Bab 3

204 24 6
                                    

Jian memandang langit sore yang cukup indah. Junkyu menghirup udara sore banyak banyak. Entah kenapa, rasanya kehidupannya berubah drastis setelah dirinya masuk ke dunia komik yang ia baca semalam.

Jian memikirkan sahabatnya. Kala kabarnya bagaimana ya? Apa kala merindukannya? Soalnya dirinya belum boleh memegang ponsel oleh Hyunsuk bagaimana bisa dirinya menghubungi sahabatnya?

Jian menghela nafas panjang. "Seandainya gue enggak ngomong kayak gitu pasti enggak bakal masuk ke sini." Gumam Jian lirih.

"Tapi ayah Hyun baik banget. Rasanya tuh kayak, punya ayah lagi. Jadi ini rasanya di sayang ayah?" Lanjutnya.

Tanpa Jian sadari, seseorang terus memperhatikannya dari belakang.

Puk.

Saat merasa sebuah tepukan di bahu, Jian menoleh ke belakang, mendapati Hyunsuk yang tengah tersenyum kepadanya.

Hyunsuk ikut duduk di samping Jian.

"Kenapa?" Tanya Hyunsuk.

Jian menggeleng. Jujur saja dirinya benar benar merindukan sahabatnya dan merindukan orang sana. Mereka pasti berfikir dirinya disana sudah mati karena jiwa mereka tertukar.

Sial. Sial.

"Jangan khawatir, jangka kalian hanya satu bulan. Jadi pasti akan cepat kembali seperti semula" tutur Hyunsuk lembut.

"Kalo semisal udah kembali ke dunia masing masing, apa ayah Hyun enggak bakal lupain Jian?" Tanya Jian.

Hyunsuk terkekeh. "Mana ada ayah lupain kamu. Kamu tuh anak ajaib yang pernah ayah temuin. Ya walau sifatnya agak prik dikit mirip monyet."

"AYAHHH IHHH!!"

Hyunsuk tertawa lepas. "Iya iya maaf ya, enggak lagi ayah ngomong gitu, yuk pulang udah mau malem. Kamu belum makan, besok aja pertemuan sama keluarga Park." Jelas Hyunsuk.

Jian terdiam. "Harus?"

Hyunsuk mengangguk. "Jian takut?" Tanya Hyunsuk.

"Iya. Takut, pake banget. Gimana kalo mereka sadar kalo aku bukan Junkyu? Tapi Jian juga mau di sayang sebagai diri Jian sendiri dan bukan Junkyu." Jelas Jian.

Hyunsuk menghela nafas panjang, membawa Jian kedalam pelukannya. "Besok pagi, ikut ayah jalan jalan dulu mau? Sekalian Jian belanja apapun yang Jian mau, itung itung ilangin rasa gugup. Mau?"

Jian mengangguk antusias. "Ya mau lah! Siapa si yang enggak mau" jawabnya dengan penuh semangat.

Hyunsuk terkekeh, ia mengusak lembut surai Jian. "Ayo pulang, atau mau ayah gendong?"

"Mauuu!"














































"Kalau semisalnya si Junkyu beneran enggak kenal kita gimana?" Tanya Jungwon.

"Ya gimana, sifatnya kayak monyet" jawab Yedam.

"Kembaran Lo, dong dam?" Tanya Jeongwoo asal ceplos.

Haruto tertawa mendengarnya. Oh iya, haruto sudah bebas lho. Pikirannya sudah kembali tenang, namun haruto tetap harus meminum obat pemberian dari ahli psikolog karena bisa saja sewaktu waktu haruto kambuh.

"Bangsat Lo ya."

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan sosok bocah lucu berjalan menghampiri mereka.

"Dobby, kenapa kesini?" Tanya Junghwan sembari membawa Doyoung ke dalam gendongannya.

"Hiks. Dobby kangen kakak kyuu, hiks kakak kyuu yang sekalang bukan kakak kyuu, hiks itu bukan kakak kyuu~" jelas nya di iringi tangisan.

I'm Not Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang