Bab 4

209 57 3
                                    

Budayakan vote sebelum baca kawan semua🤗🤗🤗

𝘏𝘢𝘱𝘱𝘺 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘪𝘯𝘨

👑👑👑

"Kenapa, Syah? Pagi-pagi udah lemes aja," tanya Kiran saat melihat Aisyah yang baru saja datang langsung menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Aisyah hanya diam dengan posisi yang masih sama tanpa menjawab pertanyaan dari Kiran. Kiran yang melihat itu hanya memaklumi. Nanti juga dia cerita, batin Kiran.

Tak lama bel masuk berbunyi bersamaan dengan guru yang memasuki kelas. Di belakang terlihat Gesya dan May yang berjalan santai seolah mereka tidak terlambat. Aisyah segera mengangkat kepala menatap ke depan.

Gesya yang melihat Aisyah yang seperti orang putus asa kemudian mengalihkan pandangan ke arah Kiran. Kiran yang kebetulan sedang melihatnya menaikkan satu alisnya seolah bertanya, Apa?.

Gesya membalas dengan menunjuk Aisyah menggunakan dagunya. Kiran menolehkan kepala ke Aisyah sebentar kemudian kembali ke arah Gesya yang sudah duduk di kursinya dengan badan mengarah ke Kiran. Kiran hanya menggelengkan kepala. Gesya yang tidak mendapat jawaban, berbalik ke depan karena guru sudah memerintahkan ketua kelas untuk mulai berdoa.

👑👑👑

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Bel istirahat berbunyi membuat suasana kelas yang hening menjadi ramai. Mereka membereskan peralatan tulis dan bersiap untuk ke kantin.

"Jangan lupa kerjain tugas yang ibu berikan!"

"Baik, Bu!"

Sang guru segera keluar kelas setelah mendengar jawaban dari murid-muridnya. Suasana kelas mulai hening karena murid yang mulai keluar kelas menuju kantin.

Gesya dan May langsung membalikkan badan ke belakang setelah kelas lumayan sepi. Hanya ada beberapa murid yang tetap di kelas untuk mengerjakan tugas. Gesya yang melihatnya saja sudah bosan. Rajin bener temen kelas gue, batin Gesya saat melihat beberapa temannya yang mengerjakan tugas di kelas.

"Kenapa lagi, Syah?" tanya May memecah keheningan.

"Jatuh lagi karena Revin?" tanya Gesya.

Aisyah menggelengkan kepala. Dia menghembuskan nafasnya terlebih dahulu sebelum memberitahu sahabatnya mengenai rencana ayahnya.

"Abi gue mau keluar kota," ucap Aisyah dengan menatap mereka satu persatu.

"Ya elah, Syah! Gue kira apaan," Gesya sudah akan memukul Aisyah namun terhenti dengan lanjutan darinya.

"Tapi gue juga pindah," Aisyah menunjukkan raut wajah sedih.

"Lo mau pindah sekolah? Pindah kemana, Syah? Kenapa dadakan banget sih pindahnya? Kita perlu ikut pindah gak?" tanya beruntun Gesya bersamaan dengan tangannya yang diturunkan.

"Gue bukan pindah sekolah, tapi gue pindah ke pesantren. Kata Abi biar ada temen. Gue baru dikasih tau semalem. Kalian gak usah ikut! Gue emang tinggal di sana tapi sekolah tetep dibsini. Cuma ya itu, gue bakal jarang keluar kalo gak penting banget," jelas Aisyah menjawab pertanyaan Gesya satu persatu.

"Tumben bokap lo nyuruh ke pesantren? Biasanya juga kalo pergi lo di rumah sama nyokap lo," heran Gesya.

"Umi gue ikut Abi keluar kota. Keluar kotanya 1 bulan, tapi kata Abi bisa berubah waktunya tergantung kerjaannya. Daripada di rumah sendiri takut ada apa-apa, jadi Abi gue nyuruh gue buat tinggal di pesantren biar ada temen," jelas Aisyah.

Badboy & Badgirl Pesantren (Terbit) Where stories live. Discover now