Tarian Penghianatan

2 2 0
                                    

Seorang pria dengan topeng yang hanya menutupi bagian matanya saja, muncul dari balik tirai, siap untuk memulai aksinya di hadapan para penonton. Walaupun seluruh tubuhnya sudah muncul di atas panggung, tangannya yang satu lagi masih merenggang ke arah belakang tirai. Sembari perlahan menarik tangannya, terlihat sebuah tangan yang nampak menggenggam tangan sang pria bertopeng itu. Tidak lama setelahanya, terlihat seorang pria lain muncul juga sembari memakai sebuah topeng yang hanya menutupi bagain matanya. Pria pertama menggunakan topeng berwarna putih, sedangkan yang muncul terakhir memakai topeng hitam.

Iringan musik perlahan terdengar dan menggema ke seluruh ruangan. Seiring dengan musik yang mulai dimainkan, mereka pun mulai menari. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, tarian mereka semakin menarik perhatian para penonton.

Di tengah tarian, pria bertopeng putih mengeluarkan sebilah pisau. Suara kaget dari arah para penonton terdengar. Terlihat mereka masih menari beberapa gerakan lagi. Tarian itu begitu memikat dan menghipnotis, mereka menghipnotis penonton agar tidak melepaskan pandangan para penonton dari mereka.

Tshh!

Pria bertopeng putih menikam sang pria bertopeng hitam, meninggalkan penonton sekali lagi dengan ekspresi terkejut dan mungkin sedikit kepanikan.

"Itu terlalu realistis." Pikiran mereka.

Meski begitu, kedua pria itu tetap menari seolah tidak terjadi apa-apa. Darah keluar dari tubuh sang pria bertopeng putih. Walaupun demikiam, mereka berdua terus menari seolah tidak terjadi apa-apa. Ke mana pun mereka pergi, darah akan mengikuti.

Tes, tes, tes....

Setiap kali mereka bergerak di atas panggung, mereka meninggalkan sebuah jejak berdarah di tempat merek menari. Tarian itu sungguh memikat. Namun juga menakutkan pada saat bersamaan. Tidak ada penonton yang berani mengalihkan pandangan mereka. Pria bertopeng hitam itu berputar dengan anggun mengikuti arahan pria bertopeng putih, seolah ia tidak memiliki luka apa pun di tubuhnya.

Bagaikan seorang teman yang terus percaya pada sabahat terbaiknya tanpa mempertanyakan pilihan sang sahabat, ia terus mengikuti sang sahabat. Bahakan saat ia telah ditikam dari belakang pun, ia tidak menyadari dan merasakan apapun. Ia terus mengikuti sang sahabat dengan polosnya tanpa pertanyaan. Pemahaman itulah yang ditangkap para penonton.

"Naif." Menjadi satu-satunya kata yang terbesit di pemikiran para penonton untuk peran pria yang memakai topeng hitam.

Musik terus terdengar, mengiringi tarian berdarah mereka. Tidak ada yang tau dari mana asal musik itu. Suara musik yang menggema di seluruh ruang memberi kesan misterius yang tidak dapat dideskripsikan. Namun siapa yang peduli dari mana asal lagu itu? Tarian berdarah di atas panggunglah yang menjadi satu-satunya pemilik dari perhatian seluruh penonton.

Alunan melodi musik seolah mengatakan bahwa tarian itu hampir berakhir. Kedua pria itu terlihat bersiap untuk gerakan penutup mereka. Sang pria bertopeng putih terlihat mengarahkan pria bertopeng hitam untuk suatu hal. Sang pria bertopeng hitam telihat berputar sembari menjauh dari pria bertopeng putih. Beberapa putaran Sang pria bertopeng hitam membuat jarak di antara dia dan Sang pria bertopeng putih semakin lebar.

Tap!

Suara sentakan kaki pria bertopeng putih membuat segalanya diam bisu. Musik tidak lagi terdengar sebagai pengiring. Pria bertopeng hitam juga menghentikan gerakannya tepat di saat ia hampir tertutup tirai. Pria bertopeng putih terlihat berdiri di atas panggung, tepat di tengah. Sorot lampu hanya Nagaraj padanya, seolah memberi kesan bahwa ia adalah spotlight nya

Prok, prok, prok.

Tepuk tangan terdengar dari seluruh kursi. "Pembawaan tema untuk penghianatan yang sungguh unik." Mereka bilang. "Tidak pernah sekalipun aku melihat drama dengan pembawaan seperti ini sebelumnya." Kata yang lain. "Bravo! Sungguh sebuah cerita untuk diceritakan." Kata yang lain lagi.

Semua orang terus memberi pujian untuk mereka karena menampilkan sesuatu yang indah, namun.... Unik, mungkin. Benar, itu adalah kisah unik tentang bagaimana Anda penggambaran kisah pengkhianatan dengan cara yang artistik.

"Ho... Sebuah kisah tentang seorang sahabat yang hanya memanfaatkan temannya saja, kah. Habis manis, sepah di buang. Ia menghianati temannya yang polos itu dengan mudahnya. Membuang nya, dan mencuri spotlight nya untuk dirinya sendiri. Benar-benar mencerminkan manusia." Gumam seorang penonton yang nampak menganalisis makna drama itu.

Sang pria bertopeng putih nampak membungkuk untuk memberi penghormatan. Nampak pria bertopeng hitam juga melakukan hal yang sama setelah di soroti cahaya lampu.

Setelah beberapa saat, pria bertopeng hitam nampak berjalan ke arah balik tirai. Tidak lama setelahnya, pri bertopeng putih juga ikut meninggalkan panggung. Walau sebagain wajah mereka nampak tertutup topeng, cukup jelas terlihat bahwa ekspresi buruk apa pun di wajah mereka. Keduanya sama-sama meninggalkan panggung seolah tidak terjadi hal buruk apapun. Tapi.... Apa benar tidak terjadi apapun?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Di Atas PanggungWhere stories live. Discover now