005

44 4 0
                                    


Sore itu, para anggota ateez memanfaatkan situasi sekolah yang kosong saat para siswa berada di kelasnya untuk memasang berbagai perangkat yang telah mereka persiapkan sebelumnya.

Dengan menyembunyikan bom asap di tempat-tempat yang telah mereka intai untuk berjaga jaga jika terjadi keadaan darurat.

Bel kelas pun berbunyi, mereka bersipa untuk pertunjukan yang akan datang, namun ada sebuah sinyal yang datang

"kakak laki-laki itu menghilang!"

Itu adalah sinyal dari Yeosang. Ia kabur dari Yeosang dan dengan cepat Yeosang mengejarnya, namun kakak laki-laki itu sudah menghilang ditengah kerumunan siswa yang hendak pergi memenuhi panggilan bel.

Seonghwa yang turun ke lantai satu bersama adik laki-laki itu bingung setelah menerima sinyal dari Yeosang.

"siapa yang menghilang? Kakak ku?!!"

Bersamaan dengan itu salah seorang siswa berlari menuju alun-alun dan berteriak "Apa yang kau lakukan disana?!"

Itu Wooyoung yang ke lantai paling atas. Saat sebuah pikiran terlintas di benaknya Hongjoong menatap Mingi dan San dengan cemas. adik laki-laki itu pun menepis tangan Seonghwa dan berlari ketengah alun-alun seakan ia tau apa yang akan kakaknya itu lakukan.

Dengan tergesa Wooyoung menaiki anak tangga menuju lantai paling atas. Angin bertiup masuk kedalam jendela pecah ditengah lorong, tetesan darah merah tercecer jatuh dari pecahan kaca.

Saat Wooyoung mendongak, ia melihat kakak laki-laki itu berdiri di pagar sempit yang menempel pada jendela. Kakak laki-laki itu menatap kakinya, dibawah juga terdapat sisiwa yang berkumpul dialun-alun.

"aku hanya punya satu hari tersisa sebelum kelulusanku. Hanya satu hari dari empat puluh tahun sekolahku selesai. Tapi kalian telah menggegerkan orang dan mempengaruhi saudaraku dan mengacaukan ku. Hidpuku hancur sekarang!"

"tidak ada kehidupan yang pernah hancur! Dengan kau seperti ini tidak akan menyelesaikan apapun!"

"kalau aku tidak lulus ujian aku akan diseret ke tempat pembuangan.. jika itu bukan hancur lalu apa?!" kakak laki-laki itu berteriak kearah Wooyoung dengan emosi yang meningkat.

Saat ia ingin menatap Wooyoung kebawah, ia tergelincir sebelum akhirnya tersangkut pagar lagi. Kakak laki-laki itu panik dan bernafas tidak stabil.

"setidaknya aku bisa menjadi penjaga di kelas dua, tapi sekarang... semuanya salah!" kakak laki-laki itu kembali berteriak.

"selama ini kau hidup di bawah tetapan pemerintah, aku tahu hanya itu batasanmu. Dengarkan aku, kau hanya tengah bingung karena merasakan emosi untuk pertama kalinya. Kebingungan adalah sesuatu yang dialami oleh semua orang dan merupakan bagian dari hidup mereka. Dengan melewatinya kau bisa memilih jalanmu sendiri. Kau telah menjadi boneka selama ini, dan sekarang kau bisa memilih dan menjalani kehidupanmu sendiri. Akan ku pastikan, kami akan berada disana untuk menolongmu."

"ya, mungkin kalian benar. Meskipun begitu aku tidak ingin menjalani kehidupan yang berbeda dengan orang lain."

Ucap kakak laki-laki itu dengan air mata yang mengalir di wajahnya. Ia menyeka air matanya dan kembali mempertanyakan ada air keluar dari mataku? Apa ini? Aku tahu ada yang salah dengan pikiranku, kurasa sekarang tubuhku juga rusak, pikirnya.

"KAKAK!"

kakak laki-laki itu melihat kebawah mendengar suara yang familiar baginya. Diantara wajah-wajah kusam, hanya satu wajah yang menunjukkan emosi...

Itu adalah adik laki-lakinya. Ia dapat mengenalnya bahkan dari kejauhan sekalipun. Air yang sama keluar dari mata adik laki-lakinya. Wajah penuh emosi dan tampak bersinar seolah perasaan kakaknya telah diproyeksikan padanya. Ia pun menutup matanya rapat rapat.

ATEEZ STORYLINE 🏴‍☠️ [BAHASA INDONESIA]Where stories live. Discover now