2.5 Rukun Tetangga

Mulai dari awal
                                    

Sebenarnya teman-temannya sudah melarang untuk mengajar hari ini, namun dia tetep kekeh berangkat, karena setelah mandi dan cuci muka matanya jadi sedikit enakan, dia juga akan mengatasinya dengan memakai kacamata anti radiasi miliknya. 

Namun ternyata saat di sekolahan matanya malah kembali gatal dan berair. Sehingga dia harus menyekanya berulang. 

Anak muridnya pun menotice ketidaknyamanan Naura dengan matanya, sehingga untuk menghindari pemikiran aneh dari muridnya dia izin untuk ke toilet dengan dalih matanya kelilipan dan harus di basuh dengan air. 

"Pulang aja deh mendingan, nanti makin merah itu kalau kebanyakan di luar begini" titah Samuel, dia jadi sedikit khawatir dengan salah satu temannya itu.

"Tapi aku masih ada jadwal ngajar lagi di kelas 4," 

"Lo mau ngajar dengan keadaan kaya gini? Emang bisa konsentrasi?" ucap Samuel sarkas. 

Naura diam, bingung antara harus kah dia pulang, atau melanjutkan tugasnya dengan mengenyampingkan rasa sakitnya?

"ck, kebanyakan mikir lo," Samuel dengan cepat menarik tangan Naura untuk di gandeng menuju ke kelas 4 untuk mengambil tas.

Anak-anak kelas 4  yang tadinya gaduh menjadi diam seketika saat Samuel masuk ke kelas mereka dengan menggandeng Naura.

"Anak-anak ibu Naura hari ini izin pulang dulu ya. Ibu Naura lagi enggak enak badan soalnya. Kalian sampai istirahat nanti belajar sendiri dulu ya. Paham?" kata Samuel ada anak-anak disana. Memang kalau di sekolahan mereka mewajibkan untuk memanggil dengan sebutan bapak / ibu, kalau di luar sekolah baru boleh memanggil mahasiswa KKN itu dengan mas / mbak. 

"Bu Naura sakit apa pak?" tanya anak murid berkucir dua yaitu anaknya pak Kadir, Echa.

"Matanya lagi sakit, harus istirahat dulu. Doain ya biar cepet sembuh" jawab Samuel lembut.

"Maafin ibu ya ngajarnya belum sampai selesai" kata Naura menyesal.

"Iya bu" jawab murid-murid itu serempak.

"Ya sudah pamit dulu ya." pamit Samuel pada anak-anak itu.

"Cepet sembuh bu Naura" ucap beberapa murid dan di balas Naura dengan senyumannya.

Samuel langsung mengantar Naura pulang ke posko setelah izin dengan wali kelas 4 dengan motor Nadhif yang dia bawa hari ini. 

"Makasih dan maaf ya Sam ngerepotin" ucap Naura tulus.

"Ngomong apa sih, lo juga tanggung jawab gue selama disini. Jadi gausah sungkan atau ngerasa ngerepotin" balas Samuel dan diangguki oleh Naura.

"Langsung masuk istirahat. Gue balik ke sekolahan lagi. Kalau ngerasa ada yang sakit badan lo bilang ke anak-anak yang lain. Jangan di tahan" lanjut Samuel memberi nasihat.

"Iya, sekali lagi makasih." 

Samuel segera menjalankan motornya lagi untuk kembali ke sekolah. Masih ada tanggung jawab lain yang harus dia laksanakan.

Naura memasuki posko yang senyap itu, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tapi pintu depannya terbuka, harusnya ada orang sih.

"Loh kok udah pulang, Nau?" tanya Aji yang tengah fokus menonton TV. 

"Iya, lagi enggak enak badan. Sam, nyuruh aku pulang deh." balas Naura seraya memasuki kamar untuk meletakkan tasnya.

"Yang lain kemana, Ji?" imbuhnya.

"Yang cewek-cewek lagi bantuin masak-masak di deket rumahnya pak Kadir. Katanya nanti malam ada acara tahlilan 100 hari meninggalnya yang punya rumah. Haidar sama Nadhif ke warung tadi katanya mau beli es. Raihan lagi mandi" jelas Aji.

KKN 110Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang