Ah, Rere jadi bertanya-tanya. Ada kalimat yang mengatakan jika. Masa lalu akan selalu menjadi pemenangnya. Lalu ada juga yang seperti ini. Pria hanya jatuh cinta satu kali, jika ia menikah dengan wanita yang tidak dicintainya itu berarti ia hanya melanjutkan hidupnya. Apakah itu juga berlaku pada hubungannya dengan Ares?

Rere tau, konsekuensi mencintai Ares. Apalagi sikap pria itu yang sekarang semakin hangat, membuat Rere jatuh semakin dalam. Ia tau, hati Ares masih terikat dengan wanita yang dicintainya. Rere tau, saat ia memutuskan untuk mencintai Ares, maka yang ia dapatkan adalah rasa sakit. Karena, love is pain. Rere tidak mempermasalahkan itu. Memang sakit, tetapi di sisi lain juga terasa menyenangkan di hatinya. Jadi, ia memutuskan akan menikmatinya sampai hatinya benar-benar lelah dan ingin berhenti dengan sendirinya.

“Kak Ares .....”

“Hmmm.”

“Aku mencintaimu.” Setelah mengatakan itu, Rere memperdalam ciuman mereka. Mengabaikan reaksi yang diberikan Ares saat mendengar kalimat yang baru saja ia ucapkan.

ᥫ᭡

Seperti tidak terjadi apa-apa, setelah Rere menyatakan perasaannya pada Ares. Rere dengan sikap santainya, membuat Ares bisa dengan nyaman bersikap seperti biasa. Meskipun beberapa kali Ares mencuri pandang ke arah Rere yang terlihat sibuk dengan makanan di mejanya. Wanita itu terlihat sangat menikmati. “Rencananya besok aku ingin mengajakmu untuk bermain ski. Apakah kamu sudah merasa baik-baik saja?” tanya Ares pada Rere.

Rere menatap Ares mengangguk sembari tersenyum hangat. “Ya. Aku sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, kak.”

“Jam berapa kita akan pergi?” Lanjutnya bertanya.

“Mmm ... bagaimana jika setelah makan siang?”

“Oke, boleh.”

“Oiya, ada yang ingin aku tanyakan, kak.”

“Ingin bertanya apa, Re?”

“Berapa lama kita akan di sini?”

“Satu bulan, mungkin bisa lebih. Kenapa?”

“Kak Ares serius dengan yang baru saja kakak ucapkan?”

Ares mengangguk santai. “Tentu saja. Memangnya kenapa, Re?”

“Bagaimana dengan pekerjaan kakak? Apakah tidak masalah untuk ditinggal selama ini?”

“Aku bosnya, Re.”

“Apakah tidak ada alasan lain, selain kak Ares adalah bosnya?” tanya Rere menaikkan sebelah alisnya.

Ares menatap Rere, lalu menggelengkan kepala. “Tidak ada,” jawabnya lalu tertawa di akhir kalimat. “Tenang saja, Re. Selama satu minggu sekali aku menyuruh perwakilan kantor untuk menyusul kemari untuk rapat atau jika tidak kita rapat online.”

“Ah, begitu. Baiklah,” ujar Rere menanggapi. “Selama satu bulan kita akan berada di sini, lalu apa saja yang akan kita lakukan?”

“Swiss adalah negara impianmu. Tentu pasti kamu memiliki list apa saja yang akan kamu lakukan saat sudah berada di sini, kan?” tanya Ares membuat Rere mengangguk.

“Ya, lalu?”

“Lalu? Gunakan saja listnya. Lagipula sekarang kamu sudah berada di negara yang kamu impikan sejak dulu, kan?” ujar Ares menanggapi. “Tentu juga kamu tidak akan melewatkan kesempatan ini, kan, Re?”

“Tapi aku hanya ingat beberapa saja.”

“Tidak masalah. Kita akan melakukan hal-hal apa saja yang kamu ingat terlebih dulu. Yang lainnya, bisa menyusul sembari kamu mengingat-ingatnya.”

“Begitu ya.”

“Tentu saja, Re. Tidak keberatan, kan?”

Rere dengan cepat menggelengkan kepalanya. Tentu saja ia tidak keberatan dengan usulan Ares. Justru malah ia merasa sangat senang sekali. Sampai rasanya, tidak bisa hanya dijelaskan dengan kata-kata saja. “Tidak! Justru aku sangat senang, kak. Terima kasih!”




💐

Selain di Wattpad, The Sunset is Beautiful Isn't it? Sudah tersedia sampai bab 30 di KaryaKarsa: @thxyousomatcha

Btw, kisah Ares dan Rere di KaryaKarsa mulai dari bab 25 sampai nanti selesai, setiap update-an bab langsung berisikan 3 bab ya. Harganya juga lebih terjangkau daripada per-babnya.

Bab 25. Rere's Birthday
Bab 26. Rere's Other Side (21+)
Bab 27. Tell A Story
Bab 28. With Families
Bab 29. My Spoiled Husband
Bab 30. Tidak Tau Malu

Lalu ada juga di KBM App

Beautiful Heart (On Going) Where stories live. Discover now