EPISODE 7 | Tinggal

12.4K 1K 34
                                    

Jaya turun dengan cepat begitu mendengar ibunya yang mengomel di lantai bawah. Di susul dengan miya yang masih tampak mengantuk dan meraih tangannya.

"Ada apa dad? Kok berisik pagi pagi? " Pertanyaan dari miya hanya di jawab oleh usakan lembut oleh Jaya. Tangannya menuntun gadis itu menuju lantai bawah.

"Ya ampunn! Kau juga langit! Bagaimana bisa kalian tidur di lantai seperti ini! Di tengah tengah ruangan yang hancur? Tadi malam ada maling atau apa?!" Oma nampak menarik telinga langit yang masih setia dengan wajah bangun tidur nya.

Dapat Jaya liat, ruang keluarga sangat berantakan. Bantal sofa ada di mana mana, sapu yang ada di tengah tengah ruangan, oh! sepertinya ganggang dan bagian sapunya terpisah?

Bahkan hordeng yang panjangnya hampir 2 meter sudah tergeletak di bawah, di jadikan selimut oleh putra bungsu nya yang sudah terverifikasi gila.

Jangan lupakan meja yang sepertinya sempat dijadikan benteng antara langit dan cakra.

Malam tadi mereka benar benar perang.

"ELLIOT! BISA BISANYA KAU MASIH ADA DISINI?! " Jaya berteriak marah, menarik ibunya agar tidak melanjutkan omelan. Ibunya memiliki darah tinggi, jadi jangan di buat naik darah dengan kekacauan pagi ini.

"DAN KAU LANGIT! KALAU KALIAN INGIN MEMBUAT KERIBUTAN, HANCURKAN SAJA RUMAH SAKIT MU JANGAN RUMAH KU! " Jaya menatap langit yang masih meringis sakit, memegang telinganya yang merah dengan pandangan sendu. Seakan akan dia makhluk paling tersakiti yang pernah ada.

Beda dengan cakra yang nampak bingung dengan kondisi di sekitarnya, dia memang agak lemot kalau baru bangun tidur.

ini bukan di rumah sakit? Apa dia sudah pulang?

Cakra tidak sadar dengan keadaan orang di sekelilingnya, ia menatap corak hordeng yang benar benar mirip di rumahnya.

Cakra tersenyum haru, ia yang pindah raga ternyata cuma mimpi?

Yah lagian pindah raga mana ada di dunia ini?

Cakra tertawa dengan riang, membuat semua penghuni rumah menoleh ke arahnya bingung. Termasuk Jaya yang masih ingin melanjutkan amarah nya.

"AKHIRNYA! GUA BANGUN! GUA PULANG! "

"kok bisa gila lagi sih? " Langit menggaruk lehernya bingung, tadi malam ia sudah pastikan bahwa keponakan nya itu sudah tidak gila lagi.

Mereka lah yang menghancurkan ruangan ini dalam semalam, mereka menggila bersama!

Eh? Tadi malam keponakannya gila? Bukan normal?

Tunggu! Tapi kan gilanya Elliot itu berlaku layaknya mayat hidup. Jadi kalau Elliot sudah berisik dia sembuh ya kan? Iya lah, dia dokter nya kok. Dia yang tau.

Ini gara gara Elliot yang membuat nya mempertanyakan kemampuannya sejak tadi malam.

"Hah? Kok gua masih disini? " Cakra menoleh bingung. Matanya bersitatap dengan gadis yang sejak tadi menggandeng tangan Jaya, daddy nya pemilik tubuh ini.

"Kak elli? Kakak kenapa? " Pandangan polos dari miya membuat cakra menganga lebar. Apa ini yang di rasakan oleh Candra kalau ia melakukan aegyo saat merayu kembarannya itu? Rasa merinding di seluruh tubuh? Sungguh! Ternyata banyak sekali dosanya pada Candra.

"Wait, diem dulu bentar! Gua kayaknya mulai gila nih, " Cakra meletakkan tangannya di depan tubuh. Pertanda menyuruh seluruh orang di ruangan itu diam.

Apa ia masih di raga Elliot? Dia tidak bermimpi?

"Kamu memang gila Elliot, " Langit menyahut, tak tau dengan suasana.

PULANG (END) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora