• villa [2]

Mulai dari awal
                                    

"Ah anjing ini masih pagi! Kenapa horor gini sih?!" Bayu mengusap-usap lengannya yang terasa merinding.

"Udah-udah mending kita bersihin dulu dapurnya," ucap Edgar. "Abis itu kita masak buat sarapan."

Menghela napasnya lalu mereka pun mengangguk setuju. Daripada terus memikirkan Juna yang melihat Nesya di dapur padahal Nesya sedang tidur di kamar dan membuat mereka berpikiran yang tidak-tidak memang lebih baik mereka menyibukkan diri saja.

● ○ ○ ●

"Hey.."

Chalisa terkesiap ketika ada yang mengusap puncak kepalanya. Mendongakkan kepalanya lalu ia pun tersenyum tipis.

Raden mendudukkan tubuhnya di sebelah Chalisa. "Ngapain ngelamun?"

"Enggak papa, cuma lagi kepikiran sesuatu aja."

"Kepikiran apa?"

Chalisa memiringkan tubuhnya untuk menghadap Raden. "Kamu denger omongannya Pak Danu kemaren gak?"

"Yang mana?" Raden mengerutkan dahinya.

"Yang Pak Danu ngeliat aku terus bilang kalau aku katanya bawa tamu, kamu denger gak?"

Raden mengangguk. "Iya aku denger."

"Nah itu maksudnya apa coba?" bingung Chalisa. "Maksud Pak Danu aku bawa tamu itu apa? Emang aku bawa siapa gitu?"

"Aku dari semalem kepikiran terus," keluh Chalisa, semalam ia sedikit kesulitan untuk tidur karena terus memikirkan ucapan Pak Danu itu.

"Gak usah dipikirin," Raden menarik Chalisa untuk bersandar padanya. "Mungkin Pak Danu asal ngomong aja itu."

"Tapi aku takut," ucap Chalisa. "Kalau Pak Danu ngomong kayak gitu karena emang ada sesuatu gimana?"

"Enggak akan," ucap Raden. "Udah ya gak usah dipikirin."

"Di sini dingin banget ya anjir," Bayu menghampiri Raden dan Chalisa bersama Malik.

"Padahal udah siang tapi masih dingin banget."

Raden menganggukkan kepalanya. "Iya bener, gue mandi aja airnya dingin banget."

"Lah lo mandi, Den?" tanya Bayu.

"Ya mandilah anjir," Chalisa menyahut. "Jorok banget kagak mandi."

"Jorok lu!" Malik mendorong-dorong tubuh Bayu. "Mandi sana."

"Lah lo belum mandi, Bay?" tanya Raden.

Bayu menggeleng. "Dingin banget airnya, gak suka gue."

"Idih jorok banget sih lo," cibir Chalisa. "Kan bisa pake air anget mandinya, gak usah banyak alasan."

"Yaudah sih terserah gue kali," Bayu balik mencibir. "Itu hak gue ya mau mandi atau enggak."

"Si Dimas juga kagak mandi tuh."

"Lo berdua emang sebelas-dubelas ya anjir kalau soal kejorokan," ucap Malik seraya mendelik.

"Anak bujang tapi kok pada males sih," ucap Chalisa.

"Yang penting tetep ganteng," Bayu menyugar rambutnya.

"Hueeekkk!" Chalisa dan Malik berlagak muntah.

Sedangkan Raden hanya tertawa.

"Biarin gue aduin lo ke Kinan," ucap Chalisa.

"Heh! Jang—"

"KINN! BAYU SAMA DIMAS BELUM MANDI NIH!"

"Chalisa monyet!" Bayu hendak menarik rambut panjang gadis itu tapi Raden sudah lebih dulu menepis tangannya.

VILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang