21

35 4 0
                                    

Harumi merasa tidak nyaman berada di sekitar Johan tetapi tidak menyapanya, sekalinya menyapa cuma basa basi soal tugas, apalagi mereka teman sebangku. Makin Canggung lah mereka berdua

"Jo", Johan yang sedang fokus menyalin catatan di papan tulis itu melirik sekilas lalu melanjutkan menyalin

"Gak capek berantem terus sama gue?", Ucap Harumi pelan, mudah-mudahan hanya mereka berdua yang dengar

"Siapa yang berantem?"

"Kita kayak gini emang menurut lo ga berantem?", Johan menaikkan kedua pundaknya, matanya masih fokus ke buku dan ke papan tulis

"Yaudah gue minta maaf deh, maafin gue ya Jo. Gue ga nyaman jauh-jauh an sama lo". Johan akhirnya berhenti menulis

"Gue sebetulnya gak marah sama lo. Gue cuma butuh waktu doang supaya gue bisa lupain perasaan gue"

"Sekarang.... Masih?", Johan mengangguk pelan

"Sedikit, tapi setidaknya semenjak gue ketemu Yumna. Perhatian gue agak teralihkan",

"Yumna?"

Johan mengangguk, "Yumna anak club komputer, temennya Riki"

Harumi tersenyum, tubuhnya ia arahkan ke kursi Johan. "Kok lo bisa kenal? Ceritain coba!"

"Kenal lah, inget gak Waktu kita tungguin Riki daftar club komputer? Gak lama Yumna juga keluar dari sana, dia sempat senyum ke gue. Terus semenjak gue follow ig Riki gak lama dia juga nge follow ig gue, udah lama sih kita chattan bahkan sebelum kita kejuaraan Nasional. Tapi gak gue ladenin soalnya kan waktu itu gue masih ngejar lo",

Harumi tersenyum lalu menyenggol lengan Johan dengan lengannya, "Cieee Johan. Gue turut seneng loh", Johan mengalihkan pandangannya sambil tersenyum

"Gue tunggu jadiannya deh",

"Jangan nungguin gue. Lo duluan aja sama Riki"

"Ngaco lo. Masa iya gue sama adek kelas sih Jo",

"Ya emang salah?"

"Yaa.... Eng-enggak sih.... Eh tapi lo laper gak sih sekarang?"

"Ngalihin pembicaraan?", Harumi terkekeh Canggung, tetapi tangannya mengeluarkan sebungkus roti dari dalam kaci mejanya, Harumi membuka bungkusan itu dengan sangat pelan, agar tidak mengundang guru yang sedang memainkan ponselnya di depan

"Satu berdua ya tapi, gue juga laper",  Johan mengangguk lalu mengambil potongan rotinya

"Bagi dong", ucap temen sekelas yang duduk disamping Johan, ia memergoki Johan dan Harumi yang sedang berbagi roti ditengah jam pelajaran

Johan hendak memotong roti bagiannya, tetapi teman yang duduk dibelakangnya itu tiba-tiba bersuara

"IH EMANG BOLEH MAKAN YA? BU, JOHAN MAKAN ROTI BU", Johan melirik ke arah meja belakangnya dengan tatapan kesal, Harumi segera memakan roti bagiannya dan langsung menutupi wajahnya dengan buku, seolah-olah dirinya sedang fokus membaca

Guru yang tadinya sedang bermain game langsung berdiri dan menghampiri meja Johan dan Harumi, "Beneran kamu makan Johan?"

"Hehehe, maaf bu laper", Johan terkekeh pelan, tangannya masih memegang sebelah roti nya

"Memangnya kamu udah selesai menyalin catatannya?", Johan menggeleng

"Bagus, kalau gitu silahkan bawa buku dan tulis 'Saya tidak akan makan di jam pelajaran lagi sebanyak 100X kalau sudah ibu tunggu di meja ibu istirahat nanti", Johan mengangguk, ia mengambil buku kan pulpennya keluar sambil memakan makanannya

"Kamu juga Harumi?", Harumi langsung menoleh memasang wajah bodohnya

"Mmm?"

"Oh kamu ikut makan ya?",

"Enggkha bukh",

"Telen dulu makanannya Harumi", Harumi tersenyum canggung lalu mengunyah makanannya di depan guru mata pelajarannya itu

"Udah? Kalau udah silahkan kamu susul Johan dan kerjakan berdua. Sekarang!", Harumi menutup bukunya dan mengambil alat tulisnya dengan tergesa-gesa keluar dari kelas

Harumi menghampiri Johan yang duduk glosoran gitu aja di lantai lorong bagian pinggir, Johan kaget tiba-tiba Harumi duduk disampingnya, tetapi sesaat karena ia langsung tau kalo pasti Harumi juga kena hukuman

Mereka mengerjakan hukumannya dengan diam, biar cepet selesai niatnya, tapi udah bel istirahat bahkan baru 80 yang diisi oleh Harumi. Beberapa orang memperhatikan mereka berdua yang sedang menjalankan hukuman, beberapa lagi sudah hafal, pasti yang menghukum adalah guru fisika, soalnya siapa lagi yang ngasih hukuman kayak gitu kalau bukan dia

"Loh kak Johan?", Johan menoleh, begitupun dengan Harumi

"Yumna? Kamu ngapain?"

"Mau ke kantin lah kak, kan Lewat sini",

"Oh iya hehehe", Harumi tersenyum saat melihat Johan salah tingkah didepan orang yang baru sadari bernama Yumna itu

"Kak Johan dihukum?", Johan mengangguk

"Sama bu guru fisika ya?", Johan mengangguk lagi

"Dikit lagi kok ini kak, semangat ya. Atau mau Yumna bawain makanan kesini? Takut kak Johan telat istirahat",

Sekarang Johan menggeleng sambil tersenyum, "Gapapa, ini dikit lagi kok, nanti--- Woy Mi, udah selesai lu?", Johan heran melihat Harumi yang tiba-tiba berdiri sambil merapihkan roknya, awalnya ia kira Harumi cuma kesemutan

Harumi mengangguk, "iyalah, lu berdua ngobrol aja terus sampe bel masuk bunyi, gue duluan. Aku duluan ya Yumna, jagain Johan. Kadang anaknya suka tiba-tiba kesurupan", Harumi tersenyum lalu melembutkan kata-kata saat berbicara bersama Yumna sebelum berjalan pergi keruang guru

Yumna sendiri tertawa melihat interaksi kedua seniornya ini, "Kakaknya Riki ada-ada aja deh, gak kayak adeknya yang terkesan agak pendiam",

"Hah?"

"Iya, kak Haru. Kakaknya Riki"

"Bukan, dia mah gebetannya", kedua alis Yumna terangkat saat mendengar ucapan Johan, kayak bertanya gini dalam hati 'Mang ea?'

"Mereka saling suka, cuma pada ga sadar aja. Selain itu, Riki orangnya ga pendiem kalo sama orang terdekatnya dia anaknya rada usil",








🐥

"Bang Jo suka sama kak Haru?", Johan agak terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Riki, tapi sebisa mungkin ia tutupi wajahnya

"Kenapa emang? Lo juga suka?"

"Riki juga gatau bang, tapi yang pasti Riki gamau suka sama Kak Haru", Johan mengangguk pelan mendengarkan nya

"Bagus deh, seenggaknya kita bukan rival", Johan ada perasaan lega mendengar penuturan Riki barusan

"Bang Johan beneran suka sama kak Haru?"

"Emangnya keliatan banget ya?", Ucapnya sambil terkekeh, ia melihat Riki mengangguk pelan

"Dari kapan?"

"Dari.... Lu dateng diantara gue dan Harumi, mungkin. Gue juga ga engeh mulai suka nya kapan, tapi tiap gue deket dia ada perasaan aneh yang muncul tapi bikin gue nyaman", Johan melirik ke arah langit sambil tersenyum, karena lucu baginya Suka dengan temannya sendiri

Percakapan mereka berdua terhenti hingga mereka sampai di halte bus, untungnya bus yang ditumpangi Johan langsung datang jadi tidak pulang kemalaman

"Bus gue udah dateng. Gue duluan",

"Gue saranin lu jangan terlalu deket-deket sama Haru. Gue...... gasuka soalnya", Johan menaiki bus setelah menepuk pundak Riki beberapa kali sebagai salam perpisahan

Johan berdiri didepan pintu masuk bus sambil melambaikan tangannya ke arah Riki yang masih memperhatikannya

"Kalo gue gamau gimana bang?", Ucapan Riki tersebut masih terdengar jelas di indra pendengaran Johan walaupun samar karena bersamaan dengan pintu bus yang tertutup










🐥

Fate And Hate - Nishimura Rikiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن