Chapter 4 : 8 - 10

1.3K 123 27
                                    

"Kalian sudah selesai beristirahat?"

Terdengar suara Dewa Kematian saat mereka sedang mengobrol.

Meskipun mereka terhalang dinding transparan namun kenyataannya dinding itu bisa ditembus jika orang yang hendak menembusnya tidak memiliki niat jahat.

"Kita akan mulai rekaman berikutnya."

"Apa?"

"Bukankah belum 2 jam?"

"Hei Dewa Bodoh, apa mau mu?!"

'Sepertinya diriku yang lain juga membenci Dewa Kematian. Yah itu karena dia masih aku.'

Og!Cage berpikir diikuti dengan seringainya. Sangat berbeda dengan pemikiran satu orang. Itu adalah pria berambut merah.

'bajingan ini ... Dia bahkan tidak memberiku waktu bernapas. Aku masih khawatir dia akan menyebutkan tentang novel itu. Aku berharap dia tidak akan menyebutkan tentang itu di rekaman kali ini juga.'

Yahh, dia hanya bisa berharap karena pasti semua orang diruangan itu baik pihak TCF maupun TBOAH akan semakin bertanya-tanya tentang apa yang dia dan Dewa Kematian bicarakan.

Alberu yang melihat Cale mengerutkan keningnya mau tak mau khawatir.

"Dongsaeng?"

Ucap Alberu sambil menyenggol bahu Cale yang membuat sang empu tersentak.

"Ya, Hyung?"

"Kau baik-baik saja? Kau sedang memikirkan apa?"

"Aku baik-baik saja dan aku tidak sedang memikirkan apapun."

"Benarkah?"

Tanya Alberu dengan penasaran sambil menaikkan satu alisnya.

'Aku tidak mempercayainya.'

Alberu tahu setiap kali orang ini berbicara seperti itu, dia pasti sedang memikirkan hal yang dia tidak ingin ada orang yang tahu.

Cale mengangguk menjawab Alberu.

"Hm. Baiklah."


__________________________________________________

5

4

3

2

1

TIIIITTT
CHAPTER 8 - 10
__________________________________________________

"Tuan muda, semalam anda tertidur nyenyak sekali, jadi saya tidak membangunkan anda."

Cale ketiduran. Dan lagi, Ron yang membawakannya es lemonade dan bukannya air dingin biasa justru membuat suasana hatinya semakin memburuk. Akan tetapi, Cale juga tidak berani memprotesnya.

Karena di sekeliling leher Ron, kini ada perban yang membalutnya.

"Apa kamu terluka?"

"...Apa anda mengkhawatirkan saya?"

"Tidak, hanya mengganggu untuk dilihat."

"Ini bukan apa-apa kok. Saya hanya tercakar kucing."

Apa 'kucing' itu sebutan dia untuk orang biasa?

Dia pun berusaha menghindari tatapan Ron, yang penuh senyuman, dan berjalan menuju ke pintu kamarnya. Dia perlu bergerak lebih cepat lagi gara-gara ketiduran semalam.

"Apakah anda akan segera keluar lagi?"

"Iya. Aku akan mengurus sendiri urusanku di luar."

TCF REACTION║FANFIC [Ongoing]Where stories live. Discover now