Chapter 2

1.6K 56 0
                                    

Pagi ini Sharon berangkat pagi-pagi sekali karena tidak ingin kejadian seperti kemarin terulang kembali. Sesampainya di Lobby dahinya mengkerut karena tiba-tiba kehebohan terjadi. Ia mendekati karyawan lain untuk mencari tahu apa yang terjadi.

"Pak Thomas datang. Aku kaget sekali karena biasanya Pak Thomas jarang datang pagi." ujarnya.

Sharon hanya mengangguk saja lalu ikut berbaris seperti yang lain nya.

"Selamat Pagi, Pak Thomas." sapa mereka semua sambil menunduk hormat.

Sharon akan menunduk hormat tapi saat ia melihat siapa sosok CEO itu betapa terkejutnya Sharon karena dia adalah orang yang sama dengan orang yang tak sengaja ia tabrak kemarin.

Oh my god!

Wajahnya seketika memucat karena takut kejadian kemarin membuat Bosnya marah lalu memecatnya karena kecerobohan nya? baru saja 2 hari bekerja dirinya sudah membuat masalah dan itu dengan CEO nya langsung.

Huh!

Apa Sharon harus Meminta maaf? Atau membiarkan nya? Mungkin juga Bosnya sudah lupa kepadanya. Ya, lebih baik Sharon tetap diam saja.

"Ekhem." deheman dari seseorang membuat Sharon terkejut.

Seakan dejavu seperti kejadian kemarin ia tak sengaja menatapnya! Langsung saja ia menunduk memberi hormat kepada bosnya. Ia merutuki dirinya sendiri karena melakukan kecerobohan lagi.

''Siapa namamu?'' tanya pria yang kemarin menegurnya.

Seketika Sharon gugup karena semua mata tertuju kepadanya apalagi saat mata elang berwarna gelap itu juga menatapnya.

''Hmm, saya karyawan baru. Nama saya Sharon Rosemary." cicit nya pelan.

"Tidak sopan. Harusnya kau memberi hormat kepada Pak Thomas."

"Maaf, Pak. Saya salah, maafkan saya." Sharon membungkuk tanda ia sangat menyesal.

''Biarkan dia pergi'' ujar Thomas.

Sharon lega sekali, karena lagi dan Thomas tidak memperpanjangnya. mereka semua pun pergi.

Sunny menghampiri Sharon.

''Untung saja Pak Thomas membiarkanmu pergi kalau tidak, kau pasti akan di pecat oleh Pak Dio.''

''Aku pikir tadi aku akan di pecat, apalagi ini bukan kesalahan sekali saja. kemarin aku juga melakukannya.''  desah nya lega.

Mulai sekarang ia harus lebih hati-hati agar kejadian ini tidak terulang kembali. setelah itu Sharon kembali ke ruangan nya. ia berkutat dengan pekerjaan nya sampai ia melihat Cara yang menerima telpon diam-diam.

Siapa yang yang menelpon nya? Apakah kekasihnya?

Sharon menggelengkan kepala nya karena menurutnya itu bukan urusan nya jadi lebih baik ia kembali fokus bekerja saja agar ia tidak di pecat. Tak terasa, sudah waktunya untuk pulang.

"Kejutan!" seru Nessi dan Kira sahabat nya.

"Kalian mengagetkanku saja." gerutu Sharon mengelus dada.

Nessi dan Kira terbahak melihat wajah terkejut sahabat nya.

"Ayo, ke sini. Kami sudah membeli makanan untuk merayakan kau di terima kerja." Nessi menarik Sharon ke meja makan. Sudah ada beberapa makanan yang mahal di sana.

"Kenapa kalian membeli makanan ini? Membuang-buang uang saja." gerutu Sharon. Ia tahu kebutuhan kedua sahabatnya ini cukup besar jadi ia tidak ingin mereka menghamburkan uang yang sudah susah payah mereka cari.

"Tidak, apa-apa. Kau baru mendapat pekerjaan. Kami ingin merayakan nya." jelas Kira.

Sharon terharu sekali dengan kebaikan mereka berdua. Mereka bertiga sudah berteman sejak SMP.

DESIRE (Comolete) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz