1

8 1 0
                                    




Rumah mewah milik kediaman keluarga Batara kini ramai oleh para tamu undangan. Hari ini Abraham Batara akan melepaskan Putri bungsu pada seorang Pria pilihannya, tamu undangan tidak begitu banyak pagi ini karena dirumah hanya akan di adakan akad lalu berlanjut ke acara resepsi di sebuah hotel yang telah disiapkan.

Gevan merasa nerveus melihat tamu undangan Abraham Batara dan juga Papanya, kebanyaka memang keluarga dekat tapi jumlahnya cukup banyak. Apalagi ada sejumlah teman-teman Neala yang merupakan artis turut meramaikan acara pagi hari ini, jangan lupakan teman-teman Gevan yang juga diundang untuk memeriahkan acara akad dimana Gevan akan mengucapkan janji pernikahan kepada Tuhan.

 Apalagi ada sejumlah teman-teman Neala yang merupakan artis turut meramaikan acara pagi hari ini, jangan lupakan teman-teman Gevan yang juga diundang untuk memeriahkan acara akad dimana Gevan akan mengucapkan janji pernikahan kepada Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gugup ya, Gev?" Anita tersenyum melihat anaknya yang masih diam disalam mobil menatap bangunan besar di depannya.

Gevan menghela mafas berat, meski perjodohan tapi Gevan menerima semua ini dengan lapang dada. Gevan juga sudah kenal dengan Neala melalui pendekatan sebulan yang lalu dan menurut Gevan, Neala itu orangnya baik.

"Ayo turun, galama lagi jam 9 acaranya udah mau dimulai." Adrian —Papa Gevan— lebih dulu turun dari mobil yang di sopiri oleh sopir pribadinya, ia duduk di depan sedangkan Gevan duduk dibelakang bersama Anita.

Gevan menghirup udara banyak-banyak lalu melangkah turun dari mobil di susul Anita, mereka bertiga lalu masuk kedalam rumah yang di sambut hangat oleh Lolly dan Abraham.

"Ganteng banget, Gev." Puji Lolly, calon Ibu mertuanya.

Gevan hanya tersenyum tipis, tak bisa di sembunyikan bahwa Gevan sangat gugup sekarang.

"Jangan tegang awas salah ucap nama," goda Lolly membuat yang lain tertawa.

Mereka lalu masuk kedalam ruangan tempat akad akan dilaksanakan, sudah ada penghulu dan beberapa keluarga dari kedua calon mempelai. Teman-teman Gevan bahkan sudah ikut berbaur dengan teman-teman Neala.

Sesuai keinginan Abraham yang meminta akad menggunakan Jubah pernikahan dan itulah yang Gevan gunakan sekarang, ia memakai Jubah Pernikahan berwarna putih yang warnanya selaras dengan gaun pernikahan Neala nantinya. Agama Abraham memang sangat kental, bahkan Abraham memiliki pesantren yang ia dirikan juga panti asuhan yang di kelola oleh istrinya, untuk pesantren Abraham membiarkan sepupunya yang mengelola karena Abraham juga di sibukkan dengan pekerjaannya.

"Gevan ganteng banget."

"Ga salah Neala nikah sama Gevan, ga kebayang nanti anak mereka cantik dan gangengnya gimana."

"Neala auto pingsan nih kalau liat Gevan seganteng ini."

"Gevan mukanya tegang banget, anjir."

Gevan mendengar ucapan-ucapan teman-temannya ataupun teman-teman Neala, tapi ia tidak ambil pusing. Ia duduk di depan penghulu menunggu pengantin wanita mengambil tempat di kursi yang sudah di hias yang mrmang disiapkan agar pengantin wanita menyaksikan akad berlangsung. Kursinya buka di samping Gevan, lebih tepatnya dibelakang Gevan jaraknya sekitar lima langkah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang