Gojo di sofa, ia memangku satu kakinya. "Hisashi, Aeri." Gojo tersenyum ke Mitsuki.

"Jadi mulai besok, Mitsuki Aeri akan resmi menjadi guru di sekolah ini. Mohon bantuannya untuk beberapa minggu kedepan, Satoru." Ujar Yaga-sensei.

Mitsuki membulatkan matanya, menyadari bahwa Satoru akan mendampinginya untuk beberapa minggu. "Onegaishimasu, Ojou-chan." Kata Gojo menyeringai pada Mitsuki.


. ⋅ ˚̣- : ✧ : – ⭒ ⊹ ⭒ – : ✧ : -˚̣⋅ .


Setelah keluar dari ruang kepala sekolah, Mitsuki menghela nafasnya selagi berjalan di samping Gojo. "Aku tidak menyangka kalau kau akan menjadi guru. Seingatku, Suguru bercerita saat kau terus-terusan mengeluh saat menjaga Riko Amanai." Ujar Mitsuki.

Gojo terkekeh mendengarnya. "Ah.. kau benar." Katanya sambil tersenyum.

Dalam hati, Mitsuki tahu bahwa Geto merupakan salah satu dari sekian banyak alasan kenapa pada akhirnya Gojo memutuskan untuk menjadi seorang guru.

Mitsuki melirik laki-laki di sampingnya. Berpikir apakah teman SMA nya itu baik-baik saja selama ia tak ada disini. Ia telah kehilangan sahabat terbaiknya, satu-satunya yang ia miliki.

"Jadi ceritakan hal menarik yang ada disini." Ujar Mitsuki melirik teman SMA nya itu. Gojo tersenyum mendengar kalimat Mitsuki. "Bersemangat seperti biasanya.", Kata Gojo.

"Ada seorang anak pindahan yang sangat menarik. Aku yakin kau juga akan sependapat denganku." Ujarnya sambil memasukan tangannya ke saku jaket.

"Wah wah.. anak itu sampai menarik perhatian seorang Gojo Satoru ya." Kata Mitsuki tersenyum. Langkah mereka terhenti di depan sebuah ruang kelas.

Eien no Hanazono [Jujutsu Kaisen]Where stories live. Discover now