Bagaimana jadinya jika kamu dipertemukan kembali dengan masalalu?
Kata orang jangan membaca buku yang sama karena akhirnya juga akan tetap sama. Namun ini bukan tentang buku. Jadi apakah akan menemukan akhir yang berbeda.
Reinan dan Syakira sepasang...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Aliran sungai mengalir tenang di sana, menjadi pemandangan yang sangat memanjakan mata keempat remaja itu. Ditambah desir angin yang berhembus sejuk, sungguh sangat menenangkan. Panas Sang Surya sama sekali tak mengganggu mereka, karena telah ditutupi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi.
Remaja itu tak lain adalah Panji, Aris, Marcel dan satu perempuan yakni Nina. Mereka tampak nyaman duduk di atas rerumputan hijau dengan beralaskan tikar. Tak lupa banyak makanan tersedia di hadapan mereka. Sementara Re, laki-laki itu justru memilih berbaring sendiri di atas ayunan yang tak jauh dari keempatnya. Matanya tertutup, mengabaikan riuh yang sedari tadi keluar dari mulut para sepupunya.
"Mata itu ...."
Ingatannya kembali terputar saat di pesta dansa ulang tahun Meta.
"Rambutnya ...."
Sialan! Reinan tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu. Entah mengapa tapi hatinya merasa ada yang aneh. Netra hitamnya seakan menyihir Reinan hingga mengganggu ke dalam tidurnya. Sampai akhirnya lemparan snack dari Panji membuat Reinan terkejut dan membuka mata.
"Ngapain sih lo? Orang enak-enak makan di sini lo malah asyik sendiri di situ," ujarnya sembari mengunyah kue yang mereka bawa tadi.
"Mikirin yang jorok-jorok ya?" celetuk Marcel membuat Reinan semakin naik darah.
"Sembarangan! Gini-gini otak gue masih suci." Ia pun bangkit dan menurunkan kedua kakinya hingga menginjak rumput tapi masih dalam posisi duduk.
"Jijik!" umpat Aris yang duduk disamping saudari kembar tak identiknya itu, Nina.
"Gimana soal sekolah lo?" tanya Panji.
"Pasti bakal susah banget sih buat nyari yang bisa nerima. Soalnya kan ini juga udah semester akhir," timpal Marcel.
"Bang Rehan masih cariin," jawab Reinan.
"Re, lo udah baca group alumni SMP kan?" tanya Nina.
"Malam ini mereka ngadain acara reuni. Lo pergi kan Re?" sambungnya lagi karena Reinan tidak menjawab.
Laki-laki itu akhirnya membuka ponselnya dan melihat group tersebut.
"Reuni?"
"Re, lo gak pernah datang setiap kali anak kelas kita ngadain reuni. Kalau karena Sya-"
"Gue pergi. Lo siap-siap aja entar gue jemput." Reinan lalu bangkit meninggalkan mereka.
"Mau ke mana lo?" tanya Panji.
"Pulang!"
"Ah gak asyik, janjinya mau mabar tadi!" teriak Marcel kepada Reinan yang semakin menjauh.
Reinan terus berjalan dengan wajah datar. Dia memang tidak pernah ingin ikut reuni teman-teman SMP-nya tapi entah mengapa justru kali ini ia ingin ikut. Wajah yang selama ini ingin ia hindari justru ingin dia lihat di sana.