6 : Tentang mu yang kupanjatkan dalam segala ambangan doa

65 8 2
                                    

Sebuah akhir kata untuk masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Yang penuh dengan lantunan doa entah berapa banyaknya, andai setetes air adalah perumpamaan doa-doa mereka maka Tuhan akan menciptakan samudera megah untuk keduanya.

Hamba-hamba yang paling risau do'anya, penyampaian delusi semu yang memakan realita. Tak pernah diam dalam satu sisi dengan tenang, terus berjalan menanam banyak ambangan lentera doa sepanjang resah mereka. Beberapa langkah kecil dengan tawa yang sekarang tak ada harganya.

Tak ada satupun yang tahu seberapa besar samudera tersebut, mereka yang menciptakannya pun sudah lupa. Mungkin zaman beralih, semua kerja kerasnya juga akan sia-sia. Namun samudera itu tak pernah surut, tak pernah kering. Selalu akan berada disana.

Kematian mereka hanyalah suatu peringatan tentang dosa pengharapan suatu yang tak pernah mungkin. Harga suatu keberlangsungan yang bahkan nyawa pun tak cukup bayaranya. Dan Feng, dan Ying Xing adalah sewajarnya mahluk hidup yang mengharapkan setetes bentuk keilahian. Walau tak pernah tau harga pasti sentuhan ilusi tersebut.

Lahir untuk mati, atau mati untuk lahir.

Sesungguhnya para Aeon, Tuhan, Dewa, Lan, Nanook, Yaoshi, Xipe, IX, dan nama-nama sejajarnya itu tak akan pernah mengerti hidup mahluk perasa. Dijawab atau tidaknya pengharapan mereka, penghakiman akan tetap terjadi dibawah nama yang berkuasa.

Namun pengharapan dari awal juga bukan sesuatu yang salah, kepercayaan juga bukan sesuatu yang bisa sembarang dicela. Sewajarnya seorang mahluk rendahan yang mengerti rasa kesepian. Dipenuhi dengan banyak kesalahan emosi paling mengenaskan.

Pemenuhan validasi untuk melihat, dilihat, dirasa, atau merasa. Aliran bentuk egoistik yang altruis. Indah seperti danau, dan air yang memenuhi samudera. Mungkin, para mahluk Ilahi menyukainya karena itu. Pertunjukan paling megah, melihat seseorang yang hancur berkali-kali masih bisa merasakan sesuatu yang sama.

Dendam, dan semua luruhan tindakan amoral yang tertanam di otak mereka mempertemukan mereka kembali.

Karma.

Kata tersebut tetap ada dalam kosa kata mereka walau mau hidup berkali-kali, dilahirkan kembali, atau memohon maaf sampai putus pita suaranya.

•••

Aku panjatkan keseluruhan hidupku dalam aliran doa yang berakhir dalam kucuran dosa, tak apa. Salahku juga, salah kami semua. Mengharapkan nirwana yang sesungguhnya tiada.

Atau mungkin ada? Namun aku, dan kita semua tak pernah pantas menerimanya. Kembali lagi menatap wajah realita yang menampar kami bertubi-tubi. Mengatakan sesuatu tentang dosa, dan perwujudan keinginan individualis yang merengut kita semua. Kami semua.

Tuhan, oh.

Bangkitkan lagi rasaku, dan buang seluruh jiwaku. Aku hanya ingin merasa, tak ingin jadi pendosa. Aku hanya ingin mencinta, tak ingin karma. Bakar semua tubuhku jadi abu, lupakan semua tentangku. Mungkin kalau kita sepenuhnya lupa, dan tak pernah dipertemukan lagi dalam semesta manapun, mungkin itu akan jadi euphoria semu yang bahkan tak kita sadari.

Dimana semuanya tenang, stagnant.

Kembalilah kedalam ketiadaan, kembalilah menuju awal. Semuanya yang ada, akan selalu ada. Tuhan tau, dan kita semua akan lupa.

Tetaplah hidup, Dan Feng.
Tetaplah hidup, Ying Xing.

Mungkin saatnya kita semua memeluk nilihilitas tak berujung. Menanggalkan semua rasa tubuh jadi tiada. Selamat tinggal, sayang.

End.

•••

Omg, hello rube here! Makasih ya udah baca nulis iseng gajelas ini way of me coping sama kehidupan nyata sebenernya. Akowowkwk mungkin sedikit self insert buat how I feel (banyak)

Dadah, rube sedang mabok ratiorine mungkin jg akan bikin fanfic nya (udh ada draft gw sudah gila)

Salam dari Loufu 🙏

Oh iya, kalian bisa search playlist buat fic ini di spotify. Ketik ajh "Katastrofik" Kalo profilnya yg keluar Ying Xing yh itu benar. Terimakasih anyway (again)

 Terimakasih anyway (again)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rube out ≧﹏≦

Katastrofik [Renheng]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang