08

44 5 0
                                    

Harumi menyapa warga sekolah yang ia temui ditengah jalan menuju kantin bersama Johan disampingnya, "Riki!", Dirinya memanggil Riki yang ingin berjalan terlebih dahulu ke kantin

"Parah banget gak nungguin, biasanya nungguin" Riki dengan pelan melepaskan rangkulan Harumi yang melingkar dibelakang lehernya

"Maaf gasuka ya?", Riki menggeleng pelan sambil tersenyum. Ia memperhatikan Harumi yang sangat antusias bercerita dengan Johan, ah pasti bercerita tentang hubungannya dengan Jake, tetapi mengapa wajah Johan biasa saja?

"Kak?"

"Mmm?"

"Gimana sama kak Jake?", Harumi terdiam, ia tidak melanjutkan makanannya yang sudah ia sendok ke mulut

"Kenapa?"

"Kakak bukannya pacaran sama kak Jake dari pas kita ada di Bromo?", Ucapan Riki itu mengagetkan Johan yang sedang makan disamping nya

"Emang iyak?", Ucapnya dengan sangat amat terkejut hingga matanya membulat

"Kamu liat Riki?", Riki mengangguk singkat dan dapat ia dengar helaan nafas dari Harumi

"Iya aku---"

"Beneran pacaran lu sama Jake ternyata?"

Harumi mendecak, "Makanya dengerin dulu, jangan main potong aja kambing"

"Iya bener kemarin tuh emang ditembak sama kak Jake di Bromo tapi langsung aku tolak gitu aja. Rasa suka aku ternyata cuma bentuk kagum sama sosok Jake bukan jatuh cinta", Johan mengangguk, Riki lega dan ia juga dapat melihat kalau Johan ikut lega

"Aneh lu",







🐥

Yeflin memasuki kelas Johan dan Harumi, kebetulan kedua anak itu lagi belajar bersama mumpung lagi jam kosong, tapi Yeflin tiba-tiba saja masuk ditengah mereka

"Jo, pulang sekolah ada waktu ga?", Johan menyatukan alisnya terlihat berfikir lalu menggeleng

"Lo ikut gua sebentar gue mau ngomong", Harumi menahan senyumannya, ia tau pasti apa yang akan diomongkan oleh Yeflin

"Yaudah ngomong aja disini daripada nungguin nanti pas pulang sekolah"

"Gabisa!"

"Kenapa?"

"Ya pokoknya gabisa. Udah ya, jangan lupa nanti pokoknya di deket lapangan baseball", Yeflin berlalu begitu saja dari kelas mereka berdua, Harumi menyenggol lengan Johan yang ada disebelahnya sambil tersenyum

Sepulang sekolah, Johan benar-benar datang ke tempat yang sudah dijanjikan oleh Yeflin, pinggiran lapangan baseball yang paling luas diantara lapangan di sekolahnya

Harumi grasak-grusuk sendiri dibelakang kursi penonton yang jaraknya dekat dengan posisi Johan dan Harumi, tangannya memegangi tangan Riki agar anak itu menemaninya

"Kak udah yuk pulang aja. Aku anterin deh sampe rumah"

"Ck, bentar Riki dikit lagi itu mereka lagi ngobrol, nanti--"

"Gue suka sama lo Han"

Harumi refleks menaruh telunjuknya dibibir ke arah Riki

"Kok bisa?"

"Kok bisa? Ya mana gue tau Han, yang jelas gue suka iri kalo lo deket-deket sama Harumi. Gue... Gue mau jadi pacar lo",

"Yef, sorry gue gabisa. Gue anggep lo tuh sama kayak Harumi, sebatas temen ga lebih"

"Yakin?", Johan melihat keraguan dimata Yeflin saat mendengar ucapannya tadi, tapi bukankah yang Johan katakan sudah benar?

"Yakin, sorry ya gue gabisa nerima lo. Gue duluan",

Harumi menarik Riki untuk menjauh ketika Johan hampir saja melewati tempat persembunyian mereka, namun telat karena Johan sudah melihat tubuh Riki yang tinggi, ia pun memanggil kedua temannya itu

"Ngapain kalian berdua"

"Nguping, disuruh kak Haru"

Yang disebut namanya cuma menampilkan senyuman bodohnya ke arah Johan, bukannya marah Johan malah tersenyum sambil mengacak rambut Harumi

"Yuk pulang"

"Lu kenapa nolak dia"

"Ya karena gue gasuka dia"

"Terus lu sukanya siapa?", Johan menatap mata Harumi lalu menggeleng, dirinya juga sebenernya tidak tahu suka sama siapa, tapi yang jelas dirinya hanya ingin terus berada diposisi ini, posisi seperti sekarang yang membuatnya cukup nyaman dan merasakan kehangatan dari seorang Harumi

Riki tersenyum penuh arti melihat kedua seniornya itu, perjalanannya terhenti karena ponselnya tiba-tiba berbunyi, dari Yumna yang mengatakan bahwa dirinya harus segera ke ruang club komputer, tentu itu menjadi kabar baik. Setelah ia gabung ke club itu, dirinya mendapatkan perhatian lebih dari senior-seniornya karena berhasil membuat film pendek Animasi walaupun durasi film itu hanya satu menit saja

Riki menoleh ke arah Harumi dan Johan yang sedang sibuk membicarakan tentang pertandingan mereka dan latihan intensif untuk melatih dirinya dan para atlet lain yang sudah lolos seleksi. "Kak Jo kak Haru aku duluan ya maaf gabisa pulang bareng kalian"

"Kenapa?"

"Senior aku yang dari club suruh aku datang ke ruangan club buat peninjauan hasil karya Riki"

Harumi dan Johan hanya mengangguk, Johan menepuk-nepuk pundak Riki dan Harumi yang mengatakan semangat Padanya sebelum Riki berlari meninggalkan Harumi dan Johan

"Lama banget lu Rik"

"Sorry sorry", Riki dikejutkan dengan omelan Yumna didepan pintu club sambil melipat kedua tangannya di dada. Riki duduk di kursinya yang biasa ia duduki didepan komputer miliknya

"Riki, kita mau ngomongin soal karya kamu, jadi gini bulan depan kan ada perlombaan poster animasi antar siswa SMA/SMK dan Mahasiswa se Indonesia, nah kamu mau gak kalo misalnya kamu yang kita daftarin buat maju ke perlombaan itu? Ga sendirian kok sama Yumna", Riki menoleh ke arah Yumna, perempuan itu tersenyum sumringah ke arah Riki

"Hadiahnya apa kak?", Senior yang ia ketahui sebagai ketua club itu terkekeh mendengar pertanyaan Riki

"Hadiahnya 5 juta + komputer untuk pemenangan", baru mendengarkannya saja Riki sudah cukup tertarik

"Tapi perlombaan di laksanainnya di Bandung. Kamu bisa kan?", Riki terlihat berfikir lalu ia mengangguk samar, para seniornya itu bernafas lega mendengar itu

"Untuk transportasi Jangan khawatir, tugas kalian berdua cuma fokus ke perlombaan dan gue saranin sih pikir tema dan judulnya mulai dari sekarang biar ga gugup banget lah disana"

Yumna mengangguk semangat, ia lalu duduk dikursinya lalu mulai mencari-cari konsep tema yang menurutnya menarik

"Tanggalannya kapan nanti gue kabarin di grup yang pasti sih diadainnya bulan depan"










🐥

Fate And Hate - Nishimura RikiWhere stories live. Discover now