Tujuh

140 33 7
                                    

Sorry for typo(s)!

---

Aku pulih dengan luar biasa dari flu.

Jadi aku cukup sehat untuk masuk kerja hari ini.

Namun, bubur yang dibuat Myungsoo kemarin memiliki rasa yang aneh.

Itu benar-benar merupakan pukulan yang efektif terhadap usus.

Tapi, mengingat dia datang memeriksaku dengan cemas dan melakukan yang terbaik untuk membuat bubur itu, aku merasa berterima kasih padanya. Oleh karena itu di pagi hari, dengan semangat tinggi aku membuat kroket krim yang dia minta sebelumnya dariku.

Ini adalah rasa terima kasihku padanya jadi aku membuatnya relatif besar. Dan dalam jumlah yang banyak.

Tentunya akan terlalu boros jika memasukkan daging kepiting ke dalamnya, jadi aku mengisinya dengan jagung.

Aku ingin tahu apa dia akan senang dengan itu?

Aku menyelipkan makan siang yang kubuat dengan riang untuk Myungsoo ke dalam tasku, dan berangkat kerja.

Mengganti pakaian di ruang ganti, aku menuju ke bagian depan toko.

Saat aku dengan hati-hati memoles etalase tempat aku mengawasi,

"Selamat pagi, Sooji."

Semarak seperti biasanya, Myungsoo menepuk pundakku.

Untunglah. Myungsoo tidak masuk angin.

"Selamat pagi, Myungsoo."

Saat aku mendongak menghadap Myungsoo dan membalas salamnya, dia tersenyum manis.

Dia juga memiliki senyum manis hari ini.

Hari ini Hari Sabtu.

Suatu hari kami bisa berharap banyak pelanggan mampir.

Aku tidak masuk kerja kemarin jadi aku benar-benar harus menghasilkan lebih banyak penjualan hari ini!

Setelah pertemuan pagi berakhir, itu adalah jam buka dan segera, aku melihat seorang wanita kaya berjalan ke dalam toko.

Saat aku berkata pada diriku sendiri, "Baiklah! Saatnya melayani pelanggan!", Myungsoo menerkam wanita itu secepat angin.

Ditemani senyuman menawan khasnya.

Dia dengan serius dan tegas memikat hati wanita itu, hingga berhasil membujuknya untuk membeli sebuah kalung.

Dan, setelah berhasil menjual kalung berlian mahal itu, dia dengan angkuh berdiri di sampingku dan mulai membungkusnya.

"Myungsoo... Aku baru saja akan melayani pelanggan itu..."

Aku memelototi Myungsoo, yang tampak senang dengan dirinya sendiri lagi seperti kucing yang memakan ikan.

"Aku menyadarinya. Tapi aku membayangkan wanita itu lebih memilih pria muda dan energik sepertiku untuk melayaninya dibandingkan denganmu. Aku sedang melakukan penjualan, 'kan? Apa kau dapat dengan yakin mengatakan bahwa jika kau berada di posisiku, kau akan berhasil menjualnya?"

Dia benar-benar tidak punya rasa malu sama sekali.

Bajingan. Itu tidak lucu sama sekali.

"Aku akan melayani pelanggan berikutnya yang datang jadi jangan menghalangiku!"

"Aku mengerti."

Selesai membungkusnya, Myungsoo menyindirku dengan ringan,"Ini baru hari pertama bulan ini dan aku sudah mencapai kuotaku~" dan kembali ke pelanggannya sementara aku memberinya tatapan tajam.

So Many Tears [END]Where stories live. Discover now