What kind of tutor is he!?

103K 1.4K 175
                                    

-Renata-

Pukul 6 pagi pun alarm hpku berbunyi membangunkanku. Aku masih teringat kejadian tadi malam pastinya. Aku berdiri dari ranjangku dan segera bersiap-siap ke sekolah. Aku tidak perlu terlalu terburu-buru sebab sekolahku baru dimulai pukul 7.30.

Setelah selesai dengan seluruh perlengkapan sekolahku aku segera turun ke bawah untuk sarapan. Seperti biasa, Kak Rafa sudah duduk di meja makan dengan korannya. Aku pun duduk di seberang kakak dan mengambil 2 lembar roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat favoritku. Dengan sebisa mungkin aku berusaha bersikap tenang di hadapan kakak meksipun di dalam hati aku masih benar-benar tegang mengingat kejadian antara aku dan Kak Rafa akhir-akhir ini. Kakak tidak mengajakku berbicara sama sekali pagi ini, ia terlalu sibuk dengan korannya dan sesekali melahap rotinya. Setelah aku selesai dengan rotiku dan minum segelas susu, aku pun mulai berbicara ke kakak.

"Kak, udah selesai. Ayo berangkat."

Perkataanku membubarkan konsentrasi Kak Rafa pada korannya. Kakak segera menghabiskan susunya dan mengambil kunci mobilnya.

"Ayo," jawabnya.

Setelah 30 menit perjalanan aku pun sampai di sekolah. Keadaan di mobil tadi pun cukup hening, kami hanya berbicara sesekali dan dominan hanya mendengarkan lagu-lagu barat yang diputar di radio kakak.

************************************

Bel masuk pun berbunyi, aku sudah di kelas dan berbincang-bincang ria dengan Karin dan Oliv sambil menunggu guru datang. Jason baru masuk kelas dengan tubuh yang berkeringat, pasti dia habis main basket seperti biasanya. Dan seperti biasa juga dia jadi pusat perhatian para cewek di kelas. Namun berbeda dengan mereka, aku engga se-tertarik itu sama Jason. Emang sih aku akuin dia ganteng. Cuman buat aku yang tiap hari ngeliat Kak Rafa, Jason itu masih ga ada apa-apanya. Bukan ngelebih-lebihin, tapi emang gitu. Tak lama kemudian seorang guru mata pelajaran unas pun masuk. Ya, dalam 3 bulan lagi kami akan menghadapi unas. Dan buruknya, aku bener-bener engga bisa fisika. Bukannya aku termasuk cewek berotak udang yang ga bisa apa-apa, sebenarnya bisa dibilang aku cukup pintar untuk ukuran orang yang malas belajar. Namu fisika? Aku tidak menyukainya sama sekali. Tapi berhubung ini salah salu bidang yang ada di unas aku harus menguasainya. Aku sudah pernah meminta tolong teman-temanku untuk mengajariku, namun sayangnya mereka juga sama-sama malas. Jadi mungkin jalan satu-satunya adalah.....Kak Rafa. Aku tau dari dulu Kak Rafa itu pinter banget atau mungkin bisa dibilang jenius khususnya di bidang mat dan fisika. Mungkin aku bisa minta tolong dia?

Setelah berjam-jam di sekolah akhirnya bel pulang berbunyi. Aku berjalan keluar kelas bersama Oliv dan Karin sambil memeriksa hpku. Aku mendapat sebuah pesan dari kakak di lock screen dan segera membukanya.

Aku udah di depan.

Mengerti pesannya, aku segera pamit Oliv dan Karin. Aku berjalan ke arah gerbang dan menemukan sosok Kak Rafa. Melihat aku sudah cukup dekat dengan mobilnya, kakak segera masuk diikuti denganku. Tak lama berada dalam mobil pun aku membuka mulut.

"Kak, kakak bisa ngga bantuin aku belajar fisika? Bentar lagi unas tapi masih banyak yang ngga aku ngerti."

"Bisa-bisa aja", jawabnya dengan raut muka yang tak bisa kumengerti.

"Kakak engga lupa pelajaran sma kan?" tanyaku

"Mungkin butuh review dikit, tapi overall inget. Tenang aja, otak kakak ini mendekati jenius, kamu tau sendiri kan?" jawabnya dengan nada sombong. Tapi suka gasuka ya emang kenyataannya gitu sih.

"Iyadeh terserah kakak..."

"So aku baru bisa ngajarin kamu nanti malem habis pulang dari kantor, sekitar jam 8. Kamu makan malem dulu biar jam 8 bisa langsung belajar. Aku makan di kantor," kata Kak Rafa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sister is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang