"Gus tidur dulu aja ya, asya mau belajar besok tes" ucapnya

"Ndak, saya tungguin. Nanti saya Ndak bisa tidur kalo Ndak dipeluk kamu" ucapnya

"Bisa Gus. Biasanya juga tidur nggak dipeluk asya" ucapnya

"Kamu jahat. Nggak mau saya peluk" ucapnya dengan berkaca-kaca

"Nggak. Biasanya juga nggak peluk" jawab asya cepat

"Ayolah peluk Yaa" ucapnya lalu memperlihatkan mata lucunya

"Yaa" jawabnya

"Maaci" ucapnya lalu memeluk asya dimeja belajar

"Lepas dulu aku mau belajar" ucapnya lalu diangguki oleh garren. Garren berpindah di sofa memantau asya dari sana.

"Sya pengen punya anak berapa?" Tanyanya

"HAH?!" jawabannya reflek

"Mau punya anak berapaa? Aku pengennya 6 sih tapi sedikasinya aja sama Allah" ucapnya

"enam Gus??" Tanyanya

"Iya nggak keberatan kan? Lagian banyak anak, banyak rezeki" jawabnya enteng

"Sedikasinya Gus, udah lah asya mau fokus ini" jawabnya kesal

"Iya iya maaf"

Setelah hampir 1jam asya sudah selesai belajar. Ternyata garren tertidur disofa. Asya memperhatikan wajah tampan garren. Masyaallahh banget yaa Allah batinnya

"Saya tau kalo sayaa ganteng. Jangan liatin saya sampe segitunya dong" ucapnya pede

"Nggak ya nggak aku cuma mau bangunin Gus kok. Kepedean banget" jawabnya

"Udah ayo tidur peluk sayaa yaa" ucapnya

"Ya" jawab asya dengan malas.

Lalu garren memeluk asya dan asya berada di leher garren. Asya bisa merasakan hembusan nafas garren.

"Jangan lupa berdoa cantik" ucapnya

---

Malam sudah menjadi pagi. Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam, asya terbangun ia masih dipeluk erat oleh garren. Asya berusaha memegang kepala garren. Masih panas atau tidak jika panas asya pasti tidak bisa fokus sekolah tetapi ternyata sudah dingin.

"Bangun yuk cantiik sholat dulu " ucap garren melepaskan pelukannya. Asya mendengar suara garren langsung menutup mata seperti belum bangun.

"Iya bangun" jawabnya singkat

"Saya mandi dulu" ucapnya lalu masuk kekamar mandi

"Udah sembuh terus sok-sok an cool lagi" ucapnya

"Saya denger" jawabnya

"Siyi dingir" ucapnya mengejek

"Awas ya kamu sya" ucap garren

Asya merapihkan tempat tidur, ia juga menyiapkan alat sholat lalu dia mandi. Setelah sholat tidak lupa asya setor hafalan kepada garren. Asya pergi ke dapur untuk membantu uma memasak dan garren dikamar menyiapkan materi untuk mengajar.

"Uma masa-lah udah matang Uma?" Tanyanya

"Salam dulu nduk"

"Assalamu'alaikum umaa" ucapnya

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarokatu" jawabnya

"Iya udah matang soalnya cuma bikin nasi goreng. Kamu siap-siap sekolah saja sya " ucap Uma.

JALUR LANGIT SANG GUS  |end|Où les histoires vivent. Découvrez maintenant